Mantan Instruktur Jabhah Nusrah itu Telah Bebas (2)

News

by Arif Budi Setyawan

Prosesi pembebasan narapidana terorisme (napiter) Ulul Albab dari Lapas Tuban berlanjut. Sekira pukul 08.45 WIB, Ali Fauzi yang juga Direktur Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) bersama petugas BNPT masuk pintu utama lapas tersebut.

Terlihat pula, 6 anggota TNI baik dari Koramil, Kodim maupun Korem setempat, 3 petugas Satuan Intelijen dan Keamanan (Sat Intelkam) Polres Tuban, 1 dari Badan Intelijen Daerah (BINDA) Jawa Timur. Selain itu ada sekira 10 wartawan yang juga masuk.

Setelah diadakan konferensi pers di Ruang Registrasi Lapas Tuban, sekira pukul 10.00 WIB Ulul Albab keluar dari ruang registrasi. Para petugas tadi mengiringinya, termasuk dari Lapas Tuban, wartawan terlihat mengambil gambar mereka.

Sampai di ruang pengamanan pintu utama (P2U), mereka yang sudah sedari tadi menunggu langsung menyambut Ulul Albab. Tak terkecuali ayahnya. Ulul Albab tampak canggung melihat banyaknya orang yang hadir menyambut. Bahkan, sempat tidak menyadari ayahnya berada di antara rombongan. Namun, begitu menyadari, Ulul Albab langsung memeluk ayahnya dengan mata berkaca-kaca.

Saya mengabadikan momen itu, termasuk para wartawan yang ada di situ.

Setelah menyelesaikan proses pengecekan dokumen oleh petugas penjaga P2U, Ulul kemudian diantar keluar menuju halaman Lapas Tuban. Di sana kemudian ada sesi foto bersama dengan semua pejabat lapas dan tamu dinas dan ada wawancara singkat wartawan dengan Ulul dan ayahnya.

Tepat pukul 10.10 WIB rombongan keluarga Ulul yang terdiri dari sopir, paman, kakak ipar, Ulul Albab dan ayahnya, ditambah saya, meninggalkan Lapas Tuban menuju Bapas (Balai Pemasyarakatan) Pati menggunakan mobil rental yang telah menunggu.

Menikmati Perjalanan Pulang

“Antum semalam bisa tidur nyenyak?,” tanya saya membuka obrolan begitu mobil yang kami tumpangi melaju meninggalkan lapas. Saya bertanya demikian karena dulu saya sulit tidur di malam terakhir menjelang bebas. Malam itu rasanya panjang sekali.

“Biasa aja Mas. Saya tidur seperti biasa. Soalnya saya juga baru diberi tahu tadi pagi bahwa hari ini akan bebas. Hari Kamis yang lalu saya memang dipanggil, waktu itu hanya diberitahu disuruh bersiap-siap, sebentar lagi bebas. SK Pembebasan Bersyarat (PB) sudah keluar. Tapi tidak diberi tahu hari persisnya,” jawabnya.

“Pokoknya hari ini serba surprise Mas. Nggak nyangka juga Bapak jemput ke sini. Juga nggak nyangka akan banyak orang yang menyambut kebebasan saya,” tambahnya lagi.

“Antum merupakan napiter pertama yang bebas bersyarat dari Lapas Tuban. Sebelum-sebelumnya napiter yang bebas berstatus bebas murni dan masih kategori merah. Jadi ada perhatian lebih dari BNPT dan lain-lainnya. Pihak Lapas sangat bangga dengan kebebasan Antum. Ini prestasi bagi mereka. Sehingga perlu disebarkan ke publik seluas-luasnya,” begitu saya mencoba menjelaskan kenapa ramai orang-orang yang datang menyambut.

Sebagai aktivis yang saat ini sedang konsen pada penanganan kelompok Jamaah Islamiyah (JI), saya berkepentingan untuk mendapatkan kepercayaan dari keluarga Ulul.

Saya perlu meyakinkan keluarganya bahwa Ulul bisa menjadi bagian dari gerakan penyelesaian di kelompok JI.

Maka selama di perjalanan sampai di rumah, saya berusaha melayani mereka. Menjalin keakraban dengan mengobrol di sepanjang perjalanan. Saling bercerita tentang pengalaman kerja dengan anggota keluarga Ulul dan bertukar cerita tentang pengalaman di penjara dengan Ulul.

Tidak terlalu banyak memang yang diceritakan, karena Ulul tampak sangat antusias menikmati pemandangan sepanjang perjalanan. Persis seperti saya dulu. Melihat keramaian dunia setelah bertahun-tahun yang dilihat hanya tembok penjara menjadi hal yang paling dinikmati pertama kali. Saya memakluminya dan membiarkannya menikmatinya.

Pukul 14.10 WIB kami sampai di Bapas Pati setelah sebelumnya sempat istirahat makan siang dan Salat Zuhur di Kabupaten Rembang. Melapor ke Bapas merupakan bagian dari prosedur napi yang memperoleh PB.

[caption id="attachment_15021" align="alignnone" width="1600"] Registrasi di Bapas Pati sebelum pulang ke rumah.[/caption]

Setelah melapor dan melakukan registrasi di Bapas, barulah seorang narapidana dinyatakan bebas bersyarat.

Kami ditemui oleh petugas PK (Pembimbing Kemasyarakatan) Bapas Pati bernama Muslim Awaludin. Kami juga sempat berbincang dan ramah tamah dengan pejabat Bapas yang ada di kantor saat itu.

Ada poin menarik yang terungkap dalam obrolan kami. Bahwa dari penangkapan teroris yang terjadi selama 2020-2022, akan ada banyak napiter yang berasal dari wilayah kerja Bapas Pati yang meliputi Pati, Rembang, Jepara, dan Kudus.

Mayoritas dari mereka adalah kelompok JI, sama seperti Ulul Albab. Sehingga pihak Bapas juga berharap Ulul nanti bisa membantu para petugas Bapas dalam proses memahami dinamika di dalam kelompok JI.

(Bersambung)

 

Baca juga: Mantan Instruktur Jabhah Nusrah itu Telah Bebas (1)

Umar Patek Bebas Bersyarat

 

Komentar

Tulis Komentar