Facebook Pak Agus #3 - Kelinci

Other

by Rizka Nurul

Waktu telah menunjukkan jam 5 Sore. Beberapa orang pamit pulang.


“Eh, gue duluan ya. Harus jemput cewek gue.” Pamit Rian sambil berdiri yang kemudian melambaikan tangan. Jono dan Memei kemudian menyusul pamit kepada Sita yang masih duduk di kursinya.


Femi masih sibuk melihat viewers facebook story-nya, “Kok dikit ya?” Gumam Femi yang hanya ditanggapi dengan tengokan sejenak oleh SIta.


Sita kemudian membuka komputernya yang padahal sudah ia tutup sebelumnya.


“Kok lu kerja lagi?” Tanya Femi penasaran


Sita masih fokus dengan laptopnya, “Gak, gak apa-apa.”


“Apaan sih?” Femi semakin penasaran dan mengarahkan mukanya ke laptop Sita.


Sita menatap sinis, “Kok kepo?”


Femi memundurkan pandangan. Perlahan Sita membuka google dan mengetik, ‘Bahaya Media Sosial’.


Femi langsung menghampiri lebih dekat, “Lu mau ngapain?”


“Ya gak apa-apa, kenapa sih?” Sita mulai risih


“Lu mau laporin kita-kita ya ampe googling kaya gitu?”


Sita tak berkutik dengan protesnya Femi sambil berkata, “Lu yang panik, lu juga kan yang bikin gaji kita dipotong.”


Femi menunduk, menyesal, “Maaf, abis gue so excited gitu lho. Ya ampun, endorse gue baru datang dan hari ini emang seneng banget sih.”


“Ya bukan salah lu juga sih, ya mau ngumpet gimanapun cepet atau lambat pasti ketauan. Lagi Pak Agus parno banget ya?” Komentar Sita.


Femi memegang dagu, “Terus gimana ya supaya bisa buka facebook tapi gak ketauan?”


Sita turut memegang dagunya, “Ya justru kita harus bikin Pak Agus suka facebook!”


Femi penasaran, “Caranya?”


Sita kembali berpikir, “Oke, gue bakal datengin Pak Agus besok. Tapi gue minta bantuan lu Fem, gue gak bisa ngelakuin ini sendiri.”


Mereka kemudian berbincang hingga hampir larut malam. Keesokan harinya misi pun dijalankan.


Pak Agus datang dengan wajah tak menyenangkan. Rian dan Jono menggaruk-garuk kepala, membayangkan gaji yang tidak full lagi.


Sita dan Femi saling menatap dan memberi kode. Sita kemudian berjalan masuk ke ruangan Pak Agus.


Femi tersenyum kegirangan.


“Ngapain sih, Fem?” Tanya Jono.


Femi sok misterius tak mau menjawab, “Ada deh.”

Komentar

Tulis Komentar