Pagi itu (27/02/2025) sekira pukul 7.00 WIB, di ruang auditorium lantai 2 Perpustakaan Nasional Jl. Medan Merdeka Selatan berseliweran orang-orang berkaos merah dengan logo “R” besar di bagian depannya. Mereka tampak sibuk menata berbagai peralatan dan barang yang cukup banyak. Salah satu yang menarik, ada puluhan buku ditata di rak pajangan di samping pintu masuk auditorium. Di bagian dalam ruangan, sedang sibuk cek sound system di mana ada seorang pria yang sedang menyanyi dengan iringan musik minus one.
Itulah kira-kira kesibukan kami dari tim panitia sebelum acara “Peluncuran Buku Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah dan Film Road To Resilience” dimulai. Hari itu merupakan puncak dari kegiatan yang kami siapkan sejak 1,5 bulan yang lalu. Selama 1,5 bulan kami menyiapkan sejak dari format acara, daftar undangan, desain banner/back drop/merchandise/kaos, cetak buku, hingga menyebarkan undangan. Benar-benar sangat menguras fisik dan pikiran kami.
Pukul 08.30 para tamu undangan sudah mulai berdatangan tepat di saat tim bagian registrasi dan penerima tamu menyelesaikan persiapan akhir. Setelah melakukan registrasi, tamu kemudian diarahkan menuju ruang tunggu sementara untuk beramah tamah dengan sesama tamu undangan sambil menunggu ruang utama siap digunakan. Untuk tamu VIP diarahkan untuk menunggu di ruang tunggu VIP yang sudah disiapkan.
Sampai acara dimulai pada pukul 09.30, total tamu yang terdaftar di registrasi telah mencapai 150 orang lebih selain tamu VIP yang tidak melalui meja registrasi. Para tamu undangan tersebut terdiri dari para pejabat/pegawai BNPT, perwakilan Kementerian dan Lembaga mitra BNPT, rekan-rekan dari CSO, perwakilan beberapa Kedutaan Besar negara sahabat, dan puluhan undangan individu. Dari 200 undangan yang disebar, kehadiran 150 orang lebih ini sudah merupakan pencapaian tersendiri. Sudah melewati target minimal kami.

Jalannya Acara
Acara diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur Eksekutif Ruangobrol (KPP), DR. Noor Huda Ismail. Dalam sambutannya, salah satu yang di-highlight adalah bahwa Ruangobrol mencoba mendorong semua tim untuk terus meningkatkan prestasinya dengan mengusung spirit “Beyond Second Change”. Artinya, semua harus memaksimalkan setiap kesempatan kedua yang diberikan setelah melakukan kesalahan, atau mengalami sebuah kegagalan.

Di Ruangobrol ada mantan pekerja migran yang bertransformasi menjadi sutradara dan manajer program yang handal. Ada mantan returni ISIS yang menjadi penulis buku dan kontributor di website ruangobrol.id, dan ada mantan teroris yang bertransformasi menjadi penulis buku, peneliti, sekaligus kini menjadi redaksi pelaksana ruangobrol.id. Ini menunjukkan betapa spirit #Beyond2nd Chance sangat terasa di dalam kerja-kerja Ruangobrol.
Setelah sambutan DR. Huda, ada penampilan Gading Suryadmaja membawakan lagu yang menjadi Original Sound Track (OST) Film Road To Resilience berjudul “Terlahir Kembali”. Lalu setelahnya dilanjutkan dengan pemutaran film Road To Resilience (RTR).

Sepanjang pemutaran film Road To Resilience banyak tamu undangan yang menitikkan air mata. Tidak hanya tamu wanita, beberapa pria juga tampak mengusap air matanya. Film ini memang sukses menyentuh emosi para audiens, selain juga mampu menjelaskan tentang persoalan yang dihadapi oleh returni terasosiasi FTF ISIS setelah kembali ke Indonesia.

Sambil menunggu kehadiran Kepala BNPT yang dijadwalkan akan menyampaikan keynote speech pada pukul 11.00, Gading Suryadmaja kembali tampil menghibur para undangan. Kali ini dia membawakan dua lagu, yaitu “Senja Kala Itu” dan “Indonesia Dalam Dua Bait”.

Tepat saat Gading Suryadmaja menyanyikan lagu terakhir, Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono bersama rombongan memasuki ruangan acara dan setelah lagu selesai langsung dipersilahkan oleh pembawa acara untuk menyampaikan pidato sambutan.

Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa buku dan film yang dibuat oleh Ruangobrol sangat membantu dalam menjelaskan kepada publik mengenai persoalan WNI yang terasosiasi dengan FTF ISIS. Beliau juga menyampaikan apresiasi dan terimakasih atas karya-karya Ruangobrol yang cukup membantu meringankan tugas BNPT di lapangan.
Baca juga: Perempuan dan Anak-Anak Korban Terbanyak Radikalisme dan Terorisme

Selesai sambutan dari Kepala BNPT acara kemudian dijeda untuk makan siang dan sholat. Kemudian baru dilanjutkan kembali pada pukul 12.45 dengan sesi diskusi (talk show) bersama 5 narasumber: DR. Noor Huda Ismail, Febri Ramdani (karakter utama film RTR), Ridho Dwi R (Sutradara Film RTR), DR. Leebarty Taskarina (Analis BNPT), dan Lies Marcoes (pakar perspektif gender). Talk show ini dipandu oleh jurnalis senior Sarie Febrianie dari Kompas.

Dalam sesi tanya jawab ada banyak audiens yang ingin bertanya dan memberikan tanggapan. Namun karena keterbatasan waktu, hanya beberapa yang beruntung dapat kesempatan untuk memberikan tanggapan dan pertanyaan. Hal ini menyiratkan antusiasme mereka pada acara kami.

Terakhir, setelah sesi diskusi (talk show) selesai, ada penampilan dari band The Thuts yang membawakan 3 lagu sambil mengiringi sesi book signing yang sedang berlangsung di luar ruangan. Penampilan band yang beranggotakan 3 orang cowok dan 3 orang cewek ini sukses menghibur para audiens yang sebagian ikut menyanyi bersama.

Jika ada yang paling bahagia menyaksikan penampilan band ini, maka itu adalah Mbak Ani Ema Susanti. Sutradara, manajer program, dan kepala bagian produksi kami itu sangat bahagia karena salah satu personel band yang tampil adalah putra sulungnya.

Kebahagiaan Tim
Terakhir, kami ingin menyampaikan kepada pembaca tentang beberapa kebahagiaan kami di balik berlangsungnya acara.
Ada DR. Noor Huda Ismail yang bahagia melihat timnya sukses menjalankan acara tanpa masalah berarti. Ada Febri Ramdani yang bahagia menerima ucapan selamat dan ungkapan dari beberapa tamu undangan yang terinspirasi dari filmnya. Ada Hamidah, anak magang yang bahagia souvenir rancangannya banyak diminati para tamu. Ada Ridho dan Ricky yang bahagia karena pekerjaannya di depan layar laptop selama berhari-hari mendapat apresiasi luar biasa dari para audiens. Ada Cak Arif yang terlihat sangat bahagia karena tiba-tiba bisa mondar-mandir dengan menyandang kamera. Dan terakhir ada Mbak Ani yang sangat bahagia melihat penampilan anaknya bersama band The Thuts. Serta tentu saja masih ada sosok-sosok lain yang berbahagia yang tidak bisa kami sebutkan di sini.
Semua bahagia karena kami sukses memaksimalkan kesempatan kedua. Bayangkan jika kami hanya memiliki satu kesempatan saja. Maka inilah kami, yang akan selalu berusaha menciptakan kesempatan kedua, ketiga, dan seterusnya. Tidak hanya bagi kami, tapi juga bagi orang-orang di sekitar kami.
Karena bagi kami, inilah yang kami sebut dengan #Beyond2ndChance.[abs]
Foto-foto: Dokumentasi Ruangobrol.id
Komentar