My Passion (2-end)

Other

by Arif Budi Setyawan

My Passion (2-end)

Pada saat itu saya benar-benar merasa bebas menentukan langkah saya tanpa adanya ‘kontrak kerja’ dengan orang lain. Saya bebas menentukan ‘jalan jihad’ yang akan saya lakukan sesuai keinginan saya berdasarkan pengalaman dan passsion saya.

Setelah melalui perenungan yang mendalam, akhirnya saya memutuskan untuk memulai ‘jalan jihad’ yang baru itu dengan memperbanyak kawan sepemahaman baik secara online maupun offline. Dengan memiliki banyak kawan, saya ingin mengetahui seberapa besar potensi para aktivis jihadi dan mencari tahu apa tantangan-tantangan dalam menghidupkan jihad di Indonesia.

Setelah itu saya berharap kepada Allah SWT saya bisa menjadi bagian dari orang yang bisa menyatukan kekuatan yang berserakan itu dan mengarahkannya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi ummat.

Memperbanyak kawan menurut saya adalah hal yang paling penting karena perjuangan itu tidak mungkin bisa dilakukan seorang diri, perlu bekerjasama dan perlu dukungan dari orang lain. Setidaknya perlu generasi penerus yang akan meneruskan perjuangan.

Hal ini masih menjadi prinsip saya hingga saat ini. Bedanya, dulu saya memperbanyak kawan dalam mencari dukungan dalam ‘eksperimen menghidupkan jihad’ di Indonesia, sedangkan saat ini saya memperbanyak kawan dalam rangka ikut berpartisipasi dalam memperjuangkan Islam bersama ummat, bukan lagi hanya bersama kelompok saya.

Hal lain yang memperkuat keinginan saya untuk tetap melanjutkan ‘eksperimen menghidupkan jihad’ adalah fakta banyaknya orang yang saya temui yang berpotensi menjadi jihadis, baik yang saya temui secara online maupun offline. Saya merasa berkewajiban untuk membantu mereka menemukan ‘jalan jihad’nya. Mereka punya potensi tetapi tidak tahu jalannya.

Oh iya, sebelum melanjutkan, saya ingin menjelaskan terlebih dahulu apa yang saya maksud dengan ‘jalan jihad’ itu. Jalan jihad adalah peran yang ingin dilakukan oleh seorang jihadis. Misalnya sebagai pelaku amaliyah, sebagai penyuplai dana, sebagai simpatisan, sebagai motivator, sebagai pendukung, dll.

Lalu di mana posisi saya di antara ‘jalan jihad’ yang ada ?

Dengan pengalaman saya bersama Sang Tamu dan Sang Senior, posisi saya adalah orang yang bisa membuat seseorang yang ingin terlibat dalam mata rantai jihad menjadi benar-benar terhubung dengan rantai jihad. Membuat orang yang tidak tahu menahu tentang jaringan pelaku ‘eksperimen menghidupkan jihad’ tetapi ingin beramal menjadi terhubung atau memiliki ikatan.

Saya punya jalur ke penjual senjata, pengusaha, beberapa simpatisan, dan akses ke beberapa tokoh JI yang jika saya mau bisa ‘dimainkan’ ketika ada orang yang ingin melakukan amaliyah. Tetapi saya juga tidak ingin mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh Sang Tamu dan para pelaku Pelatihan Aceh.

Intinya, pada saat itu yang ingin segera saya lakukan adalah memperbanyak hubungan dan memetakan potensi dari para aktivis jihadi. Karena prinsip saya pada saat itu adalah : aksi atau amaliyah tidak harus terjadi, tetapi menjaga ruh jihad dan mempersiapkan diri untuk jihad itu harus.

Komentar

Tulis Komentar