Film 3 Faces, Pamungkas Istimewa dari Madani Film Festival 2019

Other

by Rosyid Nurul Hakiim

“Mereka mengkhianatiku,” ujar Marziyeh sebelum menggantung dirinya di sebuah gua yang tidak jauh dari desanya. Dia kecewa karena pernikahan yang awalnya dijanjikan sebagai jalan kebebasan gadis muda itu untuk menggapai mimpinya sebagai artis, ternyata tidak seperti yang dia bayangkan. Rentetan curahan hati dan kekecewaannya itu dia rekam dalam sebuah handphone sebelum dia melilitkan tali di lehernya.

Dalam sebuah mobil, seorang aktris terkenal, Behnaz Jafari dan rekannya Jafar Panahi berdebat soal keaslian video yang sampai padanya. Video Marziyeh yang menggantung dirinya itu menganggu Behnaz. Dia bahkan harus meninggalkan jadwal shootingnya, hanya untuk mencari kebenaran ke sebuah desa di sudut Iran. Desa tempat Marziyeh, seorang gadis muda yang bermimpi menjadi aktris, yang sempat di temui Behnaz beberapa waktu sebelumnya.

Film 3 Faces menjadi penutup sempurna dari Madani Film Festival 2019. Lewat kacamata sutradara Jafar Panahi yang menjadi dirinya sendiri di film itu, para penonton diajak untuk melihat sisi lain dari hiruk pikuk Teheran. Dengan sudut-sudut gambar sederhana, Jafar membawa film ini dengan konsep road trip, melewati jalan tanah berdebu dan berliku, menuju desa asal Marziyeh. Tidak hanya itu saja, Jafar berani menggunakan cahaya-cahaya alami di film ini, sehingga lebih menonjolkan kealamian dan keaslian dari cerita dan settingnya.

Cerita dibangun dengan dialog antara Behnaz Jafari yang juga menjadi dirinya sendiri dengan Jafar Panahi di sepanjang perjalanan. Hingga akhirnya mereka bertemu keluarga Marziyeh, dan menemukan fakta soal pandangan penduduk desa terhadap pekerjaan sebagai aktris. Disana, mereka juga menemukan kenyataan pahit dari aktris lama, Shahrzad yang kehilangan kejayaannya setelah revolusi Iran di akhir tahun 70an. Pertemuan tiga generasi aktris ini yang menjadi inti dari judul 3 Faces atau tiga wajah. Meskipun, hingga akhir film, penonton tidak pernah ditunjukkan dengan wajah dari Shahrzad.

Kesederhanaan dan kekuatan cerita dari 3 Faces ini yang mengantarkannya sebagai pemenang di Cannes Film Festival 2018 dalam kategori Best Screenplay. Bahkan film ini juga mendapatkan nominasi Palm d’Or pada ajang yang sama. Menariknya, kemenangan itu didapatkan Jafar ketika dia masih dalam larangan membuat film oleh Pemerintah Iran. Hal yang membuat pamungkas di Madani Film Festival 2019 menjadi istimewa.

Mengenai Madani Film Festival 2019, Sugar Nadia sebagai Direktur Festival merasa puas dengan penyelenggaraan festival yang banyak mengungkap keberagaman masyarakat Muslim di dunia itu. “Audience-nya seru, banyak interaksi, dan tanggapannya positif dari yang hadir,” ujarnya saat ditemui Ruangobrol.id seusai pemutaran film 3 Faces. Dari catatannya, ada sekitar 2000 penonton yang sudah menikmati 29 film dari berbagai negara yang diputar di festival ini dari 21 hingga 27 Oktober 2019. “Mudah-mudahan kita bisa melanjutkan ini,” lanjutnya.

Sementara itu, salah satu Pembina Festival, Krisnadi Yuliawan, justru menyoroti soal tingginya antusiasme penonton di Malang, Jawa Timur. “Respon di Malang besar sekali,” ujarnya. Berbeda dengan tahun sebelumnya, Madani Film Festival di tahun 2019 memutar film tidak hanya di Jakarta saja. Tetapi juga di Bandung dan Malang. Terutama untuk pemutaran di Malang, kritikus film ini merasa bahwa antusiasme yang tinggi itu karena penikmat film di Kota Bunga menginginkan referensi film-film yang berkualitas. “Mereka berharap, pemutaran di Malang tidak hanya satu kali saja,” tambahnya.

 

 

Komentar

Tulis Komentar