Dalam obrolan di perjalanan itu Mas Haris juga menyampaikan bahwa pada tanggal 14-15 Maret 2018, YPP akan menyelenggarakan CVE Communication Workshop yang akan diikuti oleh 10 orang ustadz, 10 orang ustadzah, dan 10 orang mantan napiter, dan akan dihadiri oleh Noor Huda Ismail sebagai fasilitator acara tsb.
Saya bertanya apakah saya boleh hadir meski tidak masuk undangan ? Saya ingin bertemu dengan Noor Huda Ismail dan ikut workshopnya. Untuk menginap saya bisa nginap di tempat lain. Gampanglah urusan itu bagi seorang backpacker yang mudah bergaul dan menerima keadaan ini...hehehe (waduh,sombong nie ye..astaghfirullaah)
“Wah, tentu saja boleh pak. Nanti antum bisa nginap di tempat kos ana”, jawabnya bersemangat. Ok, sip lah kalau begitu.
Tanggal 14 Maret 2018 saya pun dengan semangat datang ke hotel tempat diadakannya acara CVE Communication Workshop itu. Tapi saya tidak berani langsung masuk. Saya menunggu Mas Haris datang terlebih dahulu. Tapi ternyata dirinya baru akan datang agak siangan dan saya disuruh masuk dulu, sudah dikoordinasikan dengan panitia.
Di depan lift saya bertemu dengan Pak Taufik Andre -yang baru saya ketahui ketika beliau memberikan sambutan di acara tsb-. Beliau menanyakan apakah saya salah satu peserta workshop yang datang terlambat ? Saya jawab bahwa saya adalah tamu tak diundang tapi ingin ikut workshopnya. Dan beliau mendukung kehadiran saya. Saya pikir waktu itu beliau adalah tamu di acara tsb karena waktu itu hanya bilang akan ke acara itu juga.
Memasuki ruangan acara saya langsung disambut oleh panitia dan Mas Noor Huda Ismail sendiri, lalu dipersilahkan untuk mencari tempat duduk yang kosong. Sambutan dan pelukan akrab Mr NHI -sebut saja begitu biar singkat nulisnya- membuat perasaan saya melambung. Saya merasa sangat terhormat bisa diterima dan disambut sedemikian hangat. ( Padahal bisa saja saya disambut demikian karena saya masuk bareng pak Taufik Andre...hahaha. Bercanda )
Di antara yang hadir ada beberapa mantan napiter yang saya temui tempo hari di acara BNPT. Maklumlah acara BNPT itu berskala nasional yang dihadiri oleh 100 orang lebih mantan napiter dan kombatan dari seluruh Indonesia.
Saya sangat terkesan dengan acara workshop itu yang berjalan mengalir cair asyik penuh keakraban dan canda tawa. Semua orang sepertinya merasa bebas berekspresi dan mengeluarkan sisi-sisi menarik dari dalam dirinya masing-masing.
Dan yang lebih terkesan lagi adalah para pemateri yang sebagian berasal dari luar negeri. Wah hebat juga YPP ini, bisa mendatangkan pembicara kelas internasional. Begitu pikir saya. Bagaimana mereka melakukannya dan apa yang telah mereka lewati hingga bisa seperti itu ? Hmm...sangat menarik untuk dikaji. Kalau dulu saya pernah ingin tahu ada apa dengan JI, kali ini saya ingin tahu ada apa dengan YPP.
Dalam sesi wawancara antara Mr NHI dengan para peserta sebagai bagian dari proses perkenalan, pas giliran saya Mr NHI menanyakan tentang sekilas pengalaman saya mengelola forum jihad, termasuk bertanya bagaimana cara kerjanya dan bagaimana kami mendapatkan pembiayaan untuk kegiatan itu.
Setelah mendengar penjelasan saya, Mr NHI menyampaikan bahwa cara kerja saya dan teman-teman dalam mengelola dan membesarkan forum itu hampir sama dengan yang ia lakukan ketika merintis dan mengelola YPP sampai saat ini. Yaitu yang pada dasarnya sangat mengandalkan social network / relationship.
Wah, semakin menarik nih !
Tetapi ada satu hal yang masih sulit dia mengerti pada saat itu, yaitu bagaimana bisa kami yang tidak pernah saling bertemu dan bertatap muka bisa saling percaya untuk bersama-sama bekerja membesarkan forum ?
Saya jawab : Itu perlu penjelasan yang panjang kali lebar.
Rupa-rupanya jawaban saya itu membuatnya penasaran dan memunculkan sebuah ide baru. Mau tahu apa idenya ? Nantikan di tulisan berikutnya.
(Bersambung)
Komentar