Madani Film Festival 2019, Belajar Soal Keberagaman

Other

by Rosyid Nurul Hakiim

“AKU JUGA MANUSIA,” teriak Beshay mengentikan agresi si petugas karcis. Suaranya lantang, namun ada kesedihan disana. Banyak pasang mata dari penumpung lain di kereta itu yang menatap Beshay dan teman perjalanannya, Obama. Mereka memandang dengan jijik sekaligus takut. Hanya karena pria kecil itu berbeda.

Lepra yang sempat dideritanya membuat pria yang baru saja kehilangan istrinya itu berbeda. Bertekad mencari keluarganya, Beshay harus menghadapi kenyataan hidup yang getir. Apalagi dengan kondisi fisiknya yang mencolok. Demi menemukan sang ayah, dia meninggalkan orang-orang yang menerima dia apa adanya dan menempuh resiko.

Itulah Yomeddine (Hari Pengadilan), film asal Mesir karya Abu Bakr Syawky. Film yang terpilih sebagai nominasi utama Palme d’Or di kompetisi Cannes Film Festival 2018 ini menjadi pembuka dari rangkaian film yang diputar dalam Madani Film Festival 2019.

Pada tahun keduanya, Festival Film Madani hadir dengan lebih banyak film dan lokasi pemutaran. “Begitu juga dengan lebih banyak pendukung,” ujar Direktur Festival, Madani Film Festival 2019, Sugar Nadia, di Epicentrum Cinema XXI, Senin, 21 Oktober 2019. Rangkaian film dari berbagai negara itu hadir untuk merayakan keberagaman masyarakat Muslim. “Begitu juga untuk merayakan kemanusiaan,” tambahnya.

Soal keberagaman itu juga diperkuat dengan hadirnya Akram Shibly, seorang sineas Amerika keturunan Suriah. Latar belakangnya itu membuat pria yang sudah mendirikan perusahan film di usia 17 tahun ini harus selalu bergulat soal identitas dan budaya. Seorang keturunan Suriah yang harus menghadapi kenyataan hidup di Amerika. Akram hadir untuk berbagi pengalamannya.

Lebih lanjut, Pembina Festival, Putut Widjanarko menambahkan bahwa Madani Film Festival 2019 ini ikut menyumbang dalam diskusi soal Islam di ruang publik. Bukan soal tafsir atau hukum-hukum agama. Namun soal perspektif yang berbeda. “Yaitu budaya,” katanya. Lewat beragam film yang datang dari Mesir, Iran, Amerika Serikat, Afghanistan, Malaysia, dan lain lain, penonton bisa mempelajari kehidupan Muslim di luar Indonesia.

Sejalan, Garin Nugroho yang juga menjadi Pembina Festival mengatakan bahwa film-film di Madani Film Festival 2019 adalah alat untuk membawa penikmatnya kembali ke peradaban. Yaitu susastra atau membawa perasaan terkecil kemanusiaan. Hal ini menjadi penting seusai melewati Pemilu yang membawa perdebatan yang vulgar, cara pandang hitam putih, doktrin-doktrin, dan dukung mendukung.

Sementara itu, pada saat membuka secara resmi Madani Film Festival 2019, Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, mengingatkan soal pentingnya persatuan. Hal ini sesuai dengan tema besar dari festival film ini, yaitu ‘Reconcile’ atau rekonsiliasi. “Rekonsiliasi itu adalah sebuah usaha,” katanya. Dia menyebutkan bahwa terkadang kita melakukan over glorifying terhadap keberagaman (diversity), dan lupa soal kesatuan (unity). Padahal, kebaragaman itu adalah sesuatu yang memang sudah dibawa oleh manusia. Sedangkan kesatuan atau unity adalah sebuah kondisi yang harus diusahakan. “Karena itu, kita harus terus berusaha untuk bersatu,” lanjutnya.

Madani Film Festival 2019 yang membawa banyak film-film menarik ini akan didakan selama satu pekan penuh. Dimulai di tanggal 21 Oktober dan berakhir di tanggal 27 Oktober 2019. Tidak hanya soal pemutaran film, namun penonton juga diajak untuk lebih banyak berinteraksi lewat diskusi-diskusi yang diisi oleh beragam tokoh.

Selama satu pekan itu, penonton dapat menikmati rangkaian film di beragam lokasi yang berbeda. Film-film yang telah dikurasi untuk masuk dalam Madani Film Festival 2019 dapat dinikmati di Epicentrum XXI, CGV FX, @America, Binus University Alam Sutra, Indiskop, American Corner ITB, Institut Francais d’Indonesia (IFI Thamrin), American Corner Universitas Muhammadiyah Malang, dan Binus University Kampus JWC. Lebih lengkap soal aktivitas dan jadwal pemutaran film, silahkan mengunjungi link berikut ini:

https://www.ruangobrol.id/2019/10/19/fenomena/madani-film-festival-2019-hadirkan-tribute-to-bj-habibie/

atau website madanifilmfest.id atau mengikuti media sosialnya di @madanifilmfest (twitter dan Instagram).

Komentar

Tulis Komentar