Teroris Narsis

Analisa

by Ikhlasul Ansori

Menurut Wikipedia, narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis (narcissist). Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh mitos Yunani. Narkissos (versi bahasa latin : Narcissus) dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Ia sangat terpengaruh oleh rasa cinta akan dirinya sendiri dan tanpa sengaja menjulurkan tangannya hingga tenggelam dan akhirnya tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis.

Perilaku narsisme semakin banyak muncul pasca populernya penggunaan internet dan media sosial. Banyak orang mengupload swafoto dirinya sendiri atau aktifitas hariannya untuk mendapat popularitas, respon positif dan kebanggan terhadap diri mereka sendiri. Namun bukan hanya orang-orang biasa, teroris juga memiliki narsisme seperti yang terlihat di video-video propaganda.

Teroris narsis sering terlihat dalam foto dan video propaganda ketika mereka berpose dengan senjata Ak-47, Pkm dan Rpg-7 dengan bangga sembari meneriakan takbir. Beberapa kasus ketika mereka dengan bangga mengesekusi dan memenggal musul mereka dengan bangga.

ISIS bisa dibilang mampu mengalahkan Al-Qaeda dalam tingkat kenarsisan. Walaupun al-Qaeda bisa dibilang cukup narsis sebelumnya. Terutama ketika periode pemberontakan Irak 2004-2006, ketika menghadapi pasukan koalisi barat.

Adapun ISIS yang mungkin merasa tujuan mereka untuk mendirikan kekhalifahan islam di Suriah dan Irak merupakan sebuah tujuan mulia dan keren. Narsisme ISIS telah mendorong banyak orang untuk bergabung dengan ISIS dengan tujuan mencari jati diri dan menunjukkan bagaimana kelompok mereka hidup dibawah naungan kekuasaan ISIS.

Perilaku narsis ISIS ini merubah stigma teroris yang awalnya dianggap kelompok tersembunyi menjadi kelompok populer. Mereka juga berhasil membuat stigma teroris yang awalnya aib jadi dianggap kece dalam level agamis. Padahal, bagian mana membunuh orang seperti binatang dianggap keren? Kan sadis ya.

Komentar

Tulis Komentar