Kisah Returni: Persahabatan Yang Membawa Ke Suriah (1)

Analisa

by Arif Budi Setyawan Editor by Arif Budi Setyawan

Rifat (52 tahun) –bukan nama sebenarnya-- adalah seorang pria yang memiliki hobi merestorasi motor-motor tua untuk kemudian dijual kepada kolektor. Ia juga seorang perajin batu akik yang cukup berpengalaman. Ketika ditangkap Densus 88 AT pada Maret 2015 ia juga sedang menggeluti bisnis travel agent yang saat itu sedang berjaya.

Dia adalah klien pendampingan saya yang pertama ketika saya mulai mengawali karir sebagai aktivis sosial bersama Kreasi Prasasti Perdmaian (KPP). Saya memilihnya karena beberapa alasan. Pertama, saya sudah lama mengenalnya sejak 2008 meski tidak terlalu akrab. Hanya sering ketemu di acara-acara tabligh akbar dan kegiatan-kegiatan di komunitas kami. Kedua, saya sempat sekamar di Rutan Mako Brimob Depok selama 5 bulan sebelum saya pindah ke Lapas. Ketiga, kisahnya bersama ISIS di Suriah sangat menarik untuk dikulik.

Pekerjaan utama Rifat sebelum tertangkap adalah travel agent, tetapi dari hobinya merestorasi motor-motor tua dan mengolah batu mulia ia juga mendapat tambahan penghasilan yang tidak sedikit. Boleh dibilang kehidupannya secara ekonomi pada waktu itu sudah berkecukupan.

Sedari remaja sampai tahun 2000 ia seperti orang awam kebanyakan, tidak pernah ikut kelompok pengajian atau kelompok pergerakan Islam. Bahkan menurutnya ia termasuk orang yang blakra’an (orang yang tidak punya prinsip atau idealisme dalam hidupnya).

Baru pada tahun 2001 ia diajak ikut mengaji oleh sahabatnya sejak kecil yang bernama Ziyad --bukan nama sebenarnya--. Ziyad adalah teman sepermainan sejak kecil di kampungnya. Meskipun di usia remaja Ziyad pindah ke daerah lain (tapi masih satu kabupaten) mereka tetap bersahabat dan masih sering saling silaturahmi.

Pada saat itu barulah ia tahu jika Ziyad selama ini telah mengikuti sebuah kelompok pergerakan (Jamaah Islamiyah) dan bahkan sempat ikut berjihad di Ambon. Ia jadi semakin respek kepada sahabatnya itu dan membuatnya jadi mengikuti semua ajakan Ziyad dalam urusan belajar ilmu agama dan membantu perjuangan Islam.

Kemana pun organisasi tempat Ziyad berlabuh dalam urusan perjuangan Islam, Rifat akan mengikutinya. Ziyad di Jamaah Islamiyah (JI) ia juga ikut JI, Ziyad ke Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) ia ikut ke JAT. Dan terakhir Ziyad mengajaknya ke Suriah ia pun berangkat ke sana.

Tetapi yang perlu digarisbawahi adalah ia sama sekali tidak pernah dibaiat oleh semua organisasi yang ia ikuti itu. Ia hanya mengikuti apa arahan dari Ziyad.

Ketika dirinya diminta oleh Ziyad untuk berangkat ke Suriah untuk membantu kaum muslimin (Sunni) yang sedang berperang melawan rezim Syiah Basyar As’ad, ia menyanggupinya hanya akan ikut selama 6 bulan saja.

Ia berpendapat bahwa membatu saudara muslim di luar negeri sementara di dalam negeri ada kewajiban lain yang tak boleh diabaikan seperti berbakti kepada orangtua, menjadi kepala keluarga yang baik, dan lain-lain, adalah fardhu kifayah. Yaitu jika sudah ada sebagian kaum muslimin yang melaksanakannya maka sudah gugurlah kewajiban itu.

Nah, ia meyakini jika sudah pernah membantu di sana berarti kewajibannya sudah gugur. Tidak harus terus di sana sampai mati. Begitu pendapatnya. Dan itulah motivasinya mau berangkat kesana. Ditambah lagi biaya semuanya ditanggung oleh Ziyad yang membuatnya sulit menolak ajakan sahabatnya itu.

(Bersambung)

(Ilustrasi: Pixabay)

Komentar

Tulis Komentar