Sebanyak 70 film dari 22 negara meramaikan Madani International Film Festival (IFF) 2022 yang diselenggarakan di Jakarta pada 8-15 Oktober 2022. Festival ini mengangkat tema tantangan dan semangat keberagaman masyarakat muslim di berbagai belahan dunia.
Festival ini diselenggarakan atas inisiasi antara Mizan dan Pabrikultur. Selain menghadirkan film-film lokal dan mancanegara, Madani International Film Festival juga menyelenggarakan diskusi-diskusi untuk membahas isu-isu relevan. Sedikitnya ada 15 diskusi dari 30 pembicara dalam dan luar negeri.
Board of Madani International Film Festival, Putut Wijanarko mengatakan, IFF ini memberikan tawaran baru bagi dunia film Indonesia dan internasional.
“Saya teringat saat kami memulai lima tahun lalu. Saat itu, kami mengundang sutradara perempuan dari Bosnia yang filmnya masuk di Festival Film Cannes, tapi sama sekali tidak terdengar di Indonesia. Alhamdulillah, kali ini kembali bisa diselenggarakan secara offline setelah dua tahun sebelumnya online," kata President Mizan Publika itu.
Dijelaskan Putut, Madani Film Festival memuat berbagai cerita orang Muslim di seluruh dunia. Oleh karena itu, tagline yang dipilih: Celebrating Moslim Diversity. Ada berbagai cerita mengenai umat muslim di berbagai belahan dunia muncul dalam bentuk film.
“Akan kami coba sampaikan terus menerus, sehingga kita akan mendapatkan cerita dari Kazakhtan Austria, Mali, Amerika dan banyak negara lainnya. Film ini menceritakan berbagai tantangan, harapan, bahkan ketakutan yang dialami," ungkap dia.
Tahun ini, lanjut Putut, Madani Film Festival mengambil tema “Ufuk”. Tema ini menjadi harapan baru setelah pandemi menyerang hampir seluruh negara di dunia. Selain memutar film dari berbagai negara juga ada kompetisi. “Kami mendapatkan submission dari 2200 orang dari banyak negara," katanya.
Hikmat Darmawan, Board of Madani International Film Festival yang lain mengatakan pemilihan tema "Ufuk" mengemban dialog dan harapan. "Ufuk bisa dipahami sebagai batas terjauh pandangan mata, batas antara bumi dan langit. Ufuk seringkali identik pikiran yang terbuka, imajinasi sekaligus harapan yang luas. Dalam konteks tematik dan programati, ufuk diterjemahkan antara lain lewat fokus pada pikiran dan imajinasi," terangnya.
Sedikitnya ada tiga topik dalam Madani tahun ini. Pertama, topik perempuan dalam film. Kedua, imigrasi.
"Ketiga, fokus pada gejala menarik kemunculan film-film di Arab Saudi dalam satu dekade terakhir," katanya.
Kepala Dinas Ekonomi dan Pariwisata Gumilar Ekalaya mewakili Gubernur DKI Jakarta mengapresiasi terselenggaranya IFF 2022 ini. "Kegiatan ini menjadi wujud nyata pelaku perfilman. Kami berharap ini menjadi ruang bagi para pelaku industri film Indonesia sebagai media pengembangan jaringan nasional maupun internasional," katanya.
Dikatakannya, selain menjadi jembatan pemersatu dialog antar budaya, Madani menjadi wadah kreativitas untuk memunculkan talenta sineas baru. "Momentum ini akan menggerakan regenarasi perfilman Indonesia. Bakat-bakat muda ini akan menciptakan karya yang hangat dan mendamaikan," katanya.
Direktur Madani IFF 2022, Sugar Nadia, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung suksesnya acara Madani Internasional Film Festival 2022. Terutama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
BACA JUGA: Madani International Film Festival 2021: Menumbuhkan Harapan di Tempat yang Dekat dengan Kematian
Dalam pembukaan Madani International Film Festival ini diputar film The Perfect Candidate yang disutradarai oleh Haifaa Al Mansour. Film dari sineas Saudi Arabia itu berkisah tentang seorang dokter ambisius bernama Maryam.
Dia bekerja di sebuah klinik kota kecil di Arab Saudi. Sebagai dokter perempuan, ia harus berjuang setiap hari untuk dihormati rekan-rekan sejawat laki-laki dan diterima pasien yang sangat diskriminatif terhadap perempuan.
Maryam bertekad maju sebagai Wali Kota. Meski menghadapi larangan terhadap peran-peran tradisional bagi perempuan, pencalonan Maryam menadapat respons dari komunitasnya yang konservatif. Persaingan ketat terjadi antara Mayam dan pesaingnya yang laki-laki. Film ini meraih penghargaan, Nominee Golden Lion serta Best Film Venice Film Festival. Pada tahun 2019 film ini juga menjadi wakil Saudi Arabia untuk bersaing dalam Piala Oscar. (*)
Madani International Film Festival 2022 Suguhkan 70 Film dari 22 Negara
Newsby Akhmad Kusairi 11 Oktober 2022 9:46 WIB
Komentar