MY PRISON MY COLLEGE : Dinamika Para Napiter

Other

by Arif Budi Setyawan

Pada saat saya masuk di LapasSalemba, terdapat 5 orang napiter termasuk saya. Tapi memasuki  tahun 2016 ada 3 orang tahanan terorisme dibawah umur yang ditahan di Lapas Anak DKI yang bertempat di lantai dua Blok CLapas Salemba. Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak DKI memang masih nebeng di Lapas Salemba.


Para tersangka kasus terorismeyang di bawah umur tidak bisa ditahan di Rutan Mako Brimob dan harus ditahan diLPKA. Jadilah mereka ditahan di LPKA untuk menjalani proses hukum daripenyidikan sampai peradilan dan sampai dieksekusi ke Lapas yang akan menjaditempat mereka menjalani masa pidana. Keberadaan para tahanan terorisme di bawahumur itu menambah jumlah napiter yang pastinya menjadi semakin ramai. Dua diantaranya dipindah ke lapas lain di awal 2017.


Kemudian pada bulan Oktober 2016Lapas Salemba kembali kedatangan 2 orang napiter pindahan dari Rutan MakoBrimob. Lalu di awal Januari 2017 masuk lagi 2 orang tahanan teroris di bawahumur yang kemudian dipindah ke lapas lain di bulan Juli 2017. Dan di bulanApril atau Mei 2017 masuk lagi 2 orang tahanan teroris di bawah umur yang masihada sampai ketika saya bebas pada Oktober 2017. Selain itu di bulan Agustus2017 juga datang lagi seorang napiter kiriman dari Rutan Polda Metro Jaya.


Jumlah napiter terbanyak adalahpada periode bulan Mei-Juli 2017 yaitu berjumlah 10 orang (dewasa dan di bawahumur). Sedangkan jumlah napiter pada saat saya bebas bulan Oktober 2017 ada 8orang karena sebagian yang lain sudah dipindahkan ke lapas lain.


Pada saat jumlah napiter ada 10orang itulah merupakan masa kejayaan para napiter pendukung ISIS karena merekamenang jumlah. Enam orang di antara kami adalah pendukung ISIS, sedangkansisanya ada yang netral, dan ada yang terang-terangan tidak mendukung ISIS. Parapendukung ISIS itu punya jadwal kajian sendiri di kelompok mereka. Hampirsetiap hari setelah apel siang mereka ada kegiatan kajian di musholla Blok Csampai menjelang Ashar. Tetapi pernah ada jeda vakum hampir sebulan tidak adakajian. Usut punya usut katanya karena belum dapat materi baru dari ISIS pusatdan yang sudah ada pada mereka sudah selesai dikaji.


Para pendukung ISIS itu meskipundalam pergaulan cenderung eksklusif tetapi soal meminta fasilitas ke pejabatlapas mereka sangat ‘powerful’. Mereka pernah minta fasilitas meja pingpong danruangan khusus di aula tempat besukan sebagai tempat mereka menerima tamu yangmembesuk mereka. Pihak lapas langsung menindaklanjuti permintaan itu. Hanyadalam hitungan hari permintaan mereka itu sudah dipenuhi.


Tetapi sayangnya, di kemudianhari mereka tidak mau ikut merawat meja pingpong dan ruangan di mana mejapingpong itu berada. Yang sering membersihkan ruangan itu adalah saya yangsesekali dibantu oleh tamping. Padahal saya sangat jarang ikut menggunakannyakarena saya lebih suka jogging dan main keluar daripada main pingpong.


Sebenarnya bukan hanya parapendukung ISIS yang ‘powerful’ ketika meminta sebuah fasilitas. Saya pun pernahmerasakan betapa kami memang sangat diperhatikan. Saya pernah memintapenggantian TV yang ada di ruangan sipir karena kualitas gambarnya sudah sangatburuk dan tidak layak ditonton. Para sipir meminta saya yang maju menghadappejabat yang berwenang, karena menurut pengalaman yang sudah-sudah kalau mereka(sipir) yang minta pasti akan ditunda-tunda pemenuhannya. Dan ternyata benar.Hari ini saya menghadap, dua hari kemudian TV kami sudah diganti. Wow !Benar-benar ‘powerful’. Hehe…


Bagi saya pribadi, ‘powerful’ itubaru saya gunakan ketika memperjuangkan sesuatu yang bermanfaat bagi para napilainnya. Seperti meminta penggantian TV, mengusulkan agar para lansia yangditempatkan satu selasar dengan kami bisa ikut shalat Isya dulu bareng kamibaru ‘dikeong’ (dimasukkan sel), meminta alat kebersihan, dll. Sedapat mungkinsaya berusaha memanfaatkan status saya untuk membantu orang lain agar hiduplebih berkah.

Komentar

Tulis Komentar