Facebook Pak Agus #5 - Log In

Other

by Rizka Nurul

“Eh, Pak Agus belum pulang ya?” Tanya Memei yang bersiap pulang.


Rian menggeleng, “Belum. Tumben banget hari Jumat dia gak pulang cepet.”


“Ini kita pulang gak apa-apa?” Tanya Memei tidak yakin.


“Gak apa-apa, lagi asik dia.” Ujar Femi tertawa.


“Asik ngapain?” Tanya Rian


Femi berbisik, “Tadi gue liat di jendela, dia lagi main facebook”


Memei dan Rian menahan tawa.


“Yaudah gue duluan deh ya,” kata Memei.


Hari pun berganti. Pak Agus makin sering pulang malam. Pagi ini dia datang dengan mata agak sembab.


“Pagi pak,” Sapa Rian.


Pak Agus mengangguk, “Iya Pagi.” Jawabnya terlihat mengantuk.


“Begadang Pak?” Tanya Jono.


Pak Agus menggeleng, “Gak.” Ia nampak menguap. “Eh Jono, kamu tau gak?” Tanyanya tiba-tiba. “Saya baru tau kalau produk Cina ini banyak masuk ke Indonesia ilegal, ada di Tanjung Priok sana. Kamu bisa cari gak? Nanti kita jual mahal disini.”


Jono heran, “Bapak kata siapa?”


“Ada pokoknya saya dapet info.”


“Oh nanti saya cari tahu deh pak.” Kata Jono.


Pak Agus kemudian masuk ruangannya.


Memei kemudian menyusul masuk ruangan. “Pagi Pak”, Sapa Memei begitu masuk ruangan Pak Agus.


“Ada apa Mei?” Tanya Pak Agus.


“Ini pak, pengajuan untuk meeting bersama di Pantai ..”


“Eh Mei, kayanya kamu harus ganti itu lokasinya.” pak Agus memotong.


“Kenapa pak?” Tanya Memei heran.


“Itu katanya bakal ada gelombang 57 meter Mey.” Ujar Pak Agus.


“Itu bukannya ..” Memei ragu memberitahu


“Selama 4 tahun ini udah 332 kali bencana, ini presiden paling-paling bawa bencana” Ujar Pak Agus bersemangat.


“Tapi itu hoax Pak.” Memei memberanikan diri. “Zaman Presiden keempat, 2 tahun aja 233 kali, Zaman presiden kelima, dua tahun pemerintahan 1000an lebih. Itu karena siklus angin dan emang Bumi udah tua Pak.”


“Hoax itu apa Mei?” Tanya Pak Agus.


“Hoax itu kabar tidak benar Pak, disebar di media sosial. Fitnah itu Pak. Bapak mau percaya Fitnah? Jadi gimana nih Pak?” Tanya Memei tidak sabar.


Pak Agus berpikir, “Nanti saya review lagi.”


Memei kemudian pamit keluar ruangan Pak Agus dan duduk dengan wajah kesal.


“Abis dimarahin ama Pak Agus?” Tanya Rian menebak.


Memei menggeleng, “Gak, ini pengajuan meeting aja di review gara-gara tempatnya di Pantai. Dia main facebook malah dapet hoax.”


Sita langsung menyambung, “Iya, iya, semalem dia capture gitu yang ada di facebook terus kirim ke gue, tentang Hei Tayo katanya itu artinya ‘Aku Yahudi’. Gara-gara dia pernah ngeliat gue nyanyi-nyayi itu.”


Femi tertawa puas, “Hahaha, kok kocak deh.”


“Eh itu beneran tau, artinya Aku Yahudi.” Ujar Jono yang kemudian menutup mulutnya.


“Itu hoax tau!” Ujar Rian.


“Ah lu samanya, main facebook gak pake ilmu!” Kata Femi.


“Emang ada mata kuliah Facebook?” Tanya Jono.


“Gak perlu mata kuliah, tapi perlu mikir.” Ujar Femi.


Sita langsung bergegas mengajak Femi ke ruangan Pak Agus, “Permisi Pak.”


“Iya, masuk.” Pak Agus mempersilahkan.


Sita langsung duduk. “Pak, saya mau minta maaf ke bapak.” Kata Sita.


“Minta maaf apa?” Tanya Pak Agus Heran.


“Ya harusnya saya kasih tau juga, kalau di media sosial apapun itu banyak hoax pak.” Ujar Sita.


“Nah!” Pak Agus mengagetkan, “Tadi juga Memei cerita itu.”


“Jadi Pak, berita di facebook itu gak semuanya benar. Kita harus liat keaslian informasi dari sumbernya, dari fotonya, dari isi beritanya.” Sita mencoba menjelaskan. “Facebook memang banyak manfaatnya Pak, tapi kita tetep harus waspada ama yang tidak bermanfaat kaya hoax itu.”


“Berarti kalau saya sebarin hoax, saya sebarin fitnah ya? Dosa donk saya.” Pak Agus kaget sambil menunjuk dirinya sendiri.


“Bukan cuma dosa nyebarin fitnah pak, tapi bisa jadi bapak kehilangan pertemanan gara-gara hoax itu.” Sita menambahkan.


“Tapi kan bener kan Hey tayo itu artinya begitu?” Ujar Pak Agus.


“Lah, itu dari bahasa apa ya pak? Bapak bisa bahasa Ibrani? Bapak ambil sumber yang terpecaya aja pak, cek dulu keasliannya sebelum menyebarkan.”


Pak Agus mengangguk, “Wah bener-bener. Daripada dosa ya?”


“Iya pak. Tahan dulu jempolnya kalau memang gak tahu keasliannya.” Sita menutup obrolan tersebut.


Pak Agus mengangguk lagi, “Oke Sita, terima kasih informasinya. Berkat kamu, saya kembalikan gaji semuanya, kecuali yang sebar hoax!”

Komentar

Tulis Komentar