Wisata Alam Sukabumi di Masa Pandemi Covid-19

Other

by Febri Ramdani

Memasuki pertengahan bulan September ini, pemerintah kembali memberikan aturan baru untuk wilayah Jakarta yaitu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) total. Karena melihat kenaikan pasien yang terkena virus ambyarr Covid-19 ini terus meningkat drastis.

Data lebih dari 3000 orang terkena virus corona dalam sepekan belakangan ini. Jumlah yang tentu saja sangat mengkhawatirkan melihat mulai banyak negara-negara di dunia telah mengalami penurunan jumlah orang yang terinfeksi virus tersebut.

Hufft … hari demi hari berlalu di iringi kesedihan dan kekhawatiran yang menyelimuti tiap individu di negeri kita tercinta Indonesia.

Walau bagaimanapun, kita yang masih bisa bertahan di situasi ambyarr tak menentu ini haruslah menjalankan protokol kesehatan dengan tertib dan sebaik mungkin. Serta jika memungkinkan, para sobat ngobrol bisa berlibur ke tempat-tempat yang tidak ramai dan memiliki pemandangan alam yang indah.

Beberapa waktu lalu, saya berkunjung ke tempat Ayah saya di Sukabumi dan mengajaknya untuk berlibur sembari menghilangkan penat ke salah satu tempat wisata bernama “Situ Gunung Suspension Bridge”.

Jembatan yang diklaim terpanjang di Asia Tenggara dengan panjang 243 meter, lebar 1,2 meter serta ketinggian dari dasar tanah 107 meter ini di resmikan oleh bapak Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan pada Maret 2019 silam.

Tarif masuk per-orang adalah Rp. 18.500,00 (Weekend) belum termasuk biaya parkir jika membawa kendaraan. Jika ingin mencoba jalan melewati jembatan pun, kita harus mengeluarkan biaya lagi sebesar Rp. 50.000,00 per-orang (Paket Reguler). Sebuah masker serta gelang kertas dengan barcode pun kita dapatkan setelah membayar.

Ada dua wahana “gratis” yang bisa dikunjungi dari tarif Reguler tersebut selain dari jembatan bersuspensi, yakni Air Terjun Curug Sawer & Teater Kesenian Tradisional Sunda termasuk welcome drink dan snack ringan seperti pisang dan singkong rebus.

Note : Info lebih lanjut tentang Situ Gunung Suspension Bridge bisa dilihat disini.

Manjaga Alam & Mensyukuri Ciptaan Tuhan.

Mulai dari tempat parkir hingga ke wilayah air terjun Curug Sawer, jantung kita benar-benar diminta bekerja lebih kuat dari biasanya. Serta asupan udara bersih dan sejuk masuk ke dalam paru-paru kita dengan baik.

Mata kita pun dimanjakan dengan pohon-pohon rindang berumur ratusan bahkan mungkin ribuan tahun di sana.

Entah mengapa, rasa damai dan tenang tersebut kembali membuat saya teringat dengan para teroris yang telah banyak melakukan kerusakan di dunia ini.

Negeri-negeri indah di Timur Tengah banyak yang hancur lebur karena konflik berkepanjangan antar kalangan yang tentunya ada kepentingan politik disana. Kekayaan alam negeri-negeri disana banyak yang rusak demi memenuhi hasrat para oknum-oknum untuk tujuan tertentu.

Padahal manusia telah diciptakan oleh Tuhan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Yang mana setiap manusia harus menjaga agar tidak terjadi kerusakan.

Pentingnya kita untuk bersyukur banyak sekali disebutkan di dalam kitab suci Al-Qur’an, serta larangan bagi kita untuk berbuat kerusakan di bumi ini. Seperti yang tertulis di surat Al-A’raf (7) ayat 56, yang artinya :

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.”



Satu quote menarik dari rekan saya yang selalu menempel di ingatan adalah, “Mainnya kurang jauh, pulangnya kurang malam.”

Tepat rasanya kalimat tersebut di tujukan kepada para kelompok-kelompok ekstrim yang berbuat kerusakan di bumi ini. Mereka butuh piknik dan liburan lebih banyak lagi agar bisa lebih mensyukuri nikmat-nikmat yang telah Tuhan berikan di dunia ini. Salah satunya bisa dengan mengunjungi tempat-tempat wisata yang menampilkan keindahan alam yang menentramkan jiwa.
#LestarikanAlam #JagaKesehatan #TetapOptimis

Komentar

Tulis Komentar