MY PRISON MY COLLEGE : Bagaimana Saya Menemukan Kebahagiaan di Penjara ? (1)

Other

by Arif Budi Setyawan

Bagi kebanyakan orang, penjaradianggap sebagai tempat yang menyeramkan dan banyak penderitaan. Ya namanyasaja tempat para pelaku kriminal (kejahatan) menjalani hukuman pidana, pastiseram. Pasti banyak konflik, banyak keributan, banyak praktek kejahatan yangmasih terjadi, dst. Begitu pikir kebanyakan orang.


Tapi bagi yang pernahberinteraksi dengan narapidana baik sebagai keluarga atau sebagai pegiatpembinaan para narapidana, pasti akan membantah anggapan itu. Mereka melihatpara napi itu masih memiliki harapan untuk berubah jadi lebih baik, masih inginkembali ke keluarganya.


Memang benar bahwa masih adakonflik, keributan antar napi, dan beberapa praktek kejahatan di dalam lapas.Tapi bukankah yang seperti itu juga terjadi di masyarakat di luar lapas ?Bukankah para napi itu sebagian juga masuk karena konflik dan kejahatan di luarlapas ? Bahkan boleh dibilang lapas adalah tempat melokalisir orang-orang yangbisa menimbulkan keresahan di masyarakat.


Penjara atau lapas padahakikatnya hanyalah membatasi kebebasan seseorang dalam berinteraksi denganmasyarakat umum dikarenakan telah melakukan sesuatu yang merugikan orang lain(masyarakat) untuk dibina agar tidak mengulangi lagi kesalahannya ketika bebasnanti.


Kesusahan dalam penjara itusebenarnya hanya ada dua saja, yaitu  kesusahan secara psikologis dan kesusahansecara fisik.


Yang termasuk kesusahanpsikologis antara lain : Kerinduan dengan keluarga di rumah, rasa bersalahkarena tidak bisa menunaikan kewajiban sebagai bagian dari keluarga,kekhawatiran akan masa depan setelah bebas (termasuk stigma dari masyarakat danhilangnya kepercayaan dari lingkungannya), dan menyimpan dendam atau kekecewaanterhadap orang-orang yang tadinya dekat tapi berubah merendahkannya ataumemusuhinya.


Sedangkan kesusahan fisik ituantara lain : makanan yang terbatas, akses air yang terbatas, pelayanankesehatan yang terasa kurang, dst, yang intinya membuat kami harus banyakmaklum akibat keterbatasan negara. Siapa suruh masuk penjara..ya kan ? Hehehe…


Kalau sudah begitu apa sih yangbisa membuat seseorang tetap optimis, tetap semangat, dan menemukan kebahagiaandi tengah kondisi yang seperti itu ?


Pertama kali yang saya lakukanadalah berdamai dengan keadaan.


Jika seseorang semakin tidakterima dengan keadaan yang dialami maka kondisi itu akan semakin terasa sakitdan sempit. Sebenarnya kalau mau dipikirkan, percuma saja hati dan pikiranmenolak, toh kenyataannya tetaplah seperti itu kejadiannya. Yang sudah terjaditidak bisa diubah, hanya bisa dijadikan pelajaran. Mengapa tidak berdamai saja? Mengapa tidak beradaptasi saja ?


Bukankah hidup memang tidak akanselamanya lurus-lurus dan nyaman-nyaman saja ? Orang bisa saja tertimpakecelakaan atau bencana alam, sakit, di-PHK, diceraikan oleh pasangan, dll.Tapi apakah perjuangan hidup lantas berakhir di situ ? Tidak bukan ?


Apakah seandainya saya masihberada di luar penjara, saya dan keluarga saya lantas tidak akan tertimpamasalah ? Lalu mengapa saya tidak menyikapinya sebagai salah satu masalah yangmerupakan ujian –yang pasti ada- dalam hidup ini ?


Berdamai dengan keadaan dimulaidengan sikap tidak mengeluh kepada manusia, terutama mengeluh kepada keluarga.Mereka sudah susah ditinggal di penjara, jangan sampai semakin susah gara-garamemikirkan keluhan saya. Saya berusaha menyampaikan sesuatu yang positif kepadakeluarga, misalnya tentang kondisi saya yang jauh lebih baik dari paranarapidana lain yang lebih menderita.


Setelah berhasil berdamai dengankeadaan, langkah selanjutnya adalah tetap berpikir positif.


Sebagai orang yang berimanberpikir positif itu wajib karena dilarang berputus asa. Selalu ada harapan dibalik ujian. Akan selalu ada kemudahan di balik kesulitan. Itu janji Allah SWT.Tugas seorang hamba adalah senantiasa memelihara harapan dengan berprasangkabaik kepada Allah SWT dan berusaha menemukan jalan keluar dari kesulitan yangdihadapi.


Saya yakin, keberadaan saya dipenjara saat itu merupakan salah satu skenario Allah SWT untuk membuat sayamenjadi pribadi yang semakin kuat, semakin dewasa, semakin berilmu, semakinberakhlaq, dan semakin cerdas.


Perlahan saya mempelajarilingkungan baru saya, mempelajari orang-orang di sekitar saya, mencari tahu  apa saja yang bisa saya lakukan agar sayatetap bisa bermanfaat bagi sesama, mencari tahu apa yang bisa menyenangkan hatisaya, dan mencoba menemukan apa yang bisa saya lakukan untuk bekal menghadapihari kebebasan saya nanti.


Saya bertekad bahwa sempitnyalingkungan penjara tidak boleh membuat pikiran jadi sempit. Justru sebaliknya,saya ingin menjadikan kondisi saya di lapas saat itu menjadi pembuka bagipikiran yang lebih luas dan lebih cerdas.

Komentar

Tulis Komentar