Risalah Ayman Az-Zawahiri (3): Tentang Medan Perang

Analisa

by Arif Budi Setyawan

Medan perang kalian adalah medan perang sosial. Yaitu dengan memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan, panti-panti sosial, dan memberikan bantuan bencana kepada umat Islam.

Lanjutan Kutipan Isi Risalah “Matahari Kemenangan Bersinar dari Nusantara”

Medan perang kalian juga medan perang politik untuk mengumpulkan umat Islam dan mengorganisir mereka agar berjalan menuju perubahan yang diinginkan untuk membela negeri-negeri kaum muslimin dan melawan para durjana.

Sebarkanlah dakwah tauhid, persatuan Islam dan dakwah untuk mendirikan negara Islam yang mengumpulkan kaum muslimin di bawah khalifah yang satu dengan penuh keridhaan dan berdasarkan musyawarah.

Untuk mengumpulkan dan mengorganisir umat, kalian harus melakukan kerja tanpa henti di tengah-tengah umat. Misi itu menuntut kalian untuk senantiasa bekerja (dakwah) di tengah kaum muslimin, baik di kota maupun di desa-desa untuk menyebarkan akidah tauhid dan memperingatkan mereka akan bahaya kristenisasi.

Kalian juga dituntut untuk bekerja (dakwah) di tengah-tengah para pemuda dan penuntut ilmu guna menyadarkan mereka akan kewajiban terhadap umat dan untuk melawan seruan-seruan ateisme, sekularisme dan sosialisme.

Kalian juga dituntut untuk berdakwah di tengah-tengah para karyawan pedagang dan para pelajar, guna menjelaskan kepada mereka akan rusaknya sistem demokrasi sekuler dan nasionalis. Dan menjelaskan kepada mereka bagaimana sistem-sistem tersebut menyeret kaum muslimin kepada perpecahan dan kerusakan.

Medan perang kalian adalah medan perang sosial. Yaitu dengan memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan, panti-panti sosial, dan memberikan bantuan bencana kepada umat Islam. Guna untuk melawan upaya para misionaris dan ateis.

Medan perang kalian adalah dengan memberikan tarbiyah dan taujih (pengarahan) agar tingkah laku kita bisa naik sesuai dengan level syariat kita, hukum-hukumnya dan adab-adabnya.

Bagaimana kita meminta kepada umat untuk mempercayai kita dalam hal kesungguhan menerapkan syariat, jika ada sekelompok orang yang bergerak mengatasnamakan jihad, namun enggan untuk berhukum kepada syariat? Mereka menjadikan syariat itu dua bagian. Bagian yang mereka terapkan kepada orang lain, dan bagian lain yang mereka enggan berhukum dengannya terhadap diri mereka sendiri.

Bagaimana mungkin dapat dipercaya untuk menerapkan syariat, pihak yang mereka enggan menerapkan syariat dengan berbagai macam alasan, agar mereka tidak diadili atas tuduhan yang dituduhkan kepada mereka, agar mereka tidak menghadapi bukti-bukti yang dihadirkan lawan sengketa mereka di hadapan mahkamah syariah yang independen?

Bagaimana mungkin kita akan memahamkan umat bahwa kita akan menepati janji kita kepadanya, jika ada di antara kita yang mengakui baiat yang terbukti otentik, dan menyatakan diri bahwa baiat itu sebagai akidahnya, kemudian beberapa bulan setelah itu dia berusaha menutup-nutupinya.

Bagaimana kaum muslimin akan percaya bahwa kita membela kehormatan mereka, jika ada di antara kita yang bergelimang darah kaum muslimin dan menyulut fitnah yang karenanya ribuan mujahidin menjadi korban.

Bagaimana kita memahamkan umat bahwa kita tidak mengkafirkan umat Islam, jika ada pihak yang mengatasnamakan jihad dan mengaku sebagai pemimpin kaum muslimin, akan tetapi mereka mengkafirkan pihak lain tanpa berdasarkan dalil? Bahkan dia mengkafirkan berdasarkan kedustaan, dan yang lebih parah, kadang mereka mengkafirkan pihak lain karena amalan ketaatan yang dilakukan.

Bagaimana kita akan memahamkan kepada umat bahwa kita berusaha untuk menegakkan syura dan khilafah ala minhajin nubuwwah, jika ada yang mengaku telah menjadi khalifah tanpa syura dan menggunakan bom, peledakan dan kekerasan.


BACA: Membedah Isi Risalah Ayman Az-Zawahiri Kepada Pendukung Al Qaedah di Indonesia (1)

Bagaimana kita akan memahamkan umat bahwa kita sedang berusaha menegakkan khilafah ala minhajin nubuwwah, jika ada pihak yang mengaku menjadi khalifah hanya dengan baiat segelintir orang tak dikenal yang merampas hak umat. Kita tidak mengetahui nama dan julukan mereka. Kita juga tidak mengetahui jumlah, sifat dan biografi mereka.


BACA: Risalah Ayman Az-Zawahiri (2): Negara Islam yang Kami Serukan Adalah…

Kita juga tidak mengetahui di mana mereka bermusyawarah dan kapan hal itu dilakukan, dan kita juga tidak tahu saat mereka berkumpul, siapa di antara mereka yang setuju dan siapa yang menolak, siapa yang ridha dan siapa yang tidak suka, dan apa yang mereka lakukan terhadap orang yang tidak setuju. (*)

Komentar

Tulis Komentar