Banyaknya orang yang menghadiri pemakaman itu membuat saya lalu beranggapan bahwa memang benar perjuangan Ustadz Mukhlas dkk harus dilanjutkan. Buktinya banyak orang yang bersimpati pada mereka dan hadir di pemakaman mereka, begitu kir saya. Hal ini membuat saya semakin bersemangat. Apalagi saya sudah memiliki banyak teman-teman sepemikiran yang saya kenal di mIRC.
Sambil menunggu perintah dari Sang Tamu, saya aktif menjalin hubungan dengan kawan-kawan yang saya kenal melalui mIRC. Meskipun saya sempat tidak punya akses sambungan internet, tetapi seminggu sekali saya sempatkan untuk pergi ke warnet sekedar untuk chatting dengan kawan-kawan sepemikiran dan mencari berita dunia Islam.
Sampai akhirnya di akhir tahun 2008 atau sebulan pasca pemakaman Imam Samudra dkk saya mulai bekerja di sebuah toko komputer sebagai teknisi di mana toko itu menyatu dengan warnet yang dimiliki oleh orang yang sama. Di situlah saya memiliki akses internet tak terbatas asalkan ada bilik yang sedang kosong dan sedang tidak ada pelanggan, sehingga saya semakin intensif mengikuti perkembangan jihad di internet.
Selain aktif menjalin pertemanan di internet saya juga mempunyai seorang teman baru yang sangat potensial yang juga pernah punya pengalaman kegiatan eksperimen jihad, yaitu beberapa kali membantu mencarikan tempat persembunyian bagi DR. Azhari dan Noordin M Top. Sebut saja teman ini dengan “ Sang Senior”. Sang Senior ini kebetulan sedang mencoba merintis usaha di daerah sekitar saya. Yang mengenalkannya adalah salah satau ustadz JI yang tinggal di daerah saya bertemu Sang Tamu dulu.
Pada sebuah diskusi antara saya dengan “Sang Mentor” kami juga membahas tentang perlunya memulai apa yang kami sebut dengan media jihad di Indonesia, karena di luar negeri sudah banyak bermunculan media berbentuk forum-forum berbahasa Arab-Inggris yang memuat rilisan-rilisan kelompok jihad dari seluruh dunia termasuk rilisan resmi Al Qaidah. Selain forum ada juga website yang khusus merilis karya-karya para ulama jihadi yang seringkali dirujuk oleh para petinggi Al Qaidah.
Media seperti itu sudah perlu dibuat di Indonesia atas dasar :
- Perlunya media yang membela jihad dan mujahidin sebagai bentuk pembelaan kita terhadap jihad dan mujahidin
- Agar ummat tahu bahwa ada mujahidin yang sedang berjihad di berbagai penjuru dunia sehingga ummat akan terjaga semangatnya dalam memperjuangkan Islam karena terinspirasi para mujahidin itu
- Membumikan jihad di Indonesia, minimal secara ilmiah dulu yang diawali dengan membiasakan ummat mengkonsumsi rilisan-rilisan mujahidin dari seluruh dunia.
Menurut “Sang Mentor” yang paling mudah untuk dicontoh untuk dibuat di Indonesia dari media-media jihadi yang sudah ada di luar negeri adalah yang berbentuk forum. Kerja forum itu pada awalnya adalah cukup dengan menterjemahkan rilisan-rilisan yang sudah ada di forum-forum jihad internasional dan merilisnya di forum kita. Sedangkan konten-konten yang lain itu akan menyusul kemudian seiring bertambahnya member dalam forum yang pasti akan memberi masukan-masukan bagi perkembangan forum.
Lebih lanjut “Sang Mentor” menjelaskan bahwa ke depannya forum juga bisa menerbitkan artikel-artikel dan materi yang berkaitan dengan ‘amaliyah’ atau materi-materi kemiliteran seperti yang pernah dirintis oleh anshar.net. Kelebihan penyebaran materi-materi ‘terlarang’ itu melalui internet adalah agar jika ada orang yang melakukan sebuah amaliyah, dia bisa beralibi dapat ilmu dan terinspirasi dari internet tanpa menyebut diajari oleh Fulan dan Fulan. Selain itu sudah saatnya mengajarkan ilmu-ilmu yang tadinya ‘tertutup’ menjadi sesuatu yang terbuka, karena sistem pengajaran melalui mekanisme tandhim-yang saat itu porak poranda sejak adanya Bom Bali- dinilai kurang relevan lagi di era jihad global yang sudah memasuki Indonesia. Dan khusus untuk forum dia juga mempunyai kelebihan dibandingkan website seperti anshar.net. Karena isi forum merupakan karya para member, bukan karya pengelola website, sehingga isinya merupakan tanggungjawab semua member dan butuh proses yang lebih rumit untuk melacak siapa yang menulis sebuah artikel di forum itu. Selain itu yang bisa melihat isi forum adalah para membernya saja.
(Bersambung, In sya Allah)
Komentar