BNPT : Tangani Terorisme Papua dengan Soft Approach

News

by Akhmad Kusairi

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar mengatakan pendekatan penanggulangan terorisme di Papua memprioritaskan pendekatan soft approach (pendekatan lunak). Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua sebagai kelompok teroris.

Pendekatan lunak tersebut harapannya dapat memunculkan peran aktif tokoh adat dan agama dalam menularkan karakter toleran dan nasionalis kepada masyarakat Papua. "Tokoh agama memegang peran yang sangat penting untuk membimbing dan mengajak masyarakat untuk membentuk tata kelola kehidupan yang baik melalui ajaran agama, begitu juga tokoh adat," kata Boy dalam acara "Silaturahmi Kebangsaan" bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), di Kabupaten Merauke pada Kamis (24/6) sebagaimana dilansir situs BNPT.

Acara Silahturahmi Kebangsaan yang dia hadiri merupakan wadah aspirasi perangkat daerah maupun unsur masyarakat lintas etnis dan agama untuk menciptakan Papua yang aman dan sejahtera. Menurut Boy, jalur dialog dan pembangunan kesejahteraan terus digalakan agar tidak ada lagi korban kekerasan di Tanah Papua.

Sebelumnya, Boy dalam acara Dialog Nasional untuk Kesejahteraan Papua, pada Jumat (11/6) lalu menekankan bahwa penanganan terorisme di Papua dengan pendekatan pembangunan kesejahteraan agar masyarakat merasakan kehadiran dan kepedulian negara. Pendekatan itu dilakukan dengan pembangunan fisik dan non fisik, serta membangun nilai-nilai kebangsaan yang belum ada.

Tidak kalah pentingnya, pendekatan kultural juga harus dilakukan bagi masyarakat Papua. Sebab wilayah itu masih sangat kental dengan unsur budaya dan adatnya. Peran tokoh adat jadi sangat penting dalam meredam konflik, dalam memberikan pemahaman dan pengertian terhadap nilai yang arif dalam kehidupan bermasyarakat.

"Mari kita hantarkan masyarakat Papua jadi aman dan damai untuk melahirkan kesejahteraan" harap Mantan Kapolda Papua tersebut.

Sebelumnya Densus 88 Anti Teror Mabes Polri sebelas orang terduga teroris di beberapa tempat di Kabupaten Merauke Papua akhir Mei 2021 lalu. Menurut keterangan Polisi penangkapan ini masih terkait dengan pelaku Bom Gereja Katedral Makassar pada akhir Maret lalu. Mereka yang ditangkap berasal dari jaringan Jamaah Ansharu Daulah (JAD). Mereka di Merauke berencana melakukan amaliah terhadap rumah ibadah. Namun aksi tersebut belum bisa dilakukan lantaran ketatnya penjagaan dari aparat keamanan.

 

Komentar

Tulis Komentar