MY ACTIVITIES : Identifikasi Offline dan Online (1)

Other

by Arif Budi Setyawan

MY ACTIVITIES :  Identifikasi Offline dan Online (1)

Pada saat saya berpisah dengan Sang Tamu dan Sang Senior, saya telah memiliki banyak kawan sepemikiran dan sepemahaman baik yang saya kenal di online maupun offline. Dari yang sudah ada itu saya masih ingin memperluasnya lagi.

Anda pasti bertanya : Bagaimana cara saya mengidentifikasi seseorang itu termasuk sepemikiran dan sepemahaman atau tidak ? Apakah ia termasuk pendukung, simpatisan, atau bersikap netral terhadap ‘eksperimen menghidupkan jihad’ di Indonesia ?

Sebagai awalan, saya ingin memberitahu Anda bahwa ada kawan offline yang murni saya dapat secara offline, ada kawan offline yang berawal dari online, dan ada kawan online yang saya dapat dari kawan offline. Saya akan jelaskan satu per satu berikut cara saya mengidentifikasi apakah ia termasuk level pendukung, simpatisan, atau bersikap netral terhadap ‘eksperimen menghidupkan jihad’ di Indonesia ?

Tapi sebelumnya Anda harus tahu dulu definisi apa itu level pendukung, simpatisan, dan sikap netral.

Seseorang bisa disebut pendukung ketika ia mau melakukan sebuah amal -meskipun kecil- dalam mendukung ‘eksperimen menghidupkan jihad’ seperti : berinfak, atau mau dikunjungi ‘orang lapangan’ (orang yang aktif dalam gerakan merintis sebuah kelompok jihad). Termasuk golongan yang berinfak adalah yang menyantuni keluarga para narapidana kasus terorisme.

Seseorang bisa disebut simpatisan jika ia : aktif menyebarkan narasi ‘eksperimen menghidupkan jihad’ baik offline maupun online tetapi belum bisa beramal sebagaimana orang di level pendukung.

Sedangkan seseorang yang bersikap netral adalah : orang yang ketika menanggapi sebuah kasus amaliyah ‘eksperimen menghidupkan jihad’ ia tidak ikut menyebarkan narasi ‘eksperimen menghidupkan jihad’ itu, tetapi mencoba mencari tahu mengapa hal itu bisa terjadi atau mengapa hal itu perlu dilakukan. Dan terkadang ketika sudah ada yang menjelaskan pun, ia masih mengkritisi beberapa hal meskipun tidak menyangkal atau menyalahkan.

Sebenarnya di atas tiga level itu  masih ada level tertingginya yaitu yang biasa disebut dengan ‘orang lapangan’, yaitu orang yang sedang terlibat dalam sebuah perencanaan atau kegiatan dari suatu proyek amaliyah dalam rangka ‘eksperimen menghidupkan jihad’. Tetapi orang yang seperti ini sangat sedikit dan susah diidentifikasi, kecuali dengan sedikit keberuntungan.

Contohnya adalah saya di mata orang-orang yang pernah saya kumpulkan bersama Sang Senior. Hanya mereka yang tahu bahwa saya adalah bagian dari orang lapangan. Biasanya orang lapangan hanya diketahui oleh sesama pemain lapangan.

Lalu dengan siapakah saya lebih banyak bermain, teman offline atau teman online ? Saya bermain dengan teman offline sedikit lebih banyak daripada dengan teman online. Kasus yang menyeret saya ke penjara juga kasus dengan teman offline. Saya biasa bermain dengan teman offline untuk urusan offline dan bermain dengan teman online untuk urusan online.

Begitulah saya. Saya memiliki teman dan akitivitas di dua dunia atau dua jaringan yang berbeda sifat dan cara kerjanya. Tetapi keduanya saling melengkapi dan keduanya sama-sama penting bagi saya.

(Bersambung, In sya Allah)

Komentar

Tulis Komentar