Bagus Sudah Pergi dengan Tenang, Tak Perlu dibongkar Makam

News

by Eka Setiawan

Siang itu, Sabtu (6/6/2020) cuaca Kota Surakarta alias Solo cerah. Namun, berbeda dengan RM. Sri Banun Aji dan Sumirah, pasangan suami istri (istri) sedang berduka. Mereka adalah orangtua Bagus Kurniawan (26), seorang tersangka kasus tindak pidana terorisme yang pada Selasa (2/6/2020) itu meninggal dunia di RS. Bhayangkara Tk. I Said Sukanto Jakarta.

Ruangobrol.id menemui pasutri itu di kediamannya, Kampung Singosaren RT002/RW003, Kelurahan Kemlayan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta. Raut kesedihan tampak di wajah mereka. Sesekali Banun, sapaan akrab Sri Banun, ayahnda almarhum Bagus, matanya terlihat berkaca-kaca namun mencoba tetap tegar ketika diajak mengobrol.

“Anak saya sudah pergi dengan tenang, sudah ikhlas dengan kepergiannya. Nggak usah lah dibongkar-bongkar kuburnya (untuk otopsi),” ungkap Banun.

Almarhum Bagus adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara. Salah satu kakaknya, Dwi Noviana, juga ikut menemui ruangobrol.id di rumah tersebut. Lokasi rumahnya persis di sekitaran belakang pusat perbelanjaan Matahari Singosaren, ada gang kecil di antara pusat perbelanjaan itu dengan Toko Batik Danar Hadi.

Ayahnya mengenang, Bagus menikah dengan pujaan hatinya yakni Siti Rukmana Sitorus Pane alias Ana pada April 2017. Baik Banun, Sumirah tak tahu dari mana Bagus kenal dengan pujaan hatinya itu, yang asli Kota Pinang, Sumatera Utara.

Ana juga bukan teman sekolah Bagus. Bagus sendiri bersekolah di SD Negeri Jayengan Solo, SMP N 24 Solo dan SMK Dwija Bhakti I Jombang Jawa Timur.

Sumirah alias ibunda Bagus ini mengatakan anaknya bersekolah di Jombang karena dibiayai pamannya, mereka tidak punya cukup biaya untuk menyekolahkan Bagus setelah lulus SMA.

“Memang waktu kecil punya sakit sesak nafas,” kata Sumirah.

Bagus sendiri lulus SMK tahun 2014, ijazahnya keluar pada 20 Mei 2014, program studi keahlian Teknik Mesin dan bidang studi keahlian Teknologi dan Rekayasa. Di nilai rapornya, ketika kelas XI semester II, Bagus mendapatkan nilai-nilai tinggi.

Ada 8 mata pelajaran nilainya di atas 90, yakni Pendidikan Kewarganegaraan 90, Bahasa Indonesia 98, Matematika 96, Bahasa Inggris 97, untuk kompetensi kompleks nilainya 98, mengoperasikan mesin 98, pada muatan lokal Las Busur Manual nilainya 98 dan soal Sepeda Motor juga nilainya 98.

“Kalau dengan Ana katanya kenal dari telepon-telepon gitu, sempat ngomong dengan saya ‘Pak, minta uang Rp5juta’ uang itu untuk saya dan Bagus ke Sumatera Utara itu, menikah. Saya satu hari saja di sana, pulang lagi ke Solo,” lanjut Banun.

Banun juga mengenang, hobi anaknya berolahraga, sering lari di sekitaran rumah. Pekerjaannya jadi karyawan di toko alat tulis dan buku Al Ikhlas, juga berjualan nasi kebuli, lokasinya tak jauh dari rumahnya. Itu dilakukan setelah lulus SMK juga setelah menikah.

Bagus dan Ana dikaruniai 2 anak; satu berusia 2 tahun dan 1 lagi baru 1 bulan. Ana tinggal mengontrak rumah di Dk. Mantung RT03/RW05, nomor 43, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Baru pindah kontrakan Mei 2020 lalu. Mereka memang mengontrak rumah setelah menikah.

Sementara itu, jenazah Bagus sendiri setelah sempat disemayamkan di rumah duka di Serengan itu, kemudian dimakamkan di Pemakaman Polokarto, Sukoharjo, Rabu (3/6/2020).

“Meninggal dalam keadaan baik, wajah putih bersih,” sambung Banun yang juga punya gelar Raden Mas, masih punya trah keraton, silsilah dari Paku Buwono IX Raja Kasunanan Surakarta.

Saat di rumahnya, ada juga dari pihak pendamping keluarga, yakni Endro Sudarsono selaku sekretaris ISAC (The Islamic Study and Action Center Solo) dan 2 kawannya.

Dia meminta pihak kepolisian memberikan keterangan terkait dengan kronologis termasuk penyebab pasti kematian Bagus Kurniawan.

“Keterangan yang transparan dan terbuka, terkait penanganan kesehatan selama menjadi tahanan yang menyebabkan Bagus meninggal dunia,” kata Endro.

Meninggal dalam Perawatan Medis Rumah Sakit

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Awi Setiyono menyebut, pada Senin (1/6/2020)sekira pukul 10.21 WIB dalam penahanan di Rutan Cabang Mako Brimob di Cikeas, Bogor, Bagus mengeluh meriang, mual dan muntah. Bagus mendapat pertolongan pertama tim medis setempat di bawa ke ruang medis Blok A. Saat itu tekanan darahnya 110/70, suhu badan 36 derajat dan denyut nadi 120 kali per menit, sudah diberikan obat.

Pukul 10.45 WIB, Bagus dirujuk ke RS Bhayangkara Tingkat I Said Sukanto tersebut, dikawal tim medis Brimob dan piket. Tak lama, Bagus langsung masuk IGD dan diberikan tindakan medis sebelum ditempatkan di ruang perawatan. Hasil pemeriksaan rontgen dada, terlihat cairan di pleura kanan dan diterapi sesuai klinis.

Namun, esok harinya sekira pukul 12.33 WIB, Bagus menghembuskan nafas terakhir. Sempat panas tinggi, sesak nafas.

"Pasien meninggal dengan diagnosa pihak rumah sakit yaitu prolong fever+sepsis susp, meningitis+efusi pleura, dari pemeriksaan luar tidak ada tanda-tanda kekerasan," ungkap Brigjen Awi.

Bagus menjadi tahanan Rutan Cabang Mako Brimob, Cikeas, Jawa Barat sejak 27 November 2019. Ia ditahan, karena terjerat dugaan kasus tindak pidana terorisme pada 3 Juni 2019 yakni berkaitan dengan Bom Pospam Kartasura dengan martir Rofiq Asharudin. Untuk berkas perkara Bagus, saat ini sedang menunggu tahap 2 dari JPU yang rencananya akan dilimpahkan tahap 2 pada tanggal 12 Juni 2020.

Bagus terpapar kelompok teroris sejak tahun 2014. Saat itu, Bagus sudah tertarik dengan kelompok Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) yang dia ketahui melalui media sosial Facebook.

Pada tahun 2015, Bagus bergabung dengan salah satu kelompok teror yang sudah memiliki rencana akan menyerang kantor polisi atau personel Polri yang berada di Solo, Jawa Tengah. Sebelum melakukan penyerangan, mereka lebih dulu melakukan idad atau persiapan berupa latihan fisik maupun keterampilan menembak menggunakan senapan modifikasi spirtus amunisi gotri.

 

FOTO RUANGOBROL.ID/EKA SETIAWAN

RM. Sri Banun Aji dan Sumirah, orangtua dari almarhum Bagus Kurniawan, menunjukkan foto anaknya dan istri almarhum yakni Siti Rukmana Sitorus Pane, ketika ditemui di rumahnya, Sabtu (6/6/2020) siang.

 

 

Komentar

Tulis Komentar