Kontestasi-kontestasi dalam ruang-ruang sosial bisa menggeser makna dari sebuah barang. Fungsi utama dari sebuah barang bisa jadi bergeser ke fungsi-fungsi lainnya, yang bahkan mungkin tak ada hubungannya sama sekali.
Kalau nggak percaya, contoh saja kalender. Dari zaman mbah buyut, pasti tahulah apa itu kalender. Fungsinya ya sebagai kalender, memberikan nama dalam suatu periode waktu tertentu. Misal; hari, tanggal, bulan, minggu atau tahun.
Tapi kalender bisa jadi fungsinya berubah loh. Kalender bisa menjadi suatu penanda warung makan itu enak apa nggak masakannya? Laris apa nggak? Loh?
Nggak percaya? ya ora popo. Tapi, berdasarkan pengalaman makan di beberapa tempat, ternyata keberadaan kalender sangat mujarab untuk menerka bagaimana kualitas masakan di sebuah warung.
Seperti siang tadi (Senin 8/4/2019) ketika berada di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Saya bersama tiga orang kawan, kelaparan, muter-muter nyari dengan bantuan Google si mesin segala tahu wkwkwk. Pokoknya nyari makan yang khas dan enak rasanya.
Dalam perjalanannya, setelah sempat dimaki-maki warga karena tak sengaja masuk ke jalur searah tapi kami berkendara berlawanan arah, sampailah kami ke sebuah warung dengan spanduk warna kuning di depannya. Namanya Nasi Opor Sunggingan, di Jalan Niti Semito, Jati, Kudus.
Ketika melintas di depannya, saya langsung ingat dua tahun lalu. Pernah makan di warung itu bersama para polisi. Ketika itu saya bersama rombongan dari Humas Polda Jateng berada di Kabupaten Kudus. Ketika itu saya kebetulan diminta ngajar jurnalistik humas-humas Polres se eks Karesidenan Pati, di Polres Kudus.
Yang terekam di memori saya, ya keberadaan banyaknya kalender di warung itu. Warung yang menu andalannya nasi opor. Sebuah menu yang konon kesukaan Sunan Kudus sejak abad 15 silam.
Akhirnya siang tadi itu, mampirlah kami yang kelaparan di warung itu. “Saya ingat, kalendernya banyak di sana, jadi enak makanannya,” kata saya kepada 3 kawan tadi.
Sejurus kemudian, mobil yang kami tumpangi sudah parkir di depannya. Betul saja, di dalam cukup ramai orang-orang pada makan. Dan tentu sajaaa, masih banyak kalender yang terpasang di tembok-tembok dalam warung.
Kalender itu beraneka macam gambarnya. Ada gambar hewan, pemandangan, produk, ataupun model terpampang. Itu adalah semacam promosi dari suatu produk. Karena banyak orang yang mampir di warung itu, pastilah keberadaan kalender yang tujuan utamanya mengiklankan produknya, bisa dilihat banyak orang.
Promo dengan memasang banyak kalender tak mungkin kalian temui di warung-warung milenial zaman now.
Dan benar saja! Setelah menu terhidang di atas meja, tiga kawan saya tadi, termasuk saya sendiri, menyantapnya dengan lahap. Cepat sekali menghabiskan sepiring nasi opor. Lidah mereka dimanjakan dengan lezatnya menu. Tiga manusia yang makan bareng saya itu tidak ada yang protes, semuanya mengamini kalau menunya lezat.
Keberadaan banyak kalender jadi penanda warung itu makanannya lezat juga terjadi di Warma Pian di Kota Tegal. Warung di dekat Stasiun Tegal yang menu andalannya nasi lengko. Ketika saya makan di sana mengajak pacar (yang kini jadi istri), dia juga mengamini kalau makanannya enak.
Jadi ya begitulah. Kalender ternyata bisa jadi penanda sebuah warung enak atau nggak makanannya. Selamat berburu kalender ehhh kuliner…
FOTO RUANGOBROL.ID/EKA SETIAWAN
Penampakan banyak kalender di Warung Nasi Opor Sunggingan, Kudus, Senin (8/4/2019).