MY PRISON MY COLLEGE : Rutan Mako Brimob (1)

Other

by Arif Budi Setyawan

Dalam episode “MY PRISON MYCOLLEGE” ini saya akan bercerita dengan lebih detail karena sedapat mungkinsaya ingin membawa Anda merasakan bagaimana suasana penjara (hehehe). Padabeberapa bagian mungkin saya akan mengadopsi gaya penulisan novel agar lebihmudah dalam penyampaiannya. Kisah selama saya menjalani kehidupan di penjara adalahtermasuk yang paling banyak ingin diketahui orang. Apalagi ketika ada kejadianrusuh di Mako Brimob beberapa waktu yang lalu banyak tetangga dan kawan yangbertanya tentang bagaimana sih situasi dalam Rutan Mako Brimob di era saya dulu.


Episode ini juga nantinya akanmerupakan episode dengan seri terbanyak, mengingat begitu banyak romantika dankisah yang saya alami selama 3 tahun dan 4 bulan menjalani masa pidana sejakdari Mako Brimob hingga di Lapas Salemba Jakarta Pusat. Sebuah periode yangsebenarnya termasuk cukup singkat, tetapi merupakan yang paling berkesan dalamhidup saya. Penjara telah mengajarkan kepada saya banyak hal dan membuat jiwasaya semakin matang.


Baiklah... mari kita mulaikisahnya.


Semuanya berawal dari peristiwapenangkapan diri saya di sebuah kedai bakso di bilangan Jatipadang Pasar MingguJakarta Selatan. Sebuah peristiwa yang sangat mengejutkan meskipun saya sudahmenduga bahwa suatau saat nanti petualangan saya bisa jadi akan berakhirseperti ini. Pada saat itu saya sama sekali tidak merasa ada yang mengikutisaya atau orang-orang yang mencurigakan di sekitar saya. Padahal dalam beberapahari sebelumnya saya merasa ada yang selalu mengikuti saya, di atm, diminimarket,dll. Dan juga ada orang yang selalu nongkrong di depan gang yangbiasa saya lewati ketika keluar dari rumah kawan saya.


Tetapi pada peristiwa penangkapanitu saya benar-benar tidak merasa ada yang aneh. Ketika saya telah ditangkapbarulah saya tahu sejak kapan mulai ada ketidakwajaran di warung bakso itu.Ketidakwajaran itu dimulai sejak setelah pembeli terakhir keluar dari warungitu tidak ada lagi pembeli yang datang. Saya sendirian di warung itu sampaiselesai makan. Pas saya menenggak minuman dan membersihkan mulut dengan tissu,tiba-tiba masuk tiga orang pria muda bertopi dan berpenampilan sepertimahasiswa dengan menyandang tas selempang semua. Dua orang mengambil posisiduduk di meja di dekat pintu, dan satu orang duduk di samping kanan saya. Sayamengira mereka bertiga adalah orang yang mau beli bakso.


Saya kemudian berdiri untukmembayar tagihan ke arah kasir yang berada di sudut ruangan. Baru saja sayamelangkah dua atau tiga langkah, tiba-tiba orang yang duduk di samping kanansaya ikut bangkit dan kemudian mendorong tubuh saya ke tembok dan menekankepala saya ke tembok. Sejurus kemudian dua pria yang duduk di dekat pintu itusalah satunya dengan sigap  memegangitangan saya dan satunya lagi memakaikan kantung kain hitam ke kepala saya.


“Jangan melawan, kalau kamumelawan akan semakin sakit”, begitu bisik salah seorang yang sedang memakaikanborgol plastik ke tangan saya. Setelah selesai memasang borgol saya lalu diapitoleh dua orang yang membawa saya keluar ke arah kanan dari warung itu lalu sayadimasukkan ke dalam sebuah mobil yang cukup lapang ( saya rasa itu mobilsemacam Isuzu ELF) karena saya bisa telungkup di atas jok nyaris tanpa menekuk kaki.Sesaat sebelum meninggalkan warung bakso saya masih sempat mendengar ada yangberkata : “ eh, bayar dulu baksonya”.


Sebuah penangkapan yang sangatsingkat, tanpa perlawanan, dan tanpa ada senjata yang terlihat dikeluarkan.Luar biasa. Tidak sampai lima menit saya sudah berada di dalam mobil yangkemudian melaju entah kemana karena mata sudah tertutup. Selanjutnya saya mulaimenjalani proses interogasi dan penyidikan awal selama 7 hari sebelum akhirnyasaya dibawa ke Rutan Mako Brimob dan menandatangani surat penahanan.

Komentar

Tulis Komentar