Waspada Ancaman Teror Saat Ramadhan

Other

by Kharis Hadirin

Bulan Ramadhan selalu menjadi momen penting bagi umat Islam. Selain untuk meningkatkan ibadah, bulan tersebut juga dimanfaatkan untuk saling berlomba dalam berbagi kebaikan.

Pada sisi sejarah, Ramadhan juga memiliki makna yang dalam bagi umat Islam. Pada bulan inilah Islam pertama kali memenangkan sebuah peperangan besar yang dikenal dengan nama Perang Badar. Ahli sejarah mencatat, peperangan tersebut menjadi perang paling menentukan terhadap perkembangan Islam. Sampai-sampai Nabi Muhammad dalam doanya berucap, “Ya Allah, jika pasukan Islam ini binasa, maka tak lagi ada ibadah kepada-Mu di muka bumi."

Betapa signifikannya Perang Badar ini yang kemudian mencul sebutan bahwa Ramadhan adalah bulannya jihad. Sebuah bulan yang penuh perjuangan, saat setiap amal kebaikan, dan pahalanya akan dilipatkan gandakan. Dari sekian banyak potensi kebaikan yang ada di bulan ini, masih saja ada sekelompok orang yang membajak momen Ramadhan untuk melakukan aksi teror.

Pada tahun 2017 silam, tepatnya di hari Sabtu, 3 Juni atau ketika itu bertepatan dengan hari ke 8 Ramadhan, sebuah mobil van melaju dan menabrak kerumunan pejalan kaki di kawasan London Bridge, London, Inggris. Tak berselang lama, dan masih di London, terjadi penusukan brutal di Borough Market. Akibatnya, 7 orang diberitakan meninggal dunia dan melukai belasan lainnya. ISIS secara terbuka menyatakan sebagai pihak paling bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Beberapa hari sebelumnya, kali ini terjadi di Baghdad, Irak, terjadi dua ledakan bom bunuh diri yang menewaskan puluhan orang. ISIS kembali menyatakan bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada Selasa (30/5/2017) atau tepat mamasuki hari ke-4 bulan Ramadhan.

Serangan-serangan ini adalah respon dari fatwa Syaikh Abu Muhammad Al Adnany di Suriah. Orang nomor 2 di ISIS setelah Abu Bakar Al Baghdady itu mengeluarkan fatwa untuk melakukan serangan pada tahun 2015, tepat 6 hari menjelang Ramadhan.  Melalui sebuah rekaman audio, ia menyeru kepada seluruh Anshorud Daulah atau simpatisan ISIS di seluruh dunia untuk bersiap diri menyambut Ramadhan dengan amaliyah jihad.

"Ramadan, bulan penaklukan dan jihad. Bersiaplah, bersiagalah untuk membuatnya menjadi bulan bencana di mana-mana untuk kaum kafir, terutama para pejuang dan pendukung khalifah di Eropa dan Amerika," kata Al Adnany, seperti yang diberitakan oleh Reuters, Minggu (22/5/2015). "Tindakan terkecil yang Anda lakukan di jantung (wilayah) mereka akan lebih baik dan lebih kekal ketimbang yang Anda lakukan bersama kami. Jika salah satu dari kalian berharap berada di Negara Islam, kami berharap kami berada di tempat kalian untuk menghukum para pejuang Salib dari siang dan malam," tambahnya.

Pasca seruan tersebut, rentetan kasus teror terjadi di berbagai negara. Termasuk serangan teror di Indonesia. Pada Selasa (5/7/2016) menjelang akhir Ramadhan, terjadi serangan bom bunuh diri di depan halaman Mapolresta Solo. Aksi serangan tunggal ini dilakukan pelaku dengan cara melilitkan bom di balik bajunya sambil mengendarai sepeda motor menuju Mapolresta. Beruntung, bom meledak sebelum mencapai sasaran. Tidak ada korban dalam peristiwa ini, kecuali pelaku yang langsung tewas di tempat.

Setahun setelahnya, Rabu (24/5) terjadi serangan bom panci di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. Peristiwa ini terjadi pada 3 hari menjelang Ramadhan. Setidaknya 5 orang tewas, termasuk 3 anggota kepolisian dan 2 orang pelaku. Kasus ini kembali menyeret Aman Abdurrahman dalam pusaran aksi terorisme dan membuatnya harus menerima keputusan pahit dengan vonis mati pada 2018 lalu.

Kenyataan ini, memang memunculkan kekhawatiran di masyarakat. Ramadhan yang seharusnya menjadi ladang umat untuk beramal kebajikan dan meningkatkan ibadah secara khusyuk, justru terusik dengan ancaman teror. Meskipun demikian, kita tetap berharap semoga Ramadhan kali ini dan Ramadhan seterusnya dapat berjalan damai dan penuh khidmat tanpa ada ancaman apapun. Terutama ancaman yang berpotensi mengusik ketenangan umat dalam menjalankan ibadah. Semoga damai selalu menyertai negeri ini!

Komentar

Tulis Komentar