Masyarakat Diimbau Bersatu Hadapi Kelompok yang Ingin Ganti Ideologi Bangsa

Other

by Akhmad Kusairi

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak semua elemen bangsa untuk bersatu dalam menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa. Apalagi menurut Yaqut, sekarang ini ada kelompok orang yang hendak ingin mengganti ideologi bangsa. Keinginan sejumlah kelompok tersebut harus direspon dengan tegas. Karena bangsa ini tidak boleh kalah oleh gerakan sektarian yang merongrong keutuhan NKRI.

“Kami akan terus berada di garda terdepan mengawal ideologi bangsa dari berbagai ancaman tersebut.  Kementerian Agama mengajak seluruh jajaran untuk bersama-sama berada dalam barisan gerakan moderasi beragama,” kata Gus Yaqut dalam Seminar Nasional ‘Merajut Kebangsaan dan Keummatan Mewujudkan Indonesia Maju dalam Perspektif Masyarakat Inklusif, Toleran dan Moderat’ pada Rabu (10/2/2021).

Menurut Mantan Anggota Komisi II DPR tersebut, merawat keberagaman di Indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah. Karena ada banyak tantangan yang datang silih berganti. Di antaranya adalah serangan terhadap ideologi Pancasila yang kerap merongrong harmoni dan toleransi di Indonesia. Oleh karena itu, peran aktif semua pihak menjadi penentu keberhasilan dalam menjalankan program Kemenag. "Dengan kebersamaan dan keteguhan akan dapat terus mengawal bangsa Indonesia melewati berbagai ancaman dengan baik,” kata Gus Yaqut.

Gus Yaqut menilai Indonesia adalah harmoni yang menyejukkan mata dan menentramkan jiwa bagi siapapun yang melihatnya. Indonesia adalah contoh tentang damainya negeri yang dihiasi toleransi. Sementara tidak banyak bangsa yang bertahan di tengah keberagaman, Indonesia justru menjadi salah satu yang berhasil mengelola keberagaman ini dengan baik. “Banyak pergumulan ideologi yang berujung pada pemaksaan pergantian ideologi kebangsaan. Bangsa Indonesia tentunya tidak akan melupakan komitmen KAHMI dalam merawat harmoni dalam keberagaman,” kata Ketua Umum GP Ansor tersebut.

Sementara itu Koordinator Presidium Pengurus Majelis Nasional (MN) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Viva Yoga Mauladi dalam sambutannya menyampaikan bahwa perbedaan suku, agama dan etnis di Indonesia justru menyatukan bangsa. Karena itu, dia mengajak semua pihak untuk menjaga dan merawat solidaritas agar tidak terpecah oleh hal-hal yang dapat mengganggu integritas nasional dan rasa persatuan Indonesia.

Menambahkan, Pengajar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Franz Magnis-Suseno menilai Pancasila merupakan rahmat bagi Indonesia. Pancasila adalah titik temu dari keberagaman suku, agama, ras, dan antar-golongan yang dimiliki Indonesia. Menurut Penulis buku-buku filsatat itu, lima sila di dalam Pancasila dianggap mampu melindungi  masyarakat Indonesia yang majemuk. Kendati demikian Penulis buku “Etika Jawa” itu menilai masih ada masalah kemiskinan dan korupsi yang perlu diselesaikan. Karena kalau tidak diselesaikan maka potensi perpecahan dan radikalisme akan selalu muncul.

Komentar

Tulis Komentar