KPP Gelar Training Peningkatan Kapasitas bagi Pekerja Sosial Perempuan di Bandung

News

by Akhmad Kusairi

Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) mengadakan Training Peningkatan Kapasitas bagi Pekerja Sosial Perempuan dalam membangun narasi positif. Training berlangsung selama dua hari pada Rabu-Kamis, 2-3 November 2022 di el Royal Hotel Bandung Jawa Barat. Peserta training berasal dari Pekerja Sosial dari Dinas Privinsi Jawa Barat dan dua perwakilan Civil Society Organization (CSO) yaitu dari Jaka Tarub dan Fatayat NU Jawa Barat.

Direktur Eksekutif Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) Noor Huda Ismail mengatakan bahwa KPP adalah sebuah lembaga yang ingin menyelesaikan masalah sosial di tengah masyarakat. KPP menurut Huda ingin melawan narasi dari kelompok radikal dengan kontra narasi terorisme atau narasi alternatif.

“Fokus KPP adalah membuat Narasi. Narasi itu kita kemas dalam bentuk film, buku, podcast dan website Ruangobrol.id. Untuk website Ruangobrol beberapa waktu lalu kami menang penghargaan dari Pemerintah Austria,” kata Alumnus Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.

Lebih lanjut, Noor Huda menyampaikan alasan memilih Jawa Barat karena banyaknya penduduk di Jawa Barat yaitu berkisar 50 juta penduduk. Karena banyaknya penduduk membuat masalahnya yang timbul banyak. Salah satu masalahnya adalah fenomena radikalisme dan terorisme.

“Alasan memilih Jawa Barat karena Jawa Barat lebih besar dari Canada. Karena jumlah penduduknya lebih banyak dari Penduduk Canada. Karena besar, masalahnya juga banyak. Selain itu Jawa Barat menjadi tempat kontestasi pertempuran isu Agama dan Negara,” imbuh Sutradara Jihad Selfi itu.

Lebih lanjut, dia berharap bisa membuka kantor cabang di Jawa Barat. Sehingga bisa berkolabolarasi dengan Pemerintah Jawa Barat dalam menyelesaikan masalah-masalah di Jawa Barat.

“Kami ingin bekerja bareng-bareng Pemerintah dengan pendekatan interpreneur. Kalau di Yogyakarta, kami punya kantor di tengah kampung dan bikin pelatihan eco printing,” pungkas Ayah tiga anak itu.

BACA JUGA: Memahami Narasi di Sekitar Kita

Sementara itu, perwakilan dari Canada Fund for Local Inisiatif (CFLI) Jessica Chang menyambut baik pelaksanaan training peningkatan kapasitas untuk Pekerja Sosial itu. Dia berharap ke depan bisa terus bekerja sama dengan KPP dalam menyelesai masalah sosial.

“Menyambut baik atas terlaksananya training peningkatan kapasitas bagi Pekerja Sosial Perempuan. Semua memiliki hak yang sama agar terbebas dari kekerasan berbasis gender,” kata Jessica.

BACA JUGA: Mengapa Para BMI Perempuan Rentan Terpengaruh Paham Radikal?

Hal Senada disampaikan Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat Dodo Suhendar. Menurut Dodo, training bagi Pekerja Sosial itu sangat penting dan diperlukan guna menambah amunisi bagi jajarannya dalam menyelesaikan permasalahan sosial di masyarakat. Lebih lanjut, dia mengharapkan jika banyak orang yang terlibat dalam masalah sosial sosial. Ke depan Dodo berharap bisa berkolaborasi dengan KPP dalam penyelesaian masalah sosial di wilayah Jawa Barat.

“Dengan dibuatnya training ini sangat bermanfaat guna mendukung penyelesaian masalah sosial di masyarakat. Ini merupakan suatu tambahan senjata bagi pekerja sosial. Intinya pekerja sosial, bagaimana kita memiliki kemampuan untuk segera mengatasi masalah sosial. Masalah sosial itu bisa menimbulkan konflik. Bayangkan gara-gara narasi terbakar emosinya sehingga menyebabkan perkelahian. Saya sangat mendukung, ini sejalan dengan kami. Salah satu isu kami meningkatkan sosial services,” pungkas Dodo.

Training Peningkatan Kapasitas Bagi Pekerja Sosial Perempuan dalam Membangun Narasi Positif itu diikuti oleh 15 orang peserta dengan empat orang fasilitator. Mereka adalah Direktur Yayasan Empatiku Mira Kusumarini, Direktur Serve Siti Darojatul Aliah, Direktur Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikalisasi (PAKAR) Moh Adhe Bakti dan Direktur Program KPP Aditya Gana. Training ini terlaksana berkat dukungan dari Pemerintah Canada melalui Canada Fund for Local Insisiatif (CFLI). (*)

Komentar

Tulis Komentar