“Surat dari Fatimah”: Awal Narasi Pelibatan Perempuan dalam Kegiatan ‘Jihad’ Global

Analisa

by Arif Budi Setyawan

Sebagaimana kita tahu, salah satu instrumen utama gerakan jihad global adalah teknologi internet. Narasi-narasi yang mengobarkan semangat perlawanan menyebar lebih leluasa melalui internet. Kisah-kisah heroisme maupun kepedihan yang tak mungkin terungkap di media umum, bisa diolah sedemikian rupa menjadi sebuah narasi yang membangkitkan semangat perlawanan dan disebarkan melalui internet.


Nah, salah satu cerita yang beredar di internet, lebih tepatnya di forum-forum jihad internasional, tentang keterlibatan perempuan dalam jihad itu pertama kali terjadi –kalau tidak salah-- di tahun 2005. Yaitu ketika ramai beredar apa yang kemudian dikenal sebagai “Surat dari Fatimah”.


Fatimah adalah adik perempuan dari salah satu pejuang Irak yang aktif memerangi tentara Amerika di masa pendudukan Amerika di Irak pada tahun 2004. Ketika tentara Amerika hendak menangkap kakaknya, sang kakak sedang tidak ada di rumah. Dengan dalih agar kakaknya mau menyerahkan diri, tentara Amerika itu kemudian membawa Fatimah ke penjara Abu Ghuraib. Namun sang kakak tidak kunjung mau menyerahkan diri sampai beberapa waktu kemudian.


Di dalam penjara, Fatimah dan banyak muslimah lainnya mengalami penyiksaan fisik dan psikis yang luar biasa. Dalam suratnya yang berhasil diselundupkan keluar dari penjara, ia menceritakan kepedihan dan penderitaan yang ia alami bersama para muslimah lainnya.


Berikut adalah kutipan dari suratnya yang masih bisa saya temukan pada salah satu website berita dunia Islam.


Saudara saudaraku para mujahidin di jalan Allah... Apa yang mesti kukatakan kepadamu?? Haruskah kukatakan kepada mu; bahwa perut-perut kami telah dipenuhi oleh anak anak zina yang berasal dari para serdadu keturunan monyet dan babi (tentara Amerika)? Ataukah akan kukatakan; mereka telah menggerayangi tubuh kami, juga meludahi muka dan merobek robek lembaran lembaran mushaf yang ada di dada kami?


Allahu Akbar..!!! Tidakkah terpikirkan oleh Anda sama sekali keadaan kami, ataukah Anda sama sekali tidak tahu perihal kami?


Kami adalah saudari saudari Anda dan Allah pasti akan menanyai dan menghisab Anda pada hari esok (di padang mahsyar)


Demi Allah, tidak ada satu malam pun yang kami lalui di penjara, kecuali para serdadu Amerika itu pasti ada bersama kami. Mereka menyiksa dan memperkosa kami disebabkan kami menolak ajakan mereka untuk berbuat zina, karena takut kepada Allah.


Bertaqwalah kepada Allah. Bunuhlah dan hancurkanlah kami bersama mereka, dan janganlah Anda membiarkan kami jadi permainan mereka.


Takutlah Anda kepada Allah atas apa yang menimpa kami. Tinggalkanlah tank-tank dan pesawat mereka yang ada di luar sana dan arahkanlah senjata Anda kepada kami di sini (Penjara Abu Ghuraib )


Saya (Fatimah) adalah saudara perempuan Anda karena Allah. Mereka memperlakukan saya sungguh sangat tidak manusiawi, tidak kurang dari 9 (sembilan ) kali mereka memperkosa saya dalam satu hari. Apakah Anda tidak berfikir ?


Coba Anda bayangkan seandainya kejadian seperti ini memimpa saudara perempuan kandung Anda, apa yang akan Anda lakukan??


Saya adalah saudara perempuan Anda karena Allah. Bersama saya sekarang ini ada 13 ( tiga belas) orang anak gadis, dan mereka semuanya telah diperkosa dengan cara yang biadab oleh para serdadu Amerika di bawah tatapan mata orang ramai.


Mereka melarang kami menegakkan sholat, dan mereka juga mempreteli pakaian kami serta melarang kami mengenakannya.


Saya menulis surat ini kepada Anda, tidak lama setelah teman saya meninggal dunia akibat bunuh diri, dengan jalan membenturkan kepalanya ke dinding. Hal itu terjadi, karena ia tidak kuat menanggung derita sehabis diperkosa dan dipukul bagian dada dan pahanya dengan cara yang amat keji dan tidak terkirakan oleh seorang serdadu.


Meskipun Islam mengharamkan bunuh diri akan tetapi wanita tersebut ada udzurnya dan saya memohon kepada Allah agar berkenan mengampunkannya, karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Saudara saudaraku, Saya sampaikan kepada Anda sekali lagi. Bertaqwalah kepada Allah dan bunuhlah kami bersama mereka agar kami bisa lepas dari segala siksaan ini.”


Surat dari Fatimah ini kemudian dijadikan sebagai landasan sebuah narasi untuk mengobarkan semangat jihad yang tidak hanya pada para lelaki, tapi juga pada perempuan. Bagi para lelaki (mujahidin) surat itu jelas menjadi sebuah tamparan keras.


Lalu bagi para perempuan itu menjadi semacam contoh bahwa mereka juga bisa terlibat dalam jihad. Dan bahwa musuh mujahidin itu juga sudah mulai menjadikan wanita sebagai target operasi mereka. Artinya perempuan harus mulai punya andil dalam jihad. Sama-sama akan menjadi target operasi, maka lebih baik punya andil daripada tidak melakukan apa-apa.


Itulah kira-kira awal mula adanya narasi pelibatan perempuan dalam jihad di era jihad global.



ilustrasi: pixabay.com

Komentar

Tulis Komentar