Antara Cinta dan 'Pengantin' Perempuan dalam Jerat Teror

Analisa

by Rizka Nurul

“Perempuan harus sudah mulai bergerak, karena ini kondisinya sudah berbeda”, Kata Ika Puspitasari ketika saya wawancarai Oktober 2017 di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Ika terlibat dalam perencanaan aksi terorisme terkait pendanaan yang dikoordinatori oleh suaminya, Zainal Akbar. Ika ditangkap pada Desember 2016 dan divonis 4,5 tahun penjara.
Salah satu pelaku Bom Srilanka yang terjadi pada 21 April adalah perempuan. Beberapa media internasional menyebutkan bahwa pelaku berasal dari kalangan berpendidikan dan berada. Ini nyaris membantah anggapan bahwa mereka yang terlibat dalam kelompok ekstrim adalah kalangan ekonomi bawah atau pendidikan rendah.
Di Indonesia, bom bunuh diri di Sibolga dan Surabaya juga menjadi saksi keterlibatan perempuan dalam aksi kekerasan. Maret lalu, seorang perempuan meledakkan diri bersama anaknya ketika rumahnya di kepung densus 88. Sedangkan di Surabaya, perempuan bersama keluarganya meledakkan diri di beberapa tempat. Keduanya juga tidak berasal dari kalangan ekonomi rendah. Bahkan bahan peledak yang mereka gunakan adalah bahan peledak yang mereka danai sendiri.
Keterlibatan perempuan dalam kelompok ekstrimis berbasis kekerasan yang membawa semangat keagamaan seperti Islamic State of Iraq dan Syria (ISIS) menjadi hal yang baru. Sedangkan kelompok bernada sama seperti Jamaah Islamiah atau Al Qaeda sebelumnya nyaris tidak pernah melibatkan perempuan dalam aksi kekerasan.
Pada masa Jamaah Islamiyah, beberapa perempuan tertangkap karena terkait dengan logistik. Perempuan-perempuan ini adalah istri dari terdakwa teroris yang tidak begitu paham mengenai pergerakan suaminya seperti Munfiatun, istri kedua Noordin M Top. Munfiatun dianggap terlibat karena menyembunyikan informasi tentang keberadaan Noordin M Top. Ia didakwa tiga tahun penjara.
Perbedaan keterlibatan ISIS dan JI nampaknya ada pada perbedaan cita-cita keduanya. Hal ini karena cita-cita ISIS adalah mendirikan khalifah di muka bumi, bukan hanya sekedar mengganti sistem negara. Sehingga, perempuan merasa perlu terlibat karena kegentingan umat dan cita-cita agama.
Berdasarkan data yang saya himpun bersama SERVE (Society Againts Radicalism and Violence Extrimism), ada 5 perempuan terjerat dalam radikalisme sejak 2002-2014 yang aksi kekerasan secara tidak langsung. Namun sejak 2015-2018, sedikitnya ada 23 perempuan yang terlibat aksi kekerasan secara langsung. Disisi lain, dari 500 deportan* lebih dari 70% dari mereka adalah anak-anak dan perempuan.
Dalam Buku Why Men Want Sex and Women Need Love karya Allan & Barbara Pease dapat menggambarkan mengapa perempuan kini lebih bisa terjerat oleh aksi kekerasan dan lebih militan. Perempuan dan laki-laki memiliki senyawa kimia dan hormon yang berbeda sehingga bagaimana mereka tertarik dan menemui cinta juga berbeda. Ini berdampak kepada bagaimana laki-laki akan berjuang dan berkorban untuk hal yang dicintainya bergantung kepada kondisi dan prioritas yang berbeda dengan perempuan. Senyawa kimia dan hormon yang dimiliki perempuan akan mendorong perempuan dapat mengorbankan dirinya berdasarkan karakteristik yang bisa diperhitungkan untuk jangka panjang. Sedangkan laki-laki hanya akan mengorbankan dirinya berdasarkan potensi rasionalitas cost and benefit yang mungkin ia dapatkan.
Disisi lain, ISIS menjanjikan surga dan kemaslahatan umat. Sehingga dalam hal ini, pengantin perempuan ini nampaknya melihat pengorbanannya akan berjangka panjang baginya di akhirat dan bagi kelompoknya kelak. Sehingga ia dianggap sebagai bagian dari pahlawan di kelompoknya seandainya khalifah bentukan ISIS ini akan terjadi. Sedangkan laki-laki melihat bahwa mungkin ada hal yang tidak lagi dapat ia perjuangkan di dunia dan ia prioritaskan.
Ini meyakinkan saya bahwa keterlibatan mereka di kelompok radikal nyaris sama dengan apa yang mereka rasakan ketika jatuh cinta. Berawal dari kesepian, adanya keterisian, pengorbanan dan sampai kepada tujuan akhir. Jika dalam cinta, tujuan akhirnya adalah pernikahan. Sedangkan dalam kelompok ini, tujuan akhir mereka adalah surga.

Komentar

Tulis Komentar