Contoh Proses Transformasi Pesantren Terafiliasi JI di Lampung (1)

Other

by Arif Budi Setyawan

[caption id="attachment_15758" align="aligncenter" width="600"] Logo SMP IT Nurul Iman, Pesawaran, Lampung[/caption]

Terbatasnya waktu dan biaya membuat kami sejauh ini baru bisa memantau dan mendampingi perkembangan dua pesantren terafiliasi JI di Lampung. Yaitu pada Pondok Pesantren SMPIT Nurul Iman Pesawaran dan Pondok Pesantren Al Muhsin Metro.


Kami memprioritaskan kedua lembaga ini karena selain hampir semua ustadz dan unsur pesantren dari keduanya telah melakukan islah, juga menjadi dua lembaga pendidikan terafiliasi JI yang telah menunjukkan progres perkembangan terbaik.


Kedua pesantren ini memang berbeda dalam proses bertansformasi menjadi lebih moderat, namun memiliki kesamaan yang menjadi modal utama atau pondasi dalam proses transformasi berikutnya. Kesamaan itu ada pada keterbukaan pesantren terhadap pembinaan maupun upaya tabayyun oleh pihak-pihak dari luar pesantren. Sedangkan perbedaan proses transformasi antara keduanya sangat dipengaruhi oleh kondisi internal pesantren dan kondisi lingkungannya (eksternal).


Pesantren yang lebih besar dan lebih lama berdirinya akan cenderung lebih lambat proses transformasinya karena semakin besar pesantren semakin besar pula unsur-unsur yang ada di dalam pesantren tersebut. Sehingga untuk mencapai sebuah kesepakatan baru diperlukan upaya yang lebih banyak.


Dalam hal ini kami melihat pesantren Nurul Iman memang lebih cepat proses transformasinya bila dibandingkan dengan pesantren Al Muhsin. Kami mencatat beberapa progres terbaik sejauh ini dari kedua pesantren tersebut. Saya akan mencoba menguraikannya di bawah ini.


Sekilas Pesantren Nurul Iman


Pondok Pesantren SMPIT Nurul Iman didirikan pada tahun 2004 di Desa Purworejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran Lampung. Ide pendirian pesantren berasal dari beberapa orang kader Jamaah Islamiyah Lampung yang didukung oleh para tokoh masyarakat setempat.


Saat itu belum ada pesantren modern yang memiliki jenjang pendidikan formal di daerah tersebut. Sehingga keberadaannya cepat mendapatkan perhatian dan simpati dari masyarakat. Nurul Iman saat itu juga menjadi tempat para alumni pesantren terafiliasi JI asal Lampung melakukan tugas pengabdian.


Dalam perkembangannya, Nurul Iman menginspirasi berdirinya lembaga-lembaga pendidikan lainnya di daerah Pesawaran dan Pringsewu yang dipelopori oleh kader-kader JI di wilayah itu. Ada yang mendirikan SDIT, pesantren tahfidz Al Qur’an, dan banyak TPQ di desa-desa.


Di tahun 2019 Nurul Iman sempat berselisih dengan salah satu petinggi FKPP-JI. Perselisihan itu disebabkan adanya perpecahan di dalam FKPP-JI akibat mulai maraknya penangkapan pada para petinggi Jamaah Islamiyah. Intinya Nurul Iman menolak gagasan salah satu faksi dalam FKPP-JI yang ingin membuat wadah baru selain FKPP-JI.


Sejak saat itu para ustadz senior dan pengurus yayasan mulai berpikir untuk sekalian keluar saja dari FKPP-JI. Alasannya saat itu Jamaah Islamiyah mulai kacau dengan adanya penangkapan para petingginya. Cepat atau lambat, secara organisasi JI akan hancur.


Sementara proses dakwah di masyarakat masih harus dilanjutkan sebagaimana tujuan utama pendirian pesantren. Bila ikut kebijakan politik para pimpinan JI yang sedang kacau karena penangkapan, justru akan mengganggu perkembangan dakwah melalui pesantren.


Di tahun 2020 Nurul Iman mulai melakukan transformasi. Tidak lagi mengikuti “garis-garis besar haluan pesantren” yang ditetapkan oleh FKPP-JI. Nurul Iman mulai berbenah tanpa adanya intervensi lagi.


Dimulai dengan bersikap lebih terbuka dan lebih pro-aktif pada program-program pemerintah melalui dinas terkait. Kemudian para ustadz-ustadznya juga mulai mengkaji kurikulum alternatif dan tantangan pelaksanaan kurikulum alternatif tersebut.


Maka ketika ada program islah di tahun 2021-2022 itu menjadi titik awal yang sangat penting dalam proses transformasi di Nurul Iman. Meskipun proses transformasi sejatinya sudah dimulai sejak sebelum islah, tapi momen islah itu menjadi momentum yang tepat untuk menunjukkan ke publik bahwa Nurul Iman sedang melakukan proses transformasi.


(Bersambung)

Komentar

Tulis Komentar