Idul Fitri 1442 H: antara Gaza dan Indonesia

News

by Arif Budi Setyawan

Ketika di Indonesia kaum muslimin bersukacita menyambut datangnya Idul Fitri 1442 H, kaum muslimin di Gaza Palestina menyambutnya dengan penuh kecemasan dan ketegangan. Ketika anak-anak Indonesia bergembira menyaksikan nyala dan letupan kembang api di angkasa, anak-anak di Gaza Palestina tegang menyaksikan roket-roket yang melintasi langit malam di atas rumah-rumah mereka.


Bentrokan antara warga Palestina dengan tentara Israel karena mencoba mempertahankan tanah mereka dari penggusuran paksa kembali terjadi di pekan terakhir Ramadan yang lalu. Lemparan batu dan bom molotov dari warga Palestina dibalas tentara Israel dengan tembakan peluru karet dan granat kejut. Tentu saja korban luka pun berjatuhan di pihak warga Palestina.


Jatuhnya korban membuat aksi demonstrasi dan bentrokan dengan tentara Israel semakin meluas ke beberapa lokasi yang lain. Termasuk yang meletus di kompleks Masjidil Aqsha yang kemudian memicu HAMAS untuk melakukan serangan roket ke wilayah Israel sebagai bentuk pembelaan terhadap rakyat Palestina yang memperjuangkan haknya.


Melansir dari laman Kompas.com, bentrok Israel dan Palestina bermula pada Jumat (7/5/2021) ketika umat Islam memadati kompleks Masjid Al-Aqsa, guna menyambut malam Lailatul Qadar di akhir Ramadan. Aksi kekerasan sudah meningkat di Yerusalem dan Tepi Barat sejak seminggu sebelumnya. Warga Palestina melemparkan batu, botol, dan kembang api ke arah polisi Israel yang menembakkan peluru karet dan granat kejut. Lebih dari 220 orang terluka, kebanyakan warga Palestina.


Sebagian besar bentrok Israel dan Palestina baru-baru ini berasal dari upaya hukum sejak lama oleh kelompok pemukim Yahudi, yang ingin menggusur beberapa keluarga Palestina dari rumahnya di kawasan Syekh Jarrah, Yerusalem timur. Putusan pengadilan yang lebih rendah awal tahun ini mendukung klaim para pemukim Yahudi, dan membuat marah warga Palestina. Sidang Mahkamah Agung tentang banding Palestina ditetapkan pada Senin (10/5/2021) dan berisiko meningkatkan bentrokan lebih lanjut. Namun pada Minggu (9/5/2021) Kementerian Kehakiman menunda sidang mengingat situasi yang sedang terjadi.


Serangan Roket HAMAS yang Dibalas Serangan Rudal Pesawat Tempur


Serangan roket-roket HAMAS ke wilayah Israel dianggap sebagai provokasi perang oleh Israel. Meskipun sebagian besar roket-roket itu berhasil ditembak oleh sistem Iron Dome yang merupakan sistem pertahanan anti roket tercanggih di dunia, tetap saja ada yang jatuh di wilayah Israel dan menimbulkan korban jiwa. Inilah yang menyebabkan Israel kemudian memutuskan untuk melakukan serangan udara.


Sungguh tidak berimbang. Serangan roket yang ‘mudah’ diatasi dibalas dengan serangan rudal dari pesawat tempur. Akibatnya korban jiwa di pihak Palestina jauh lebih besar. Di mana sebagian korbannya adalah anak-anak. Serangan udara ini dikhawatirkan akan menyebabkan perang dalam skala yang lebih besar.


Kondisi Terkini di Gaza


Mengutip dari laman Reuters.com, pada tanggal 12 Mei 35 warga Palestina tewas di Gaza dan tiga di Israel dalam aksi saling balas serangan udara paling intensif selama bertahun-tahun. Israel melakukan ratusan serangan udara di Gaza hingga dini hari Rabu, ketika kelompok HAMAS dan kelompok militan Palestina lainnya menembakkan beberapa serangan roket ke Tel Aviv dan Bersyeba. Israel mengatakan pihaknya menyerang sasaran Hamas, termasuk pusat intelijen dan situs peluncuran roket.


*****


Seluruh dunia tahu bahwa Israel memperoleh wilayah dengan menduduki wilayah Palestina. Memperluas wilayah dengan mengusir paksa warga Palestina. Membalas lemparan batu dengan peluru dan granat. Membalas roket dengan rudal. Mereka mempertontonkan ketidakadilan dengan sangat jelas. Bahkan para pelaku kriminal di penjara yang seing keluar masuk penjara pun membenci ulah Israel itu. Saya menjadi saksi atas ungkapan kebencian para pelaku kriminal di penjara.


Maafkan kami wahai saudara-saudara kami di Palestina. Kami hanya mampu membantu dengan doa-doa dalam shalat-shalat kami. Tapi bagi kami, kalian adalah bangsa yang mulia. Kalian adalah kebanggaan sekaligus kesedihan kami. Bangga karena semangat kalian, namun sedih dengan ketidakberdayaan kami.


ilustrasi: pixabay.com

Komentar

Tulis Komentar