Kisah Mahasiswa Mengalami Radikalisasi Online di Masa Pandemi (2-habis)

Other

by Arif Budi Setyawan

Internet

Setelah mendapatkan penjelasan dari keluarganya, saya kemudian dipertemukan dengan Ardi di rumahnya. Saya memperkenalkan diri sebagai kenalan kakak iparnya dan pernah menjadi bagian dari kelompok ekstrem di masa lalu. Kedatangan saya adalah untuk mendengarkan keluhan dan keinginan dia, juga penjelasan kenapa ia sampai memiliki pemahaman seperti itu.


Ardi termasuk anak yang pendiam. Tapi ketika tahu yang datang adalah mantan aktivis kelompok ekstrem, dia tampak antusias. Mungkin dia merasa saya akan lebih mudah memahami jalan pikirannya.


Berdasarkan pengalaman saya, orang yang dalam kondisi seperti Ardi ini jangan dihakimi. Tapi didengarkan lalu pelan-pelan diajak berpikir lebih dalam. Maka itulah yang saya lakukan. Membuatnya nyaman bercerita lalu saya ajak pelan-pelan untuk melakukan refleksi.


Dari ceritanya, saya dapat merangkai proses radikalisasi yang terjadi pada dirinya sejak awal hingga bersinggungan dengan kelompok JAD. Yang kesemua prosesnya terjadi di ranah online.


Berawal dari rasa penasaran akan praktik beragama umat Islam di luar negeri dan sekaligus ingin meningkatkan kemampuan bahasa asingnya, ia kemudian mengikuti berbagai macam kajian Islam online.


Dari kajian-kajian yang diikutinya itu dia lalu mendapatkan satu pemahaman bahwa praktik beragama umat Islam di seluruh dunia tidak akan bisa sempurna karena berada dalam kekuasaan orang kafir. Satu-satunya cara menyelamatkan agama adalah dengan memurnikan kembali praktik beragama sebagaimana generasi awal umat Islam tanpa mempedulikan kondisi negara tempat tinggal.


Menurutnya dia juga kemudian tahu bagaimana tantangan penerapan cara beragama yang seperti itu di berbagai negara. Peserta kajian-kajian yang dia ikuti ada yang dari negara-negara Eropa, Afrika, dan negara-negara Arab. Dari mereka pula dia kemudian tahu grup-grup (komunitas online) khusus, seperti komunitas yang membahas isu konspirasi global, komunitas Flat Earth (Bumi Datar), dan lain-lain.


Nah, di komunitas Flat Earth itulah dirinya bertemu dengan para pendukung ISIS asal Indonesia yang ternyata juga penganut teori Bumi Datar. Dia lantas tertarik kenapa ISIS menganut teori bumi datar. Dari situ dirinya kemudian mulai berinteraksi dengan para pendukung ISIS asal Indonesia. Salah satunya adalah si janda JAD itu. Di situlah ia pertama kali berkenalan dengan si janda.


Dari hasil interaksi dengan para pendukung ISIS itu ia menyimpulkan bahwa paham ISIS sangat ekstrem dalam hal takfir (mengkafirkan orang). Dia tidak setuju soal takfir, tapi setuju dengan semangat pemurnian cara beragamanya.


Di sisi lain hubungan dengan si janda juga semakin akrab dan bahkan si janda sudah berani curhat mengenai kondisinya. Dari situlah muncul benih-benih cinta di antara keduanya. Sampai Ardi berada pada kondisi sangat ingin menikahi si janda. Katanya, salah satu motivasinya adalah dia ingin menyelamatkan si janda dari paham ekstrem dan menjauhi kelompok pendukung ISIS.


Saya lalu menjelaskan tentang karakter para pendukung ISIS yang saya ketahui dari interaksi saya dengan mereka dan dari pengamatan saya selama ini. Tentang penyimpangan mereka dalam hal-hal yang lebih detail selain daripada soal takfir. Termasuk soal fenomena “nikah online” dengan segenap dinamikanya.


Lalu saya ceritakan pula pengalaman pribadi saya yang pada akhirnya keluarga menjadi hal yang paling berharga untuk diperjuangkan. Maka dalam masalah yang dia hadapi, solusi terbaik adalah fokus pada kuliah dan berbakti pada orang tua dengan mengikuti keinginan orang tua selama bukan dalam perkara kedurhakaan kepada Tuhan.


Saya ingatkan pula betapa ibunya dan saudara-saudaranya sangat menyayanginya. Maka jangan sampai membalas kasih sayang mereka dengan berbuat yang hanya menyenangkan diri sendiri.


Keesokan harinya ketika saya berpamitan pulang, Ardi sambil menyalami saya dia berkata, "saya akan patuh dengan keinginan ibu mas. Mungkin memang saya terlalu gegabah dan terlalu menuruti kata hati tanpa berpikir lebih jauh."


Beberapa hari yang lalu saya menelepon ibunya dan menanyakan bagaimana kabar Ardi. Menurut ibunya, Ardi sekarang sudah mulai berubah. Sepertinya dia sudah mulai bisa melupakan si janda dan mengurangi aktivitas online. Dan belakangan ini dia lebih banyak menghabiskan waktunya di kegiatan kampus. Syukurlah kalau begitu.

Komentar

Tulis Komentar