Kembali Ke Keluarga (1)

Other

by Arif Budi Setyawan

Pada hari Kamis sore tanggal 20 Oktober 2017, sayadipanggil oleh Pak Zulkifli Bintang Kasi Binadik Lapas Salemba yangpada waktu itu sedang bersiap hendak berolahraga sore. Beliaumemberitahu bahwa ada telpon dari Dirjenpas yang menyatakan bahwa SKPembebasan Bersyarat saya sudah keluar dan harap diambil padakeesokan harinya. Tapi pada waktu itu tanggal kebebasan saya belumdiketahui karena baru akan diketahui pasti setelah menerima SK-nya.


Keesokan harinya sejak selepas shalat Jum’atsaya gelisah menunggu-nunggu panggilan dari kantor Binkemaswat untukmengetahui kapan tanggal kebebasan saya. Biasanya setiap SK PBdatang, warga binaan yang bersangkutan akan segera dipanggil untukdiberitahu tanggal kebebasannya. Saya perkirakan selepas Jum’at SKitu pasti sudah sampai di Kantor.


Sampai datang waktu Ashar belum dipanggil juga.Wah, jangan-jangan salah informasi nih. Saya mulai sedikit gusar.Tapi akhirnya semuanya sirna ketika jam 4.15 sore saya dipanggil olehPak Marhadi Kusumah, Kasubsi Binkemaswat.


Ketika saya menghadap beliau di ruang kerjanya,beliau menyodorkan SK dan semua berkas yang diperlukan untuk prosespembebasan saya yang telah ditandatangani oleh Kalapas. Ternyatasampai sore begitu saya baru dipanggil adalah karena menyelesaikanproses yang administrasi yang melibatkan Kalapas terlebih dahulu.


Di SK itu tertera tanggal 23 Oktober 2017 sebagaihari kebebasan saya. Semua berkas yang memerlukan tandatangan Kalapassudah beres semua, dengan harapan agar proses pembebasan saya padahari Senin bisa berjalan lebih cepat. Tinggal membuatkan surat lepaspada hari pembebasan yang hanya perlu ditandatangani oleh KepalaPengamanan Lapas dan Komandan Regu Pengamanan yang bertugas pagi itu.


Hari Sabtu dan Minggunya saya berkeliling keteman-teman dari blok lain untuk berpamitan dan menyempatkan ngopibareng untuk yang terakhir kalinya. Suasana haru pun menghiasi acarapamitan dan ngopi bareng itu. Bagaimana pun saya telah melalui banyakhal bersama mereka dan tak lama lagi akan tiba saatnya kami berpisah.


Setelah menjalani masa pidana selama 3 tahun 3bulan dan 27 hari, akhirnya sampailah saya pada hari kebebasan sayapada hari Senin tanggal 23 Oktober 2017. Pagi itu saya berolahragaseperti biasanya jogging mengelilingi lapangan untuk yang terakhirkalinya. Setelah jogging saya makan pagi bersama dengan komandan regupengamanan beserta wakilnya.


Pagi itu saya membelikan sarapan nasi uduk untuksemua anggota regu pengamanan yang bertugas pagi itu sebagaipelaksasnaan nadzar saya, bahwa jika saya bebas saya akan membelikansarapan untuk semua regu pengamanan yang bertugas pada saatpembebasan saya.


Baru saja saya selesai sarapan bersama komandanregu pengamanan di pos jaga, Pak Sapto Priyanto dari Pusat Riset IlmuKepolisian dan Kajian Terorisme Universitas Indonesia (PRIK-KT UI)lewat di depan pos jaga menuju kantor Registrasi. Hari itu beliaumemang bermaksud menjemput saya dan mengantar saya ke Bapas Bogor dansampai di rumah paman saya di Tambun yang menjadi penjamin PembebasanBersyarat saya.


Saya pun buru-buru kembali ke kamar untuk persiapan dan pamitan kepada rekan-rekan di Blok C. Jam 8.15 pagi saya mulai menjalani rangkaian prosedur pembebasan yang semuanya memakan waktu sekitar 45 menit. Setelah semua beres, saya bersama Pak Sapto dan Pak Danil (Staf Binkemaswat yang bertugas mengantar ke Bapas) kemudian berangkat dengan menggunakan mobil Pak Sapto menuju kejaksaan Jakarta Pusat untuk melaporkan kebebasan saya sebagai bagian dari prosedur lanjutan setelah keluar dari Lapas.


Setiap warga binaan yang bebas bersyaratdiharuskan melaporkan kepada kejaksaan terlebih dahulu baru kemudiandiantarkan ke kantor Balai Pemasyarakatan yang menjadi tempatmenjalani pembimbingan kemasyarakatan. Jadi, bagi yang bebasbersyarat masih harus menjalani masa bimbingan kemasyarakatan. Nah,ketika urusan di Bapas selesai barulah tugas petugas dari Lapasselesai. Untuk selanjutnya saya menjadi tanggungjawab penjamin sayadan petugas bimbingan kemasyarakatan Bapas.


Karena penjamin saya berdomisili di Tambun Bekasiyang merupakan wilayah kerja Bapas Bogor, maka setelah urusan dikejaksaan Jakarta Pusat selesai kami harus melanjutkan perjalanan keBapas Bogor yang lumayan jauh jaraknya. Tapi karena euforia kebebasanyang meluap-luap, perjalanan Jakarta-Bogor kemudian balik lagi keLapas Salemba untuk mengantarkan petugas Lapas yang mengantar keBapas, lalu baru menuju ke Tambun itu saya anggap sebagai perjalananwisata. Cukup melelahkan memang tapi saya senang sekali.


(Bersambung)

Komentar

Tulis Komentar