TUBAN, JAWA TIMUR - Suasana keakraban dan semangat persatuan terasa kental dalam acara silaturahmi yang digelar di Desa Punggul Rejo kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Ahad (13/10/2024). Acara yang mengusung tema "Merajut Kerukunan, Membangun Negeri" ini dihadiri oleh Ustadz Saifuddin Umar alias Abu Fida, tokoh masyarakat setempat, pemuda, dan perwakilan aparat penegak hukum.
Kegiatan yang diinisiasi oleh TERBANG (Paguyuban Eks Narapidana Teroris NKRI Pegiat Sosial Tambang) bekerjasama dengan pemuda Rengel dan aparat penegak hukum setempat ini bertujuan untuk menyebarkan pesan kerukunan dan toleransi di tengah masyarakat. Acara yang dihadiri oleh sekitar 20 orang peserta ini berlangsung hangat dan penuh makna.
Baca juga: Eks Napiter dan Kemerdekaan RI ke-79: Sebuah Refleksi Dari Grahadi
Ustaz Abu Fida, yang dikenal sebagai mantan narapidana kasus terorisme yang telah bertobat dan kini aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, membagikan pengalaman hidupnya yang penuh lika-liku. Ia menekankan pentingnya menjaga keharmonisan dalam bernegara melalui sikap toleransi dan saling menghargai perbedaan.
"Saya pernah berada di jalan yang salah, tapi Allah memberikan kesempatan kedua. Kini saatnya saya berbagi tentang indahnya hidup rukun dalam keberagaman," ujar Ustadz Abu Fida di hadapan para peserta. Ia melanjutkan, "Indonesia adalah rumah kita bersama. Perbedaan suku, agama, dan pandangan politik seharusnya menjadi kekuatan, bukan alasan perpecahan."

Acara yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam ini diisi dengan dialog interaktif antara Ustadz Abu Fida dan peserta. Berbagai pertanyaan seputar isu-isu kerukunan dan toleransi dalam konteks kekinian dibahas secara terbuka dan mendalam.
Salah satu peserta Putra (30), ketua karang taruna setempat, mengungkapkan apresiasinya terhadap acara ini. "Sharing session dengan Ustadz Abu Fida membuka mata kami bahwa perbedaan itu indah. Kami jadi lebih paham bagaimana menyikapi keberagaman dengan bijak," tuturnya.
Anggota TERBANG, Beni, eks napiter dari Lamongan menjelaskan latar belakang diadakannya acara ini. "Kami, para mantan narapidana kasus terorisme yang telah bertobat, merasa memiliki tanggung jawab moral untuk berbagi pengalaman dan mengajak masyarakat menjauhi jalan kekerasan," jelasnya. "Melalui TERBANG, kami ingin berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara."

Acara silaturahmi ini juga diwarnai dengan sesi diskusi kelompok, di mana peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas isu-isu aktual seputar kerukunan dan toleransi di lingkungan mereka. Hasil diskusi kemudian dipresentasikan dan ditanggapi oleh Ustadz Abu Fida dan tokoh masyarakat yang hadir.
Bapak Nasiin, tokoh masyarakat Rengel, mengapresiasi kegiatan ini. "Sungguh momen yang berharga. Kita bisa belajar dari pengalaman Ustadz Abu Fida dan bersama-sama memikirkan cara menjaga kerukunan di desa kita," ungkapnya.
Di penghujung acara, TERBANG bekerjasama dengan pemuda setempat membagikan santunan kepada anak-anak yatim di wilayah Rengel. Sebanyak 20 anak yatim menerima bantuan berupa perlengkapan sekolah dan uang tunai. "Ini bentuk kepedulian kami terhadap generasi penerus bangsa. Semoga bantuan kecil ini bisa membantu mereka dalam menuntut ilmu," kata Ustadz Abu Fida.
Aang M Yusuf Amiruddin (10 ), salah satu penerima santunan, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Terima kasih banyak, semoga Allah membalas kebaikan para donatur," ucapnya dengan mata berbinar.

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Abu Fida, memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi bangsa dan negara. Para peserta tampak terharu dan tersentuh, beberapa di antaranya bahkan tak kuasa menahan air mata.
Kegiatan silaturahmi ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan bagi terciptanya pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga kerukunan dan toleransi di tengah masyarakat. TERBANG berencana untuk menggelar acara serupa di berbagai daerah lain di Indonesia sebagai bagian dari misi mereka menyebarkan pesan perdamaian dan toleransi.
Dengan berakhirnya acara ini, peserta diharapkan dapat menjadi agen-agen perdamaian di lingkungan masing-masing, menyebarkan virus toleransi dan kerukunan di tengah masyarakat. Sebagaimana pesan Ustadz Abu Fida di akhir ceramahnya, "Jadilah lilin yang menerangi kegelapan, bukan api yang membakar perbedaan".
Foto-foto: (Dok. Panitia Kegiatan)
Komentar