MY PRISON MY COLLEGE : Sel Isolasi Lapas Kelas 2A Salemba Jakarta Pusat (1)

Other

by Arif Budi Setyawan

Malam pertama saya berada di selisolasi saya menyaksikan bagaimana solidaritas para penghuni sel isolasi salingbantu mengatasi kekurangan masing-masing. Suatu hal yang sangat berkesan bagisaya. Sesusah-susahnya saya ketika menjadi tahanan di RMB tidaklah sesusah merekayang ada di sel isolasi itu. Saya perlu menceritakan hal ini karena apa yangsaya saksikan di malam itu sangat berkesan bagi saya dan merupakan sebuahpelajaran yang sangat berharga bagi saya. Sebuah pelajaran yang kemudianmenjadi pondasi saya dalam menentukan cara bergaul dengan para napi umum dilapas.


Orang-orang yang berada di selisolasi itu adalah orang-orang yang melanggar peraturan lapas.  Mereka itu orang-orang kriminal yang berulahdi lapas. Jadi bisa dibilang mereka itu orang nakalnya para  kriminal di lapas yang berarti mereka adalahorang yang berada pada kondisi terendah dari para napi lainnya. Orang-orangyang berada di sel isolasi tidak boleh menerima kunjungan keluarga dan samasekali tidak bisa berinteraksi dengan warga binaan (sebutan kehormatan baginarapidana) yang lain. Jadi kalau sudah tidak punya uang ya tidak bisa beliapa-apa dan tidak bisa minta kepada napi yang lain. Bagi yang masih punya uangsimpanan bisa beli jajan atau rokok lewat tamping(tahanan pendamping) yang bertugas membantu petugas melayani para napi. Tapikalau sudah habis ya sudah tidak punya apa-apa lagi.


Malam itu saya menyaksikanbagaimana sebatang rokok bisa dihisap bergantian dan berpindah sampai 4 orangdan bagaimana sebungkus keripik bisa dimakan oleh penghuni dua sel yangberbeda. Cara mereka memindahkan rokok atau keripik juga butuh perjuangan yang‘luar biasa’. Misalnya rokok atau keripik itu berasal dari sel nomor 2 lalu maudiberikan kepada orang di sel nomor 6, maka rokok atau keripik itu dilempardari lubang tempat memasukkan nasi cadong ke arah sel yang dituju. Jika tidaksampai akan  meminta bantuan penghuni selke 4 atau ke 5 untuk dilempar lagi ke sel tujuan. Lalu setelah sampai depan seltujuan si penghuni akan mengambilnya menggunakan kain sarung atau pakaian (karenatangan tidak bisa menjangkaunya) lalu menariknya ke dalam melalui celah dibawah pintu sel.


Cara perpindahan barang sepertiitu juga berlaku untuk korek api, sabun deterjen, pasta gigi, dll. Jika hanyaberpindah dari satu sel ke sel sebelahnya biasanya kami cukup menggunakankantong plastik yang diikatkan pada seutas tali yang terbuat dari sobekan kainsarung atau anyaman dari kantong plastik bekas, lalu kami lempar ke arah selsebelah. Jika terlewat pun akan mudah menepatkannya dengan jalan menarik talisampai pas bisa dijangkau oleh si penerima.


Melihat betapa berharganyasebatang rokok, sebungkus kecil keripik harga seribuan, sebuah korek api, dansatu sachet kecil deterjen, serta bagaimana perjuangan mereka untuk bisamemberi dan mengambil barang-barang itu membuat hati kecil saya begitutersentuh. Ya Rabbi…sejahat-jahatnya mereka ketika di luar sana tapi di saatseperti ini ternyata rasa lapar dan kesusahan bisa menyatukan mereka. Merekabisa saling bantu tanpa pamrih. Tak peduli latar belakang mereka, apa agamanya,apa kasusnya, dst. Mereka hanya peduli pada rasa lapar dan kesusahan yangsama-sama mereka rasakan.


Hal ini bahkan tidak saya temukandi RMB yang isinya adalah orang-orang yang lebih berilmu dari mereka ini. DiRMB masih banyak yang berbuat baik berdasarkan kesamaan pemikiran dan golongan.Masih ada yang ketika punya sulit untuk berbagi dan cenderung menjauh tapiketika susah akan mendekat. Tapi mungkin juga karena di RMB kami  belum mengalami kondisi sesusah orang-orangdi sel isolasi itu.


Mungkin itulah salah satukebaikan yang masih tersisa pada diri mereka (orang-orang di sel isolasi), ataubisa juga itulah salah satu bentuk pengajaran dari Sang Pencipta tentang betapakasih sayang-Nya meliputi segala sesuatu dan bahwa semua makhluk punya jalanrezekinya masing-masing. Satu lagi pelajaran berharga bagi saya malam ituadalah bahwa sejahat-jahatnya orang ketika sedang susah atau lapar ia akan sangatmenghargai orang yang menolong atau meringankan kesusahan mereka itu tanpapeduli apapun latar belakang dari si penolong.

Komentar

Tulis Komentar