Persadani Ajak RT dan RW Aktif Sambangi Keluarga Napiter

News

by Eka Setiawan

Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani) mengajak masyarakat luas, terutama aparatur R.T (Rukun Tetangga), R.W (Rukun Warga) hingga aparatur kelurahan/desa ikut aktif menyambangi keluarga narapidana terorisme (napiter) yang ada di lingkungannya.

Keinginan itu diutarakan ketika kegiatan silaturahmi dengan Polres Kendal di Kabupaten Kendal, Rabu 19 Agustus 2020 siang. Ketika itu, Polres Kendal diwakili Kepala Satuan Intelijen dan Keamanan (Intelkam) AKP Rohmadi Hartono.

“Apabila ada napiter di lingkungan kita, kami mengajak masyarakat luas, terutama RT, RW atau lurah atau kades untuk aktif menyambangi, jadi ketika napiter yang bersangkutan sudah bebas lingkungan diharapkan sudah kondusif menerimanya,” kata Ketua Yayasan Persadani Machmudi Hariono alias Yusuf pada pertemuan itu.

Menurut Yusuf, peran mereka sangat penting untuk membangun komunikasi dan kepercayaan. Dia percaya, berdasar pengalamannya, interaksi bisa mengubah stigma kontra produktif yang biasa terjadi ketika di suatu lingkungan ada warganya yang terlibat kasus terorisme.

Di Kendal sendiri, Yusuf bercerita tentang kegiatannya yang bersinergi dengan Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) tepatnya di Desa Payung, Kecamatan Weleri. Sudah diadakan pertemuan rutin dengan aparatur desa ke bawah untuk bersama-sama mempersiapkan seorang napiter yang akan bebas di wilayah tersebut.

“Termasuk peran aktif aparat keamanan sangat penting. Jadi butuh kerjasama untuk menyelesaikan masalah terorisme ini, ke depan kami juga berharap rekan-rekan kita (napiter) sudah mulai disentuh sejak di penjara, dipersiapkan sebelum mereka bebas,” lanjutnya.

Dia mencontohkan, yang terjadi di Kabupaten Tegal pada pekan lalu. Ketika satu napiter bernama Gilang Nabaris bebas, ternyata Bupati Tegal Umi Azizah sudah langsung menyambutnya, bahkan langsung diberi KTP. Aksi seperti itu perlu dicontoh daerah-daerah lain. Gilang saat ini sudah bergabung bersama Yayasan Persadani.

Wakil Sekretaris Yayasan Persadani, Sri Pujimulyo Siswanto, mengatakan yayasannya siap bersinergi dengan Polres Kendal maupun Pemerintah Kabupaten Kendal untuk program seperti itu.

“Yang kita tahu mereka (aparat RT, RW) ada yang cenderung cuek (ketika ada napiter di lingkungannya). Ini perlu diubah, agar suasana tempat mereka kembali bisa kondusif, harapannya seperti itu,” tambah Sri Puji.

Yayasan Persadani sendiri resmi didirikan dan berbadan hukum sejak Maret 2020 lalu. Pengurus dan anggotanya merupakan para mantan napiter, khususnya di wilayah pantura Jawa Tengah. Ada pula anggotanya yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarata (DIY). Jumlahnya saat ini ada 24 orang.

Salah satu tujuan pendiriannya yakni bersama-sama melakukan kontra terorisme, sekaligus mengajak para mantan napiter bisa berperan aktif dan bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat luas.

Sementara itu, AKP Rohmadi Hartono menganalogikan seseorang yang terjerumus terorisme tak ubahnya seperti seseorang terinfeksi Covid-19, sehingga perlu vaksin untuk menyembuhkannya kembali. Dan ini perlu sinergi dan kerjasama.

Dia berpesan untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan di Indonesia, salah satunya dengan menghargai perbedaan yang ada.

“Negara kita punya berbagai macam suku, ras dan agama, kenapa sampai sekarang masih kokoh berdiri? Karena ada Panacsila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI. Mari bersama-sama mengisi kemerdekaan dengan selalu berpikir positif,” ajaknya.

Ketua Yayasan Persadani Machmudi Hariono (tengah) didampingi Wakil Ketua Persadani Badawi Rochman menyerahkan buku berjudul 300 Hari di Bumi Syam: Kisah Mantan Pengikut ISIS kepada Kasat Intelkam Polres Kendal AKP Rohmadi Hartono. [/caption]

 

Di akhir kegiatan, Yayasan Persadani memberikan buku berjudul “300 Hari di Bumi Syam: Perjalanan Seorang Mantan Pengikut ISIS” karya Febri Ramdani. Buku diserahkan ke AKP Rohmadi.

 

Komentar

Tulis Komentar