Pagi itu (24/4/2025) matahari bersinar cerah menerangi kawasan kampus terbesar di kota yang berjuluk Kota Tapis Berseri. Sejak pukul 8.00 di depan ruang auditorium Gedung A Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) tampak bekerumun orang-orang yang mengantri untuk mengisi daftar hadir di meja registrasi. Bertugas di meja registrasi ada satu orang dari tim Ruangobrol yang dibantu beberapa mahasiswa Unila.
Di dalam ruangan auditorium pun tak kalah sibuk. Beberapa orang tampak wara-wiri mempersiapkan perelengkapan yang dibutuhkan dalam acara bertajuk “Diskusi Buku Anak Negeri Di Pusaran Konflik Suriah dan Pemutaran Film Road To Resilience”. Termasuk dua orang MC yang tengah melakukan gladi bersih bersama tim teknis gabungan antara tim Ruangobrol dan tim Unila.
Acara tersebut merupakan kerjasama antara Ruangobrol (Kreasi Prasasti Perdamaian) dengan Universitas Lampung yang didukung oleh Pemprov Lampung. Untuk koordinasi dan persiapan acara, Ruangobrol telah menugaskan salah satu stafnya yang telah berada di Bandar Lampung sejak tanggal 14 April 2025.
Hingga acara dimulai pada pukul 09.00, tercatat ada 95 orang yang hadir di luar para wartawan dan para dosen Unila. Dari jumlah itu, 51 di antaranya merupakan mahasiswa Unila. Menurut dosen Unila, banyaknya mahasiswa yang tidak hadir karena ada tugas kuliah yang lebih urgen.
Sementara yang hadir dari CSO, terbanyak adalah dari para binaan Unit Identifikasi Dan Sosialisasi (Idensos) Densus 88 AT Satgaswil Lampung, yaitu sebanyak 27 orang yang berasal dari Bandar Lampung dan sekitarnya. Sisanya ada dari Duta Damai BNPT Lampung, KMHDI, IPPNU, dan dari GP Anshor.
Acara dimulai tepat pukul 09.00 WIB. Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dilanjutkan dengan do’a yang dibawakan oleh salah satu mahasiswa Unila. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan-sambutan.

Sambutan pertama disampaikan oleh Direktur Ruangobrol, Dr. Noor Huda Ismail. Pria yang sedang menjalani fellowship di RSIS NTU Singapura itu menyampaikan bahwa acara ini adalah bagian dari upaya Ruangobrol secara nasional untuk mengkampanyekan konsep 5R (Repatriasi, Rehabilitasi, Relokasi, Reintegrasi, dan Resiliensi) dalam penanganan WNI yang kini masih berada di wilayah konflik Suriah.
Untuk memahami persoalan WNI di konflik Suriah, dirinya memperkenalkan teori Glokalisasi. Yaitu bagaimana melihat sebuah persoalan yang terjadi di global namun mengkontekskannya dengan apa yang terjadi di lokal. Lebih jauh ia menganalogikan glokalisasi dengan apa yang dilakukan oleh gerai fast food jaringan McDonald. McDonald adalah jaringan bisnis makanan global namun dalam menunya mengadopsi makanan khas di mana McDonald berdiri, seperti nasi uduk atau rendang di Indonesia.
Lebih lanjut ia juga menjelaskan kenapa kampus dipilih sebagai tempat untuk sosialisai. Kampus dipandang sebagai tempat yang tepat untuk melakukan kajian akademik maupun kajian strategis dalam mengimplementasikan teori 5R yang disosialisasikan oleh Ruangobrol. Kajian akademik itu penting untuk terus dilakukan agar semakin melengkapi apa yang telah dirumuskan oleh Ruangobrol.

Pada sambutan kedua oleh Sekretaris Daerah Provinsi Lampung yang diwakilkan kepada Sekretaris Bakesbangpol Provinsi Lampung, Hermansyah Saleh, S.STP, M.S.i, disampaikan bahwa pihaknya mengapresiasi sebesar-besarnya atas penyelenggaraan acara tersebut. Menurutnya, acara tersebut dapat membantu meningkatkan wawasan kebangsaan di masyarakat. Khususnya dalam meningkatkan pengetahuan tentang persoalan terkait radikalisme-terorisme yang memerlukan kesadaran bersama dalam menanganinya. Selain itu juga beliau menambahkan, bahwa acara seperti ini menjadi penting karena dapat menunjukkan adanya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, CSO, dan media dalam upaya pencegahan radikalisme-terorisme.

Dalam sambutan berikutnya, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila, Prof. Sunyono menyampaikan ucapan terimakasih atas dipilihnya Unila sebagai mitra utama dalam acara ini. Pihaknya berharap kegiatan ini dapat menjadi sebuah ruang refleksi dan pembelajaran bersama bagi kita semua tentang realitas konflik. Bahwa konflik kemanusiaan tidak hanya di Suriah, tetapi juga ada di Palestina, juga ada di Rusia, dan ada di Afganistan, dan seterusnya. Dan konflik ini juga akan sedikit banyak membawa dampak negatif bagi anak bangsa.
Setelah memberikan sambutan, Prof Sunyono bersama Direktur Ruangobrol (KPP) melakukan penandatangan perjanjian kerjasama antara Unila dan KPP yang dilanjutkan dengan sesi foto bersama.

Berikutnya acara dilanjutkan dengan pemutaran film Road To Resilience. Selama pemutaran, semua peserta tampak khidmat dan antusias menyimak film hingga selesai. Beberapa peserta dari mahasiswa ada yang mengambil gambar suasana pemutaran film. Mungkin untuk konten media sosial mereka.

Setelah pemutaran film, MC mempersilakan para narasumber diskusi yaitu: Dr. Noor Huda Ismail (penulis buku Anak Negeri Di Pusaran Konflik Suriah), Febri Ramdhani (protagonis film Road To Resilience), Fitri Juliana Sanjaya, S.IP, M.A (Dosen Hubungan Internasional FKIP Unila), dan moderator Dr. Arie Fitria, MT, DEA, untuk tampil ke panggung yang disediakan.
Dalam sesi diskusi dan talk show, moderator memberikan juga kesempatan kepada salah satu binaan Idensos Densus 88 Satgaswil Lampung untuk sharing pengalamannya yang pernah dikirim oleh kelompoknya ke Suriah pada tahun 2014.
Kemudian dari pihak Idensos juga diberikan kesempatan untuk berbagi pengalamannya dalam membina para mantan narapidana teroris (napiter) dan para mantan anggota kelompok JI. Dalam penjelasannya, pihak Idensos menyebut bahwa dalam membina mereka, pihaknya juga telah bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk dengan sektor swasta dan CSO seperti KPP.

Di samping itu, dalam sesi tanya jawab, ada banyak peserta yang ingin menyampaikan pertanyaan. Tim KPP menghitung ada 10 orang lebih yang mengangkat tangan untuk bertanya, namun karena keterbatasan waktu hanya 4 orang yang sempat mengajukan pertanyaan.
Tepat pukul 12.30 semua rangkaian acara di Unila telah selesai. Selanjutnya tim teknis Ruangobrol bergerak ke RRI Bandar Lampung untuk persiapan melakukan taping podcast offline. Kemudian setelah beramah tamah dan makan siang, pada pukul 13.30 Dr. Noor Huda Ismail menyusul ke RRI Bandar Lampung.Di sana telah menunggu tim teknis RRI Bandar Lampung dan narasumber dari Bakesbangpol Provinsi Lampung.
Podcast tersebut dipandu oleh Ikhwan Wijaya (host RRI Bandar Lampung) dengan narasumber Dr. Noor Huda Ismail (Direktur KPP) dan Kepala Bakesbangpol Provinsi Lampung yang diwakilkan kepada Sekretaris Bakesbangpol Provinsi Lampung, Hermansyah Saleh, S.STP, M.H. Proses taping podcast tersebut memakan waktu kurang lebih 1 jam yang dimulai sejak pukul 14.20 WIB.

Podcast tersebut telah tayang di kanal Youtube RRI Bandar Lampung pada Senin (28/4/2025) di tautan berikut: https://www.youtube.com/watch?v=UzXvO-FX9aM
Komentar