Kemis Ayah Terduga Teroris MJI: Kami Ikhlas Menerima Ini

News

by Eka Setiawan

Kepergian MJI alias Ihsan Abdullah alias Abdullah Jhons (22), masih menyisakan duka di keluarga Kemis (55). Namun demikian, Kemis maupun istrinya Triningsih, sudah ikhlas menerima kenyataan tersebut.

“Ya, bagaimana ini sudah terjadi. Kalau nggak ikhlas nggak masuk sorga,” kata Kemis, ayah MJI, ketika ditemui di tempat tinggalnya di Dukuh Ngruki RT1/RW16, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (14/7/2020) sekira pukul 14.00 WIB.

MJI alias Ihsan Abdullah adalah terduga teroris yang ditangkap Densus 88/Antiteror Polri di Jalan Lurik, Grogol, Kabupaten Sukoharjo, pada Jumat 10 Juli 2020 sekira pukul 13.30 WIB. Karena melawan dan menyerang petugas dengan pisau saat akan ditangkap, dia ditembak. Saat disergap, MJI mengendarai sepeda, sempat menjadikan seorang warga sebagai tameng sebelum mencoba kabur dan menyerang petugas.

MJI langsung dilarikan ke RS Prof. Awaloedin Djamin alias Bhayangkara Semarang sebelum kemudian dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang untuk dilakukan operasi pengambilan sisa proyektil peluru. Namun, sehari kemudian, tepatnya Sabtu 11 Juli 2020 sekira pukul 17.20 atau selang 24 jam, MJI menghembuskan nafas terakhirnya.

Kemis yang lahir di Gunung Kidul 1 Mei 1965 itu mengakui tidak tahu pasti aktivitas MJI alias anak ketiganya itu ketika di luar rumah. Termasuk dengan siapa saja bergaulnya.

“Dulu SDIT (sekolah dasar) di Solo, SMP Al Kahfi di Mojosongo (Solo), kemudian mondok di Tawangmangu (Karanganyar) tapi tidak tahu mondoknya di mana, tahun 2019 baru keluar dari pondok Tawangmangu katanya ikut temannya ngajar SD tapi juga tidak tahu di mana. Memang (MJI) tidak terlalu dekat dengan saya, dekatnya dengan ibunya,” lanjut Kemis.

Sepengetahuan Kemis, aktivitas MJI biasa saja ketika di rumah alias tidak ada gelagat mencurigakan apalagi terindikasi bergabung dengan kelompok teroris.

“Dulu sempat ikut jualan kebab kalau malam, sama temannya, tapi beberapa kali aja, nggak laku lalu berhenti. Kalau pas pulang ya ngaji, puasa Senin Kamis. Tapi memang kemampuannya kurang, tahfidz (menghafal Alquran) yang harusnya 2 tahun ini sampai 3 tahun,” sambungnya.

MJI adalah anak ke 3 dari 5 bersaudara. Dua kakaknya, perempuan dan laki-laki sudah berkeluarga, sementara 2 adiknya yang semuanya perempuan bersekolah di Solo, satu masuk pondok setingkat SMP satu lagi masih kelas 5 SD.

Sementara Triningsih alias ibu kandung MJI, juga ikut berkomentar terkait insiden yang menimpa anaknya. Walaupun tidak bertemu langsung tatap muka, melainkan menimpali obrolan dari balik tirai.

“Sudah ikhlas, nanti di pengadilan Allah saja yang membalas, (kalau mau menuntut di jalur hukum) buang-buang energi, tipu-tipu saja,” ungkapnya singkat.

Namun demikian, Kemis juga mengatakan pihaknya juga tetap akan mempertimbangkan masukan dari Endro Sudarsono dari The Islamic and Action Center (ISAC) Solo terkait kemungkinan langkah ke depan. Endro adalah pendamping keluarga atas insiden ini.

"Saya terakhir ketemu (MJI) ya sebelum salat Jumat itu (10 Juli 2020), sorenya dapat kabar kalau ada seperti itu (penangkapan)," tambah Kemis.

Merencanakan perampokan dan penyerangan aparat

Pada bagian lain, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono melalui keterangan tertulis Humas Polri yang diterima ruangobrol.id, Minggu 12 Juli 2020, menyebutkan MJI ini ditangkap karena diduga terkait dengan insiden penyerangan Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni oleh Karyono Widodo, mantan napi terorisme. Insiden itu terjadi Minggu 21 Juni 2020 sekira pukul 10.20 WIB di Pos Pendaikan Gunung Lawu, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Karyono sendiri tewas pada insiden itu.

“Pada saat dilakukan penangkapan, tersangka MJI alias Abdullah Jhons melakukan perlawanan dengan menyerang petugas menggunakan senjata tajam sehingga dilakukan tindakan tegas terukur,” tegas Argo.

Argo membeberkan, pasca peristiwa penyerangan terhadap Kompol Busroni itu pihak Densus 88 melakukan serangkaian penyelidikan. Ada 4 orang tersangka lain yang ditangkap, termasuk MJI.

Tiga tersangka lain kini ditahan untuk dilakukan proses lebih lanjut. Masing-masing; IS (47), seorang ibu yang tinggal di Purwosari Perbalan IIE Kota Semarang dan punya alamat KTP di Jalan Adipati Kelurahan Raja Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah, ditangkap Rabu 24 Juni 2020 sekira pukul 08.00 di tempat tinggalnya di Kota Semarang.

Kemudian tersangka W alias Hamzah alias Johan (23) warga asli Dukuh Klelesen Kelurahan Giriroto Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Profesi sehari-harinya ojek online. Dia ditangkap Selasa 23 Juni sekira pukul 13.15 WIB di Dusun Karapung Kelurahan Tambas Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

Tersangka ketiga adalah Y alias Yantuk alias Abu Hamizan (38) seorang pedagang ikan, warga Dukuh Kedung Gobyak Kelurahan Sobokerto Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Dia ditangkap Jumat 26 Juni 2020 sekira pukul 10.30 WIB di Dukuh Kedung Gobyak tersebut.

Masing-masing punya peran sendiri atas kejahatan terorisme ini. IS diduga kuat pengendali dari serangan ini, dengan Karyono Widodo sebagai eksekutor dan MJI juga siap jadi eksekutor penyerangan. Peran Y alias dan W diduga mengetahui dan memfasilitasi kejahatan terorisme ini.

Mereka merencanakan aksi terorisme dengan menyerang petugas keamanan yang lengah atau sendirian. Rencana itu dibahas dalam pertemuan yang dilakukan di rumah Y pada 7 Juni 2020 di Dukuh Kedung Gobyak Boyolali.

“Kelompok ini pendukung ISIS. Mereka telah mencoba mempelajari cara pembuatan bahan peledak dan penggunaan senjata api,” tambah Argo.

Dari keterangan tersangka IS, juga didapati informasi bahwa kelompok ini merencanakan aksi perampokan terhadap toko milik warga keturunan Cina di Solo dan rumah salahs atu ketua RT di wilayah Jebres Surakarta. Rencananya hasil rampokan tersebut, sebanyak 20 persennya akan dibagikan kepada perempuan jejaring mereka dan sisanya akan digunakan untuk melakukan aksi terorisme lainnya.

Persiapan sudah dilakukan, termasuk menyiapkan 2 sepeda motor yang digunakan untuk sarana operasional untuk survei target dan melakukan aksi.

Kelompok ini juga terafiliasi dengan kelompok terorisme “Anak Ikhwan” di Lampung pimpinan Saheh Rodriko Farera alias Abu Ahmad yang telah ditangkap 21 Oktober 2019 terkait rencana peledakan Markas Komando Sat Brimobda Lampung.

 

FOTO RUANGOBROL.ID/EKA SETIAWAN

Kemis, ayah MJI alias Ihsan Abdullah, menunjukkan sepeda ontel yang dipakai MJI ketika disergap Densus 88/Antiteror di Kabupaten Sukoharjo Jumat 10 Juli 2020 lalu.

Komentar

Tulis Komentar