MY PRISON MY COLLEGE : Rutan Mako Brimob (3)

Other

by Arif Budi Setyawan

Di Rutan Mako Brimob (RMB) sayaperlahan-lahan mempelajari pola pikir masing-masing orang yang bisa diketahuidari pembicaraan dan perilaku mereka sehari-hari. Saya ingin mendapatkanpelajaran sebanyak-banyaknya dari semua tahanan ‘teroris’ yang saya temui.Sejak saya mendapati titik balik pemikiran sebagaimana yang saya ceritakan diawal serial ini, saya memang bertekad untuk menemukan simpul-simpul kesalahanyang lazim terjadi pada semua pelaku tindak pidana terorisme untuk selanjutnyabisa meluruskan atau mengurai simpul-simpul yang salah itu.


Di penjara semua akhlaq dan sifat asli seseorang akan tampak. Tak ada bedanya antara yang ustadz dengan bukan ustadz, antara komandan dengan anggota, atau antara yang makmur dengan yang kesusahan. Semua akan menampakkan sifat dan perilaku aslinya. Orang-orang yang ketika di luar penjara tampak sebagai dermawan atau ‘alim, di penjara belum tentu ia masih bisa dermawan dan berlaku ‘alim.


Keadaan yang sama-sama terpenjaradan sama-sama susah membuat sifat asli seseorang nampak, baik itu sifat baikmaupun sifat buruk. Dan ujian terbanyak di penjara adalah diuji dengan perilakudan sifat buruk sesama tahanan. Bagi yang mau belajar akan mendapatkanpelajaran yang luar biasa dan akan membuatnya semakin kuat. Tapi bagi yangtidak mau belajar akan mendapati semakin lama penjara akan semakin terasasempit baginya sehingga semakin mudah terpancing emosinya.


Bagaimana tidak semakin sempitjika sebuah sifat atau perilaku buruk itu dipertahankaan oleh para pelakunyadan tidak mau belajar untuk menguranginya demi kebaikan dan kenyamanan bersama?


Bagi saya pribadi, saya bisabelajar untuk lebih berlapang dada, lebih bersabar, lebih bersyukur, lebihdermawan, dan lebih bisa mengendalikan emosi berlebihan. Semua saya bangun diatas dasar bahwa hidup di penjara itu sudah susah, jangan sampai saya berbuatyang dapat menyusahkan orang lain. Sedapat mungkin saya harus memudahkan semuaurusan dengan orang lain dan bisa mengurangi kesusahan yang ada. Alhamdulillah…dariwaktu ke waktu saya bisa semakin meningkatkan kualitas diri di tengah kondisiyang serba sulit. Dan inilah hal yang paling saya syukuri. Mungkin di luar sanasaya tidak bisa mendapatkan ‘pelatihan’ seperti ini. Alhamdulillaah…


Semua pelajaran yang saya dapat selamadi RMB seperti : bagaimana terbentuknya pemikiran ‘radikal’ dalam diri seseorang,bagaimana sifat dan perilaku buruk yang dapat merusak ‘perjuangan’, beberapa‘fenomena unik’ di kalangan jihadis, dll, semuanya saya rekam dengan baik dikepala saya. Suatu saat nanti saya yakin pelajaran-pelajaran itu akan bergunadi masa depan bagi saya pribadi dan bagi orang-orang yang mau mengambilpelajaran darinya.

Komentar

Tulis Komentar