Liverpool Selalu Menang di Liga Inggris, Kok Bisa?

Other

by Rosyid Nurul Hakiim

Kemenangan Liverpool akhir pekan lalu (Minggu, 10/11/2019) atas rival terberatnya, Manchester City, mengukuhkan posisinya sebagai yang tidak terkalahkan. Dari 12 kali bertanding, Si Merah ini baru mengalami satu kali draw dan tidak pernah kalah. Di Liga Inggris, posisinya kuat dengan koleksi 34 poin.

2019 adalah tahun fenomenal buat Liverpool. Jurgen Klop, sang Manajer, mulai menuai kerja kerasnya memimpin klub tua ini sejak 2015 silam. Bukan soal mudah, tanggung jawab besar ada di punggungnya ketika menggantikan Brendan Rodgers. Klub dengan ‘UEFA Badge of Honor’ ini sudah bertahun-tahun haus tropi. Sejak 2009, mereka tidak pernah menjuarai Liga Inggris. Terakhir klub ini mengangkat tropi Piala Champion adalah di tahun 2005.

We have to change from doubters to believers,” ujar Klopp kepada para penggemar Liverpool di masa-masa awalnya memimpin klub tersebut. Dia ingin, semua yang mendukung Liverpool untuk percaya bahwa klub ini akan bangkit lagi. Benar saja, The Reds mulai mendapatkan momentumnya, setelah 4 tahun bersama mantan Manajer Borussia Dortmund itu.

Dari sekian banyak kunci kesuksesan Klopp memimpin Liverpool, setidaknya ada dua hal yang mencolok.

Pertama adalah keterbukaan terhadap alternatif baru. Brendan Rodgers memberikan warisan yang kurang menarik bagi Klopp. Tim dengan nama besar ini sudah kemasukan 82 gol dari 69 kali pertandingan. Bukan hanya lini pertahanan saja yang buruk, tetapi semangat bertarung yang mlempem. Perubahan harus dilakukan.

Kepergiaan Christian Benteke dan Mamdou Sakho ke Crystal Palace begitu pula Mario Balotelli ke Nice membuka kesempatan bagi Klopp untuk mencari alternatif baru. Ditambah lagi dengan perginya Martin Skrtel ke Fenerbahce setelah bertahun-tahun bersama Liverpool.

Pada Musim Panas 2016, perubahan itu mulai terjadi. Transfer Sadio Mane ke Liverpool, mengawali masuknya sederet nama yang menjadi pilar klub tersebut saat ini. Seperti, Roberto Firmino, Gini Wijnaldum, Muhammad Salah, Joel Matip, Andy Robertson, dan Alex Oxlade-Chamberlain. Tidak hanya itu, Klopp juga memperkuat pemain-pemain yang lahir dari akademi Liverpool, seperti Trent Alexander-Arnold.

Dalam upayanya mencoba alternatif baru untuk memperkuat klub pengoleksi 6 tropi Piala Champion ini, Klopp sempat mengambil keputusan yang beresiko. Melepas Coutinho dan membeli Virgil van Dijk dan Alisson Becker dengan harga yang sangat tinggi. Namun, terbukti bahwa pilihannya tepat. Raksasa dari Belanda dan kiper dari Brazil itu berhasil memperkuat lini belakang Liverpool dengan sangat signifikan.

Kedua adalah soal hubungan antara Manajer dan pemain. Sudah menjadi rahasia umum bahwa hubungan yang buruk antara pemain dan ‘Boss’-nya (sebutan untuk para Manajer) adalah salah satu faktor signifikan yang membuat klub tidak berkembang. Keharmonisan adalah kunci.

“Apa yang kita lakukan dalam hidup, semuanya soal relationship,” ujar Klopp dalam sebuah interview. Hal inilah yang menjadi dasar baginya untuk memimpin Liverpool. Setiap orang bertanggung jawab dalam membentuk mood dalam tim. Oleh karena itu, hubungan baik harus dibangun.

Lewat kepemimpinannya, Liverpool membangun kedekatan antar pemain, dan bahkan dengan staff-staff yang mendukung kinerja para pemain itu. “Setiap pemain harus mengenal pemain yang lain dan bahkan semuanya yang bekerja di Melwood (tempat latihan Liverpool),” ungkapnya.

Hubungan yang harmonis inilah yang kemudian memungkinkan adanya komunikasi. Terbangunnya komunikasi yang baik, akan menghasilkan kerjasama tim yang baik. Bahkan, meskipun tidak ikut bermain, Klopp kerap berfungsi sebagai cadangan energi bagi timnya. Ketika energi para pemain sedang turun karena tertinggal, Klopp selalu ada untuk memberikan energi tambahan. Hal inilah yang kemudian membuat mental pantang menyerah dari squad Liverpool terbangun. Tidak heran, jika Liverpool sering bangkit dan membalikkan keadaan saat sedang tertinggal.

Klopp benar-benar memaknai semboyan si Merah, You’ll Never Walk Alone, kamu tidak akan pernah berjalan sendirian.

 

 

Komentar

Tulis Komentar