Jakarta Tanpa Macet, Bagai Sayur Tanpa Kuah

Other

by Rizka Nurul

Sayuran bisa diolah berbagai macam hidangan sayur seperti sayur kuah atau sayur tumis. Sayur kuah biasanya menjadi lebih diminati karena dianggap lebih segar. Namun, sayur tumis juga tak pernah hilang penggemar. Cah kangkung dan cah toge misalnya, menjadi sayur tumis yang selalu bisa dipadukan dengan berbagai lauk. Sedangkan Sayur Kuah, akan cocok dipadukan dengan lauk-lauk tertentu biasanya.
Sayur biasanya memuat banyak komposisi bahkan sayur sederhana sekalipun. Cah kangkung misalnya, selain bahan utamanya kangkung, kita juga harus menyediakan irisan bawang merah, bawang putih dan cabai. Bisa juga memakai kencur agar lebih sedap atau Saus Tiram agar lebih gurih. Jangan lupa tambahkan garam.
Komposisi yang heterogen pada sayur sama halnya dengan komposisi masyarakat Jakarta. Ada yang menjadi bawang misalnya, membuat pedih mata orang tradisionalis yang melihat orang-orang yang bajunya nyentrik dan mereka anggap seni. Ada yang menjadi cabai teruntuk orang-orang bermulut pedas menanggapi kemacetan Jakarta. Ada juga yang menjadi kangkung, orang biasa yang mengikuti arus kemacetan Jakarta. Ada juga yang menjadi garam, yaitu pemangku kebijakan yang seharusnya menyedapkan. Meskipun sering bikin kebijakan kontroversial, anggap aja kebanyakan garam. Jadi asin.
Nah, kemacetan Jakarta itu ibarat kuah sayur. Kalau macet ya memang biasanya juga ibu kota begitu dari zaman dulu, sama seperti sayur ya biasanya juga sayur berkuah. Tapi kalau tidak macet, yaa sama dengan tumis kangkung, bisa dengan apa saja, digemari tapi tak semua bisa menikmatinya karena kangkung bikin ngantuk.
Lenggangnya Jakarta pada lebaran kali ini sudah dimulai dari H-6 lebaran. Luar Biasa bukaaan? Padahal biasanya orang yang membawa mobil di Jakarta terutama jam berangkat/pulang kantor adalah orang dengan tingkat kesabaran tertinggi se-Indonesia. Presiden? Kalaaaah, dia kan pake Patwal.
Juga perjuangan para petangguh commuter line di segala usia menjadi contoh kerasnya Jakarta. Tangan dan Kaki di kereta buatan Jepang itu tidak akan berbanding lurus, bahkan badan kadang tidak bisa bergerak dengan kemiringan 60 derajat. Kereta yang sudah penuh tetap dipaksakan masuk karena mereka dikejar jam masuk. Sungguh pancasila nomor dua tidak diterapkan, tidak manusiawi.
Cuti yang ditetapkan pemerintah sejak 11 Juni hingga 20 Juni menjadi Cuti yang paling lama karena banyak orang sudah mengambil libur sejak tanggal 9 yang bertepatan dengan libur akhir pekan. Sehingga hampir dua minggu Jakarta kosong melompong dan kering karena ditinggal penghuninya. Namun, lagi-lagi kenikmatan tiada tara ini tidak akan bisa dirasakan semua orang karena mereka mudik.
Ya mungkin kali-kali Anda harus memutuskan untuk tidak mudik agar jangan selalu makan sayur lodeh, sayur kangkung sekali-kali.

Komentar

Tulis Komentar