Secercah Cahaya Baru Dari Pesawaran Lampung

Tokoh

by Arif Budi Setyawan Editor by Redaksi

Sebuah pesan WhatsApp masuk ketika saya sedang menunggu sarapan di Sabtu pagi kemarin (24/5/2025). Pesan dari seorang ustaz muda yang telah dipercaya menjadi “mudir” (direktur) sebuah pesantren di Pesawaran Lampung. Nurul Iman nama pesantrennya dan Syahid Robani nama ustaz muda itu. Dia telah menjadi mudir di pesantren itu sejak tahun 2018 atau sejak dia berusia 22 tahun.

Pesan singkat yang disertai gambar itu sukses menyentak kalbu, membangkitkan sebuah kebanggaan sekaligus semangat untuk meningkatkan amal sholeh kami di masa mendatang. Pesan itu berisi ilustrasi sampul buku yang sudah tertera judul bukunya, dengan caption di bawah gambar, “Cover buku, lagi berimajinasi tad. Dari kemarin nyempetin coret-coret tulisan, tapi ya secara general ini tentang refleksi saya selama memimpin pondok”.

Saya membalas pesan itu dengan menyampaikan bahwa saya dengan senang hati siap mendampingi dan membimbing dalam penulisan buku itu. Bagi saya, refleksinya itu akan sangat berharga bagi khalayak yang ingin mengetahui proses transformasi sebuah pesantren. Dari pesantren yang menganut kurikulum khas jaringan pesantren terafiliasi kelompok Jamaah Islamiyah (JI) menjadi pesantren yang moderat dan terbuka. Dengan tidak meninggalkan ciri khas keunggulan pesantren yang selama ini telah dikenal masyarakat.

Pesan itu adalah hasil atau jawaban dari upaya saya merayu dan memotivasinya sejak awal 2023 agar dirinya menuliskan proses transformasi di pesantrennya. Betapapun saya beberapa kali menuliskan tentang transformasi pesantrennya di Ruangobrol maupun di laporan penelitian, kekuatannya tidak akan sedahsyat jika dituliskan oleh “orang dalam”. Itu yang selalu saya sampaikan kepadanya dalam setiap kesempatan bertemu.

Terakhir ketika bertemu pada 23 April lalu saya kembali menyampaikan, betapa publik sangat ingin tahu contoh proses transformasi pesantren terafiliasi JI. Di saat mereka baru mengikuti perkembangan JI setelah pembubaran resmi dan bertanya-tanya tentang bagaimana dengan jaringan pesantren terafiliasi JI, Pesantren Nurul Iman telah sukses –meski masih ada sedikit kendala internal – melakukan transformasi yang dimulai sejak 2021.

Baca juga: Contoh Proses Transformasi Pesantren Terafiliasi JI di Lampung

Antum mungkin tidak bisa menuliskan proses itu di media nasional, tapi kami di Ruangobrol siap memperjuangkan tulisan antum. Itu sesuai dengan visi kami yang ingin menjadikan Ruangobrol sebagai rujukan bagi orang-orang yang ingin mengetahui proses transformasi seseorang atau kelompok dari negatif menjadi positif. Ayolah, ini momentum yang tepat. Jangan ditunda-tunda lagi. Tulisan antum akan menjadi modal utama kami untuk merayu dan meyakinkan ustaz-ustaz di pondok-pondok terafiliasi JI lainnya agar mau menuliskan proses transformasi yang sedang dilakukan”. Itu kata-kata terakhir saya saat itu.

Akhirnya kata-kata itu membuahkan hasil kemarin. Bagi saya, pesan itu berisi sebuah komitmen. Komitmen untuk bekerja bersama-sama dalam berkarya untuk umat dan bangsa. Lebih dari itu, itu juga menjadi pencapaian baru saya sebagai aktivis reintegrasi sosial.

Kini saya sedang membantunya menuliskan roadmap tulisannya. Kami ingin sebagian tulisannya di buku itu juga menghiasi halaman Ruangobrol selama proses penulisan buku. Dan bahkan kami berharap dia akan menjadi kontributor tetap di Ruangobrol. Menuliskan kegiatan-kegiatan positif teman-teman eks JI Lampung setelah pembubaran akan menjadi bacaan menarik bagi banyak orang. Dan itu akan berlangsung dalam waktu yang panjang.

Baiklah, mari kita tunggu tulisan-tulisannya yang tak lama lagi akan muncul di Ruangobrol.

Foto bersama Ustaz Syahid Robani, Direktur Pesantren Nurul Iman Pesawaran Lampung (Dok. Pribadi 23/4/2025)

Komentar

Tulis Komentar