Antara Cewek, Perempuan dan Wanita

Other

by Rizka Nurul

Kaum hawa sering kali terjebak pada istilah yang sama arti namun beda makna. Gimana maksudnya? Istilah Cewek, Perempuan dan Wanita punya sudut pandang yang berbeda. Namun sebenarnya ini bukan jenis kelamin baru, tetap saja jenis kelaminnya ‘betina’.

Cewek sering dikonotasikan dalam arti pacar atau seseorang yang memiliki hubungan spesial dengan laki-laki. Misalnya, “Sukinem itu ceweknya Tarso.” Dalam percakapan nyaris jarang terdengar, “Sukinem itu wanitanya Tarso” atau “Sukinem itu perempuannya Tarso.” Cewek juga diartikan sesuatu yang memiliki strata rendah dibanding perempuan atau wanita. Ya meski gak lucu juga kalau disebut, “Sukinem itu hawanya Tarso”, ambigu bukan?

Istilah perempuan dan wanita ini yang sering jadi perdebatan di dunia persilatan. Kementerian Pemberdayaan Wanita beralih nama menjadi Kementerian Pemberdayaan Perempuan (dan Perlindungan Anak). Fungsinya sama, tetap mengurusi para kaum hawa. Ini berbeda pada tata bahasa karena Perempuan berempu dari kata ‘tuan’ atau yang berkuasa sedangkan wanita berempu dari ‘wani ditoto’ atau berani  diatur. Bagi sebagian orang ini signifikan menunjukkan adanya emansipasi atau tidak. Meskipun sebenarnya gak banyak berubah juga.

Khalayak kemudian terjebak dalam istilah-istilah macam ini. Eh sekarang istilah untuk kaum hawa sedang bertambah lagi, mulai dari female, ahwat macam-macam serapan dari bahasa asing. Ya harusnya toh jangan dipake dulu itu bahasa asing, bahasa pribumi aja belum kelar definisinya.

Perdebatan sering terjadi hanya karena istilah. Padahal itu bukan hal yang signifikan, karena itu kembali kepada pemikiran masing-masing. Seperti halnya kita menyebut “anu”, akan diartikan dari hal paling baik sampai paling jorok. Padahal itu bisa berarti apa saja. Awalnya itu digunakan untuk mengistilahkan seseorang, “Misalnya Si Anu sedang berjalan.” Coba pemikiran yang jorok akan mengartikan hal yang berbeda dengan istilah itu. Positif thinking dan Tabayyun tuh sebenarnya gak susah kan ya?

Kalau bangsa ini masih urusin hal-hal yang receh, seperti perdebatan istilah. Terus kapan bangsa ini bikin nuklir kaya Jepang? Atau bikin pesawat tempur siluman kaya Rusia? Atau bikin seblak kaya mang Apud.

Komentar

Tulis Komentar