MY PRISON MY COLLEGE : Bagaimana Saya Menemukan Kebahagiaan di Penjara ? (3)

Other

by Arif Budi Setyawan

Hubungan yang baik dengan banyakorang membuat saya akhirnya dapat menemukan hal-hal yang menyenangkan darihubungan itu. Hal-hal yang menyenangkan itulah yang kemudian membuat hari-harisaya di lapas menjadi penuh warna dan berarti.


Saya seperti menemukan dunia baruyang bisa menjadi alternatif dalam beramal selain yang sudah biasa saya jalanisejak dulu. Betapa tidak, hanya dengan mengobrol dan bercanda kami bisa salingmenghibur dan menguatkan. Apalagi jika sampai bisa berbagi makanan atau sekedarmembelikan kopi lalu ngopi bareng.


Saya bisa menemukan banyak halyang menyenangkan dari hubungan baik dengan banyak orang itu karena saya selaluberusaha mensyukuri apa yang saya dapati. Jika tidak bisa bersyukur, makasebanyak apapun kebaikan yang ditemui akan terus dirasa kurang. Sebaliknya,jika mudah bersyukur maka sedikit apapun kebaikan yang ditemui akan terasasangat berarti.


Sebagai contoh misalnya saya bisangobrol bareng dengan seorang napi lansia dan mendengarkan cerita-ceritapengalaman hidupnya. Bagi orang lain mungkin itu dianggap sebagai sesuatu yangbiasa atau malah menjadi rutinitas yang membosankan, tapi bagi saya itu mengandungbeberapa pelajaran.


Ada pelajaran tentang menghargaiorang yang lebih tua meskipun ia adalah seorang kriminal, dan ada pelajaranyang bisa dipetik dari kisah hidupnya, yang mana hal itu tidak bisa sayadapatkan di luar sana.


Di dalam penjara saya juga jadilebih memperhatikan hal-hal yang saya temui dengan lebih detail dan mencobamelihat banyak hal dengan sudut pandang yang baru.


Misalnya melihat seorang kriminalbukan dari sudut pandang orang baik melihat orang jahat, tapi dari sudutpandang kenapa orang itu bisa melakukan tindakan kriminal. Atau melihat sebuahkarya bukan dari kualitas dan keindahannya, tetapi dari bagaimana prosesterciptanya karya itu. Atau melihat keshalihan seseorang bukan dari tampilanatau banyaknya amalannya, tetapi dari usahanya bertaubat dari kejahatannya dimasa lalu.


Khusus bagi orang-orang yangbertaubat itu, saya lebih menghargai mereka daripada orang yang kelihatanshalih tapi sombong. Kan banyak tuh di luar sana orang yang semacam itu ?Bahkan saya merasa perlu mencontoh semangat mereka dalam bertaubat.


Hal inilah yang di kemudian hariakhirnya membuat saya bersedia membantu mengajari segelintir orang yangbertaubat dan ingin belajar Islam. Saya merasa berdosa dan takut jatuh dalamkesombongan jika menolak untuk membantu mereka belajar Islam. Dan saya pernahmenangis karena terharu dengan kesungguhan mereka tatkala saya membacakan kisahtaubatnya tiga orang sahabat Rasulullah SAW yang diabadikan dalam Al Qur’an.


Ada sebuah kebahagiaan tersendiribisa membantu orang yang ingin bertaubat karena saya pun sebenarnya juga sedangdalam proses taubat dari kesalahan-kesalahan saya. Jadi, dengan membantu merekasaya merasa menjadi lebih kuat dan lebih bersemangat dalam proses taubat saya.


Benarlah apa yang pernahdikatakan salah satu ustadz saya :”jika ingin belajar tentang jihad, makabelajarlah kepada mujahid”. Tetapi dalam konteks ini saya mengubahnya menjadi :“jika ingin bertaubat, maka bergabunglah dari orang-orang yang bertaubat”.

Komentar

Tulis Komentar