Mulai Bertugas (5)

Other

by Arif Budi Setyawan

Ketika terjadi peristiwa perampokan Bank CIMB Niaga Medan pada pertengahan Agustus 2010 yang menghebohkan itu, saya sempat curiga jangan-jangan pelakunya adalah kelompok yang dibuat oleh Sang Tamu selama ini. Tetapi ketika saya tanyakan kepadanya dia bilang bukan, itu kelompok lain yang memang sebagian orangnya ada yang dia kenal. Saya percaya sehingga kembali tenang.

Tetapi kira-kira sebulan kemudian ketika terjadi serangkaian penangkapan para tersangka pelaku perampokan CIMB Niaga Medan, saya mendapati dari media ada nama orang yang saya kenal yang ikut ditangkap. Orang itu saya kenal karena saya yang mengirimnya ke Medan. Saya kembali gusar. Apalagi kemudian Sang Tamu tidak muncul di ruang chat mIRC yang biasanya selalu saya cek setiap jam 8 malam. Jika ia ingin bicara dengan saya, dia pasti sudah menunggu di situ.

Oh ya, sedikit terlewat tentang bagaimana saya berkomunikasi dengan Sang Tamu selama ini. Untuk berkomunikasi yang aman tanpa menggunakan sambungan telepon, kami menyewa sebuah server mIRC pribadi dengan bantuan kawan yang ahli IT. Kami bisa mengakses protokol mIRC menggunakan aplikasi berbasis Java di handphone yang support Java. Ada aplikasi xIRC atau JMIRC yang biasa kami pakai waktu itu.

Kami menyepakati aturan bahwa setiap jam 8 malam saya harus mengecek ruang chat di server pribadi kami. Jika Sang Tamu ada yang perlu dibicarakan dengan saya, dia pasti akan menunggu saya di ruang chat itu (dia online lebih dulu).

Nah, pasca kejadian penangkapan itu ia sempat tidak muncul sampai seminggu lebih. Padahal biasanya tidak pernah sampai lebih dari tiga hari ia tidak muncul di ruang chat. Saya semakin gusar.

Akhirnya ia pun kembali muncul di ruang chat dan langsung saya berondong dengan pertanyaan. Mengapa ada orang kita yang ikut ditangkap ? Berapa orang kita selain yang saya kenal itu yang ikut ditangkap ? Bagaimana kondisi terakhir di sana ? dst…dst

Dan penjelasan dia malam itu membuat saya tercengang.

Dia menjelaskan mengapa ada orang kami yang ikut ditangkap. Ia kemudian menceritakan bahwa sebenarnya kelompok yang ia persiapkan selama ini juga pernah melakukan beberapa operasi fa’i  yang ia definisikan sebagai : mengambil harta milik musuh untuk membiayai proyek jihad yang mana pada kondisi kami pada waktu itu hal ini diperbolehkan.

Selama ini kelompoknya menyasar bank-bank kecil dan hanya dilakukan oleh 2-4 orang saja sehingga tidak terlalu mencolok. Tetapi keberadaan mereka selama ini sepertinya telah terdeteksi oleh aparat keamanan, sehingga ketika ada penangkapan para pelaku perampokan CIMB Niaga, kelompoknya pun ikut ditangkapi. Yang paling membuat saya shock adalah : di ujung ceritanya ia mengatakan bahwa ada 6 orang dari kelompoknya yang ikut tertangkap dan ia sendiri saat itu sedang dalam pelarian untuk menyelamatkan diri (menjadi DPO). Ia meminta saya untuk bersiap-siap, karena boleh jadi ia akan lari ke wilayah saya di mana saya harus membantunya mencarikan tempat yang aman.

Pada saat itu saya benar-benar dilanda kebimbangan. Di satu sisi saya sedikit kecewa karena apa yang selama ini disampaikan oleh Sang Tamu bahwa semuanya berjalan baik-baik saja dan terus berkembang positif ternyata faktanya tidaklah sebaik yang ia sampaikan. Keberadaan kelompoknya terdeteksi aparat, bukan seperti perkatannya bahwa semua semakin pandai.

Di sisi lain saya merasa harus tetap membantunya agar selamat dari kejaran aparat keamanan, karena jika ia tertangkap maka sangat mungkin saya juga akan ditangkap. Tetapi jika saya membantunya lalu kami tertangkap bersama-sama bagaimana ?

(Bersambung, In sya Allah)

Komentar

Tulis Komentar