Kisah Arif Tuban: Saya Minta Maaf Karena Pernah Salah

Other

by Kharis Hadirin

Perjumpaan saya dengan Arif bermula ketika kami bertemu diJakarta dalam sebuah acara yang diadakan oleh BNPT di Hotel Borobudur pada 26Februari – 1 Maret 2018 lalu.


Saya yang saat itu hendak bertemu dengan seorang teman yangjuga menjadi salah satu peserta yang turut dalam acara tersebut, secara tidaksengaja berjumpa dengan Arif yang rupanya peserta juga.


Hingga acara usai dan para peserta mulai meninggalkan lokasihotel menuju kampung halaman masing-masing. Saya yang berdomisili di Jakartadan hendak menunggu kendaraan di halte depan lokasi menginap, tanpa sengaja bertemukembali dengan Arif yang rupanya tidak ikut rombongan untuk pulang.


Saat itu, Arif mengatakan bahwa dirinya memang sengaja tidakbergabung dalam rombongan untuk pulang karena ia berkunjung ke rumah keluarga. Selainitu, ia juga ingin datang membesuk Ali Imron yang saat ini berada di PoldaMetro Jaya, Jakarta. “Saya hanya ingin bersilaturrahim saja. Mumpung pas diJakarta,” jelas Arif.


Mengetahui demikian, saya pun memutuskan untuk ikut danmembatalkan order ojek online yangterlanjur dipesan dengan memberikan uang ganti.


Dalam perjalanan menuju Polda menggunakan bus transjakarta,kami saling bertukar kisah. “Ana (saya)sekarang bantu-bantu di yayasan milik Pak Noor Huda Ismail,” ucap sayamemulai perbincangan.


Mengetahui hal tersebut, Arif lantas bercerita bahwa dirinyasaat ini sedang menyelesaikan sebuah tulisan yang merupakan hasil refleksidirinya semasa mendekam di balik pekatnya sel penjara. Bahkan, ada salah satu karyatulisnya yang dipresentasikan di Universitas Indonesia sebagai kajian akademikdalam isu tentang terorisme.


Selain itu, ia juga menulis sebuah novel fiksi yangterinspirasi dari pengalamannya sebagai seorang yang pernah terlibat dalamjaringan kelompok radikal.


Cara agar tetapmenjadi mulia bagi orang yang berbuat salah adalah dengan mengakui kesalahan,meminta maaf dan tidak mengulangi kesalahannya lagi,” terang Arif.


Bagi saya, bentuktidak mengulangi kesalahan adalah dengan mencegah orang lain mengulangikesalahan yang pernah saya lakukan, yaitu dengan aktif menyampaikan hal itumelalui tulisan atau lisan,” tambahnya dengan penuh optimis.


Ia juga mengaku terinspirasi dengan karya Noor Huda melalui film‘Jihad Selfie’. Meski Arif mengakuibahwa dirinya belum sempat menonton film tersebut, namun dari informasi yangtersebar di berbagai media juga testimoni dari kalangan jihadi yang pernahmenontonnya, film tersebut membawa pesan yang cukup positif.


Sebagaimana Jihad Selfie, Arif juga berharap agarkarya-karyanya yang sedang dikerjakan bisa memberikan manfaat dan dampak positifbagi banyak orang. Alasan inilah yang mendorongnya ingin sekali bisa berjumpadengan Noor Huda Ismail.


Bersambung....

Komentar

Tulis Komentar