Tips Storytelling yang Efektif

Analisa

by Arif Budi Setyawan

Storytelling merupakan keterampilan yang sudah ada sejak dahulu kala. Sebelum ada buku, surat kabar, telepon, telegram, apalagi internet, nenek moyang kita sudah menceritakan dongeng kepada anak cucunya.

Kita pasti senang dengan cerita yang bagus. Bila mendengarnya, kita akan menyimak, berimajinasi, dan mengingatnya. Bahkan, kita dapat menceritakannya kembali beberapa tahun kemudian bila cerita tersebut memang berkesan.

Di dunia bisnis dan politik, kita dapat menggunakan cerita untuk menggambarkan pentingnya inisiatif tertentu, memperkuat nilai tambah suatu produk atau menekankan alasan pentingnya sebuah organisasi untuk berubah. Metode yang kuno ini ternyata masih efektif untuk membangun kepercayaan dan menggugah orang untuk berubah.

Meski demikian, membuat cerita memang tidak semudah membalikkan tangan. Kekurangan ide akan cerita menarik kerap menjadi hambatan utama dalam bercerita. Oleh karena itu, kita memang perlu banyak membaca, mengobrol dengan berbagai macam orang dan mencari contoh-contoh yang dapat kita gunakan.

Pada konteks kampanye pencegahan terorisme, storytelling dapat menjadi metode yang efektif ketika bisa menjadikan para credible voices sebagai storyteller untuk menggugah kesadaran masyarakat. Para credible voices ini bisa menceritakan pengetahuan dan pengalaman mereka secara langsung maupun melalui perantara para aktivis pencegahan terorisme.

Para aktivis pencegahan terorisme bisa menjadi perantara dengan cara menuliskan cerita-cerita dari para credible voices. Tentu saja setelah mereka mengizinkan untuk mempublikasikannya. Atau mengajarkan agar para credible voices bisa menjadi storyteller yang baik.

Berikut ini adalah tips menjadi storyteller yang efektif yang bisa dicoba sendiri ataupun disampaikan kepada orang lain.

Selain memperhatikan teknik, seperti intonasi suara, phrasing dan penggunaan bahasa tubuh dalam membawakan sebuah cerita, ada tujuh elemen yang perlu diingat dalam storytelling.

Pertama, tentukan konteks cerita sehingga pendengar mudah memahami big picture (gambar besar) secara keseluruhan.

Kedua, gunakan metafora dan analogi agar pendengar mudah terpengaruh oleh isi ceritanya. Memilih metafora dan analogi juga harus disesuaikan dengan tipe pendengar.

Ketiga, rangsang sebanyak mungkin emosi pendengar. Studi mengatakan bahwa banyak pengambilan keputusan individu didasarkan atas emosi.

Keempat, jaga agar cerita tetap konkret. Cerita yang tidak realistis sulit dijangkau pendengar. Karenanya, cerita tidak akan terekam oleh ingatan.

Kelima, selipkan kejutan yang dapat membuat pendengar melepas adrenalinnya. Misalnya menyelipkan humor-humor segar yang menggelitik. Ada baiknya juga untuk memperkaya koleksi humor dengan menonton stand-up komedi.

Keenam, sesuaikan narasi dengan lingkungan pendengar. Misalnya narasi dalam lingkungan bisnis atau dalam acara-acara resmi sebaiknya lebih singkat dan padat.

Ketujuh, undang partisipasi pendengar untuk turut serta memberi komentar dalam cerita sehingga membuat mereka lebih memiliki cerita tersebut.

Itulah beberapa tips agar storytelling bisa menarik dan efektif. Selamat mencoba!

(Diolah dari berbagai sumber)

Baca juga: Storytelling: Salah Satu Cara Ampuh Memengaruhi Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme

Komentar

Tulis Komentar