Kisah Ketua Persadani yang Reaktif Covid-19 sebelum Berjumpa Ganjar

News

by Eka Setiawan

Tahun lalu, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda yakni 28 Oktober, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berulang tahun ke-52. Ganjar ketika itu mendapat hadiah spesial berupa bendera merah putih, diberikan oleh Sri Pujimulyo Siswanto alias Puji.

Ada kisah tersendiri di balik pemberian hadiah itu. Adalah ketika sore hari sebelum hari H, ada perubahan rencana. Perubahan itu terjadi ketika Machmudi Hariono alias Yusuf yang merupakan Ketua Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani) mendapatkan hasil reaktif ketika dites Covid-19.

Saya termasuk orang yang terlibat dari prosesi awal persiapan hingga bendera itu jadi. Ditemani beberapa polisi, kami melakukan beberapa pertemuan untuk rencana itu.

Bahan-bahan untuk membuat bendera, yakni kain warna merah dan warna putih kami beli pada Senin 26 Oktober 2020 alias 2 hari sebelum hari-H. Bahan-bahan itu kami beli di sebuah toko di Jalan Gajah Mada Kota Semarang. Malam hari.

Setelah bahan-bahan dibeli, kami tentunya juga bersama Yusuf, mendatangi rumah Nur Afifudin yang merupakan bendahara Yayasan Persadani di daerah Semarang Tengah. Sebab, di rumah Mas Nur – biasa kami menyebutnya – ada mesin jahit. Memang, bendera yang akan diberikan ke Ganjar adalah hasil jahitan sendiri.

Yusuf bersama Mas Nur, menjahitnya. Tentunya setelah diukur panjang dan lebarnya. Bendera pun jadi. Seorang polisi kemudian melengkapi dengan memberi kotak kado yang bagus sekali. Bendera yang sudah dijahit dimasukkan di dalamnya.

Koordinasi-koordinasi kami lakukan, termasuk dengan staf Gubernur. Koordinasi dengan Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah juga dilakukan. Hingga didapati ada semacam protokol, sebelum masuk ke ruangan acara semua peserta wajib tes Covid-19 dulu.

Sebab, ketika itu selain Ganjar yang ulang tahun, juga ada kegiatan upacara virtual Sumpah Pemuda di Komplek Kantor Pemerintah Provinsi Jateng di Jalan Pahlawan Kota Semarang.

Selain Yusuf, yang sudah masuk list undangan, ada pula Joko Tri Harmanto alias Jack Harun. Jack ini adalah Ketua Yayasan Gema Salam. Baik Persadani maupun Gema Salam sama-sama yayasan yang menaungi para mantan narapidana terorisme (napiter). Persadani lebih ke wilayah pantura, sementara Gema Salam untuk wilayah Solo Raya. Selain mereka berdua, ada pula beberapa anggota Gema Salam yang juga diundang.

Nah, pada Selasa petang, 27 Oktober 2020, setelah seharian berkoordinasi, kami pulang untuk kesibukan masing-masing. Yusuf tinggal di sebuah hotel yang disiapkan panitia, tak jauh dari lokasi acara esok harinya.

Petang itu, saya sendiri berada di studio musik bersama beberapa teman untuk acara 2 jam malam hari. Ponsel berdering tanda pesan WA masuk. Saya buka ternyata ada voice note yang dikirim Yusuf via WA. Isinya bikin kaget. Kira-kira begini isinya:

“Informasi, Yusuf reaktif Covid baru dites,” kata Yusuf ketika itu.

Saya panik. Kami panik.  Saya langsung menghubungi beberapa teman polisi dan teman lain yang beberapa hari itu berbarengan koordinasi. Akhirnya malam harinya bahkan sampai dini hari kami rembuk rapat dadakan. Yusuf memang beberapa hari terakhir terlihat flu. Kami menduga dia kelelahan, sebab ada beberapa kegiatan di Jawa Timur sebelumnya.

Kontak dengan Yusuf juga kami lakukan via ponsel. Karena acara sekira pukul 08.00 WIB pagi sudah mulai persiapan digelar, maka kami putuskan pagi-pagi betul juga ikut test Covid-19. Setelah subuh, kami test dan hasilnya negatif.

Termasuk pula Yusuf yang dites ulang, juga hasilnya negatif. Kami sama-sama lega. Sebab, banyak kegiatan yang harus digarap terutama soal kesehatan juga. Meski demikian, Yusuf tak diperbolehkan mengikuti rangkaian acara. Sebab, memang sudah diganti setelah kami koordinasi dengan pihak panitia. Pengganti Yusuf adalah Sri Pujimulyo Siswanto itu alais Puji, pengurus Persadani yang tinggal di kawasan Genuk Kota Semarang.

Akhirnya acara berjalan lancar. Bendera hasil jahitan mereka diterima Ganjar, termasuk para mantan napiter yang diundang ini bisa mengikuti upacara virtual Peringatan Sumpah Pemuda di komplek kantor Pemprov Jateng.

 

FOTO RUANGOBROL.ID/EKA SETIAWAN

Machmudi Hariono alias Yusuf bersama Nur Afifudin ketika mengukur bahan kain warna putih untuk dibuat bendera merah putih untuk kado ulang tahun Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Senin 26 Oktober 2020 malam. Bendera merah putih jahitan sendiri diberikan sebagai kado ulang tahun Ganjar yang jatuh pada 28 Oktober.

 

 

 

Komentar

Tulis Komentar