Tipe-Tipe Napiter Setelah Bebas

Other

by nurdhania

“ Tipe-tipe Mantan Napiter Setelah Bebas, Cheeeck..!”

Jadi berasa konten Tiktok atau Reels , hehehe.

Para mantan napi teroris yang bebas baik bersyarat maupun murni tentu memiliki aktivitas yang beraneka ragam untuk menjalani hidupnya kembali. Entah bersama keluarga ataupun bersama masyarakat di kehidupan sosialnya yang lebih luas.

Meskipun mereka bebas dari lapas yang sama dan mengikuti pendampingan dan kegiatan serupa, outputnya bisa berbeda-beda. Ada faktor dari latar belakang si individu sendiri, keluarga, orang terdekat, bagaimana saat berinteraksi di dalam lapas, sampai “teman lamanya”. Tiap manusia unik dan beragam.

Berikut tipe-tipe mantan napiter setelah bebas versi ruangobrol.id

  1. Bahagia dan Bersyukur


Sudah 2 tahun lebih lamanya Pandemi Covid-19 menyerang. Pada awal-awal kemunculannya kita harus berkegiatan di rumah saja. Rasanya sangat suntuk, susah, semua serba terbatas benar-benar seperti dikurung. Sekarang, kita sudah mulai bebas bisa beraktivitas di luar rumah. Bisa bekerja di kantor, sekolah, datang ke konser, festival,dll. Rasanya sangat bahagia, bukan?.

Dikurung dalam jangka waktu yang cukup lama, sulit bertemu dengan keluarga, akses terbatas, kemudian setelah dinyatakan bebas dan dapat menghirup kembali udara luar merupakan hal yang paling membahagiakan dan patut disyukuri

Salah satu mantan napiter yang bebas bersyarat pada tahun 2019, menyatakan rasa syukurnya setelah bebas. Dia bisa kembali bertemu dengan keluarganya dan berencana membuka warung. ( berita jpnn  )

  1. Insecure dan Overthinking


Meskipun sudah bebas, ternyata ada juga yang masih merasakan khawatir, ketakutan, serta keraguan. Baik itu takut akan masa depan, takut ditolak masyarakat, takut tidak bisa mendapatkan penghasilan karena tidak ada yang mau menerimanya sebagai pekerja hingga takut menjadi beban keluarga.

Peran orang-orang terdekat, instansi terkait setempat sangatlah penting dan cukup besar. Mulai dari keluarga, kerabat, masyarakat, RT/RW.  Sembari paralel berdiskusi bersama lembaga pemerintahan atau CSO langkah apa yang harus dilakukan. Janganlah sampai memberi ruang kelompok lamanya untuk ambil peran di tengah kegalauannya. Karena support systemlah yang sangat mereka butuhkan.

  1. Residivis kasus Terorisme


Kembali masuk ke jaringan kemudian masuk penjara lagi. Adapun faktor yang mendorong beberapa di antaranya seperti takut kalau dimusuhi atau dijauhi oleh jaringan atau jamaah lamanya. Ada yang memang direkrut kembali oleh jaringan lamanya, kemudian ditolak oleh masyarakat setempat, sehingga reintegrasi sosial tidak berjalan. Sedangkan jaringan lama akan menerima dirinya kembali dengan tangan terbuka. Ketik residivis di kolom search web ruangobrol.id, akan banyak artikel yang membahas soal residivisme mulai dari teori, penyebab, faktor dan juga pengalaman.

  1. Resdivis kasus lain


Berdasarkan liputan yang dilakukan oleh tim ruangobrol, pernah ada mantan napiter yang terlibat peredaran narkoba. Sobat ngobrol bisa baca di sini https://ruangobrol.id/2021/03/20/fenomena/trend/kapolda-jateng-benarkan-adanya-mantan-napiter-ditangkap-diduga-terlibat-peredaran-gelap-narkotika/.

  1. Entrepreneur


Melamar pekerjaan di sebuah perusahaan tentu bukanlah hal yang mudah, apalagi jika punya label mantan napi. Oleh karena itu, tidak sedikit di antara mereka yang memilih buka usaha sendiri atau wirausaha. Sejak mereka masih di dalam lapas, pihak lapas sendiri atau instansi terkait  sering mengadakan kegiatan atau bimbingan kewirausahaan sebagai bekal di masa mendatang agar bisa hidup mandiri. Usaha yang dijalankan pun bermacam-macam, ada yang kuliner seperti Pak Jack Harun, ada bisnis ternak hingga herbal.

  1. Menjadi edukator


Biasa disebut dengan credible voice. Pengalaman adalah guru terbaik. Ketika mereka menyadari perbuatan yang telah mereka lakukan di masa lalu, kemudian bertobat dan memperbaiki diri, maka ada yang tergerak untuk bisa membantu sesamanya. Ada yang memulai sejak masih di dalam lapas, dengan berdiskusi, atau tausiyah beberapa napi yang masih kuat memegang ideologi ektremisme – kekerasan dan terkadang bisa mengancam nyawa mereka.

Kemudian setelah bebas, mereka mulai aktif speak up, untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya dari ekstremisme kekerasan yang bisa menyasar siapapun. Credible voices dari ruangobrol.id ada Pak Arif Budi dan juga Alm. Pak Yusuf yang aktif mengampanyekan perdamaian dan pencegahan ektrimisme kekerasan.

  1. Berkarya


Credible Voice sekaligus penulis di ruangobrol.id yaitu Pak Arif Budi yang juga sudah merilis bukunya berjudul Internetistan. Ada juga Pak Arifudin Lako, salah satu mantan napiter dari Poso yang kini menjadi seorang sutradara. Salah satu karya filmnya berjudul “Jalan Pulang”.

  1. Sekolah atau Melanjutkan Pendidikan


Ada beberapa napiter yang ditangkap saat masih mengenyam pendidikan di lembaga formal, sehingga di antara mereka sudah mulai ada yang memikirkan secara matang apa yang akan dilakukan saat bebas nanti, yaitu melanjutkan kembali pendidikan yang sempat terputus atau bahkan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pernahkah sobat ngobrol bertemu dengan tipe mantan napiter seperti yang sudah disebutkan? atau kalian pernah bertemu, mendengar dan membaca kasus lainnya? Tuliskan ceritamu di kolom komentar ya!

 

Ilustrasi: Pixabay.com

Komentar

Tulis Komentar