Membaca Dampak Efisiensi Anggaran BNPT

Analisa

by Arif Budi Setyawan Editor by Redaksi

Apakah mantan napiter yang baru bebas masih dapat bantuan modal dari negara seperti dulu mas?”, tanya seorang kawan yang baru bebas dari penjara ketika saya berkunjung ke rumahnya tengah pekan kemarin.

Pertanyaan itu muncul karena kawan itu tahu bahwa sekarang pemerintah sedang gencar melakukan efisiensi di banyak kementerian dan lembaga. Saya pun kesulitan untuk menjawabnya karena sampai saat ini belum ada info tentang keberlanjutan program yang ditanyakan itu. Yang jelas tahun lalu masih ada.

Saya hanya bisa menyampaikan agar jangan terlalu berharap program itu ada lagi. Biar tidak kecewa. Lebih baik memikirkan langkah lainnya yang bisa segera dilakukan tanpa harus menunggu bantuan modal dari pihak lain. Kalau misalnya masih ada, berarti itu tambahan rezeki baginya. Beruntung, kawan itu bisa memakluminya dan menyebut bahwa untuk sementara keluarganya masih bisa mengandalkan hasil usaha istrinya meskipun pas-pasan.

Pada kesempatan yang lain, di awal Februari lalu seorang kawan yang menjadi salah satu Duta Damai BNPT mengeluhkan soal dihentikannya hosting website jalandamai.org dan damailahindonesiaku.com dengan alasan efisiensi. Menurutnya, seharusnya kedua website itu masih dipertahankan untuk tetap eksis meskipun mungkin tidak ada konten baru karena efisiensi.

Saya sepakat. Setidaknya dengan masih aktif orang masih bisa lihat konten-konten yang lama. Lha kalau tidak bisa diakses, terus bagaimana? Padahal ada ratusan atau bahkan ribuan konten bagus di kedua website itu. Sayang sekali hasil kerja bertahun-tahun tidak bisa dilihat lagi.

Dua keluhan di atas mewakili keluhan dari sisi obyek atau sasaran program pemerintah, dan dari pihak yang terlibat dalam kerja-kerja pemerintah. Keduanya sama-sama mengkhawatirkan kelanjutan program yang selama ini dianggap sukses di lapangan.

Dalam konteks efisiensi anggaran pada BNPT yang selama ini menjadi lembaga yang bertanggungjawab pada penanggulangan dan pencegahan terorisme, sebenarnya ada dampak positif dan dampak negatifnya.

Dampak positifnya antara lain:

  1. Optimalisasi Penggunaan Dana
    Dengan kebijakan efisiensi, BNPT dapat lebih fokus dalam mengalokasikan dana untuk program yang memiliki dampak signifikan dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme.

  2. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas
    Pengurangan anggaran mendorong BNPT untuk lebih transparan dalam mengelola keuangan serta memastikan setiap pengeluaran memiliki manfaat yang jelas dan terukur.

  3. Pemanfaatan Teknologi
    Efisiensi anggaran mendorong BNPT untuk mengadopsi teknologi dalam operasionalnya, seperti
    pengoptimalan Work From Home (WFH) atau Work From Anywhere (WFA) dan digitalisasi proses administrasi.

Sementara dampak negatifnya antara lain:

  1. Pengurangan Program Strategis
    Beberapa program deradikalisasi dan kontra-radikalisasi mungkin terkena dampak pemotongan anggaran, sehingga efektivitas penanggulangan
    dan pencegahan terorisme dapat berkurang.

    Salah satu contohnya pada kasus dihentikannya website kontra-narasi sebagaimana disebut di awal tulisan ini. Itu sangat disayangkan.

  2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia dan Fasilitas
    Efisiensi anggaran dapat menyebabkan pengurangan tenaga kerja atau fasilitas yang seharusnya mendukung operasional BNPT, sehingga menghambat kinerja organisasi.

  3. Penurunan Kegiatan Sosialisasi dan Pencegahan
    Program edukasi masyarakat tentang bahaya radikalisme dan terorisme dapat berkurang akibat keterbatasan dana, yang berisiko meningkatkan kerentanan terhadap propaganda ekstremis.

Efisiensi anggaran di BNPT memiliki dampak yang kompleks, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, kebijakan efisiensi harus dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan aspek prioritas dan strategi yang lebih efektif. Pemerintah perlu memastikan bahwa pengurangan anggaran tidak menghambat kemampuan BNPT dalam menjaga keamanan nasional.





Ilustrasi: By Canva.com

Komentar

Tulis Komentar