Identitas Lebih Dari Satu ? Itu Sebuah Keniscayaan

Other

by Arif Budi Setyawan

Bagi para penggemar film tentangseorang agen rahasia atau mata-mata, tentunya sudah sangat familiar jika tokohsang agen dalam film itu memiliki banyak identitas lengkap dengan alatpenyamaran dan dokumen pendukungnya.


Sebagai contoh dalam beberapaskuel film Jason Bourne, digambarkan bahwa Jason Bourne memiliki banyakidentitas lengkap dengan paspornya. Ia menggunakan satu identitas untuk sebuahmisi dan menggunakan identitas yang lain untuk misi yang lain lagi. Semakinbanyak misi yang ia lakukan maka semakin banyak pula identitas yang ia gunakan.


Dalam kehidupan kita sehari-hari didunia nyata, pada dasarnya kita juga memerlukan beberapa identitas untukmendapatkan pengakuan dari orang-orang di sekitar kita. Dan itulah sebenarnyafungsi dari identitas, yaitu untuk dapat diterima dan mendapat pengakuan disebuah lingkungan. Semakin spesifik sebuah identitas yang dibutuhkan padasebuah lingkungan, biasanya semakin sempitlah lingkungan yang tercipta.


Contoh sederhana :


Jika saya mencari kawan yangharus memiliki identitas yang sama dengan saya, yaitu ia harus : manusia,muslim, warga negara Indonesia, bersuku Jawa, warga Muhammadiyah, anggotaJamaah Islamiyah, fans Liverpool, dan harus mantan narapidana kasus terorisme,mungkin sampai mati juga saya tidak akan menemukan kawan dengan kriteriaseperti itu. Mungkin saya akan menjadi satu-satunya orang yang memiliki semuaidentitas itu.


Untuk sebuah keunikan diri saya, sayaperlu identitas-identitas itu, tapi untuk bisa bergaul dengan luas dan bisaberbuat baik dalam lingkup yang lebih luas, saya harus menggunakan identitasyang sesuai dengan medan amal yang ingin saya lakukan.


Berbeda jika saya hanyamenggunakan identitas sebagai manusia, maka saya akan diterima oleh seluruhmanusia di muka bumi ini dan memandang sama semua manusia di muka bumi ini,sehingga di seluruh muka bumi ini adalah lingkungan bagi saya. Dengan identitasini saya akan leluasa untuk berbuat baik dalam lingkup kemanusiaan, sepertimenolong korban bencana alam, memberi makan orang kelaparan, dst.


Tapi ketika kita mulaimenambahkan warna kulit dalam identitas kita dan memandang manusia berdasarkanwarna kulit, maka mulailah ditemukan penyempitan lingkungan karena manusiamemiliki warna kulit yang beragam. Ada kulit putih, kulit coklat, kulit hitam,kulit kuning, dst. Demikian pula ketika kita menambahkan agama, ras, suku,golongan, dll dalam identitas kita, maka akan kita dapati semakin banyaklingkungan yang tercipta di antara kita.


Ketika semakin banyak lingkunganyang tercipta akibat perbedaan –yang merupakan keniscayaan dari penciptaanmanusia-, di satu sisi akan membuat dunia ini semakin berwarna, tetapi di sisiyang lain bisa membuat manusia menjadi terkotak-kotak dalam lingkungan yangsempit manakala ia tidak bisa menerima perbedaaan identitas yang ada.


Betapa banyak kita temui dalamsejarah peradaban manusia, manusia saling berperang hanya karena inginmemaksakan sebuah identitas kepada golongan yang lain ? Betapa banyak yangberperang hanya untuk menunjukkan keunggulan sebuah ras ? Betapa banyakkegagalan yang terjadi pada sebuah kaum hanya karena tidak mau bekerjasamadengan kelompok lain padahal punya tujuan yang sama ?


Ketika seseorang tidak bisamenghargai perbedaan dan cenderung menganggap dirinya atau kelompoknya lebihunggul dari kelompok –dengan identitas- lain, pada saat itulah pada dasarnya iatelah menutup diri dari salah satu pintu rahmat dan pertolongan Tuhan.


Mengapa ?


Karena manusia adalah makhluksosial (tidak bisa hidup sendiri) yang lemah dan hanya akan kuat jika iadikuatkan oleh Tuhannya melalui orang-orang di sekitarnya.


Seorang pejuang tidak bisaberjuang sendirian. Sebuah ormas tidak bisa berjuang sendirian. Sebuah negaratidak bisa berdiri atau tegak sendirian. Lalu mengapa kita sulit menerima danmenghargai perbedaan yang ada ? Mengapa kita masih sering mengharapkan kelompoklain yang mengikuti jalan perjuangan kita, tetapi pada saat yang sama kitasebenarnya merasa perlu bekerjasama dengan mereka untuk mewujudkan cita-citakita ?


Bagi saya pribadi, jika inginberbuat baik maka saya akan mengabaikan identitas-identitas yang bisa menjadipenghalang perbuatan baik itu. Tapi ketika ingin membahas atau terjun ke dalamsuatu masalah yang spesifik, maka saya akan menggunakan identitas yang spesifikpula. Misalnya membahas bola, pasti saya akan pakai identitas saya sebagai fansLiverpool. Ketika membahas masalah radikalisme tentu saya akan memakai identitassaya sebagai mantan napi terorisme. Tapi ketika saya ingin berbagi makanandengan sesama napi di Lapas, maka saya hanya akan menggunakan identitas sayasebagai manusia.


Source Images : https://www.dictio.id/uploads/db3342/original/2X/6/674a78ce6d61b23cdaab566b3acbd937d4b607e3.jpg


https://www.dictio.id/uploads/db3342/original/2X/6/674a78ce6d61b23cdaab566b3acbd937d4b607e3.jpg

Komentar

Tulis Komentar