Pahlawan Tidak Pernah Narsis

Other

by Rizka Nurul

Sering kali kalau kita melihat film superhero seperti Spiderman, Captain America, Iron Man dan lain-lain, mereka menggunakan kostum sehingga muka mereka tidak terlihat. Banyak yang berpendapat bahwa mereka melakukan itu agar terhindar dari ancaman. Sedangkan kalau kita mau sebentar saja khusnudjon, mereka melakukan itu karena mereka ikhlas, alias gak narsis.
Pahlawan zaman dulu pun banyak yang harus gugur menjadi pahlawan tak dikenal. Untuk berjuang bagi bangsa dan negara tidak membuat mereka harus pamer, cerita ke anak cucu pun hanya untuk menggambarkan bagaimana perjuangannya sehingga anak cucu tau untuk pertahankan kemerdekaan. Yaaa urusan cucu sih yang kemudian pamer tentang kakeknya.
Kalau pahlawan superhero kekinian, misalnya Spiderman, nama aslinya Peter Parker (dalam berbagai seri, Spiderman, Spiderman Home Coming, The Amazing Spiderman, semua namanya Peter Parker meski pacarnya beda-beda, pemerannya beda-beda). Peter digambarkan sebagai sosok mahasiswa cupu, kuper (kurang pergaulan) dan gak kaya tapi suka sama cewek idola, gaul dan baik hati. Ini laki semacam obses keliatannya, tapi tentu dengan dia yang seorang spiderman dia bisa aja diterima ama cewek onoh. Tapi Peter gak pamer kalau dia spiderman, dia maunya perempuan tersebut jatuh cinta karena hatinya, bukan karena statusnya yang superhero. Peter juga gak pamer di instagram kalau dia suka nolong orang, bibinya aja gak tau karena dia jadi superhero juga kecelakaan digigit laba-laba.
Contoh lain adalah Hulk. Hulk seru juga nih, dia jadi superhero bukan karena dia yang mau. Dia cuma perlu marah akhirnya jadi Hulk dan nolong orang. Kalau orang marah justru nyakitin orang, Hulk justru kalau marah ngeberantad musuh dan nolong orang. Dia pergi pas diucapin makasih dan malah tampang muka nyebelin gak ramah.
Atau senarsis-narsisnya Iron Man, dia tetep pake topeng dan tampil narsisnya karena dia tajir dan sok ganteng aja bukan karena dia pahlawan. Dia konferensi pers tentang penghematan energi bukan karena dia nyelamatin dunia dari alien.
Tokoh-tokoh tersebut diciptakan oleh Stan Lee, seorang komikus yang memulai karir dari 1941. Komik pertamanya adalah Captain America (doi pake topeng juga meskipun ganteng) yang berusaha menyelamatkan Amerika saat perang dunia ceritanya. Kabar hari ini, Stan Lee meninggal dunia di usianya yang mengijak 95 tahun. Menariknya dari seorang Stan Lee adalah karena ia selalu menjadi figuran di setiap film tokoh-tokoh Marvel yang ia ciptakan, entah itu Iron Man, Hulk, Captain America, Avengers, dan lain-lain.
Stan Lee mengajarkan banyak hal dari tokoh superhero yang ia buat. Spiderman misalnya, mendapatkan cinta dengan menjadi dirinya sendiri, bukan menjadi superhero dari apa yang ia tak sengaja dapatkan. Captain America juga setia gak pacaran meskipun dia udah beku dan pacarnya meninggal di usia tua, dan dia masih muda (brondong cuuy). Et kan salah fokus. Jadi kisah Captain America mengajarkan bahwa seorang yang cupu, pendek, kecil, gak keurus bisa jadi beruntung dan jadi superhero ngalahin mereka yang badan tinggi, gemuk, besar dan pintar. Kita gak bisa menjudge orang dari fisik dan keadaan dia saat ini. Terus terus, kisah Hulk mengajarkan bahwa kemarahan kita kadang gak bisa dihindari tapi tularkan itu ke hal yang lebih berguna dan menolong orang lain. Paling penting, Hulk kasih tau kita kalau orang muka serem, gak selamanya nyebelin. Iron Man, seorang yang narsis ini memang nyebelin pasti, tapi dia punya keinginan untuk menolong orang lain tanpa harus diucapin terima kasih, tanpa pamrih atau pamer.
Dari sosok Stan Lee juga kita belajar bahwa Stan Lee boleh jadi cuma figuran di film tokoh yang ia ciptakan. Bagi Stan Lee, ia tak harus tampil di depan dan terkenal. Stan Lee tidak ingin menjadi aktor hebat tapi dia telah jadi kreator hebat.
Sumber gambar : https://goo.gl/images/T8a2yV

Komentar

Tulis Komentar