Membaca Arah Strategi ISIS di Balik Serangan Terhadap Gereja di Srilanka (2-end)

Analisa

by Arif Budi Setyawan

Ketika ISIS telah menjadi kelompok yang sangat ditakuti oleh dunia, orang-orang yang ingin memberontak melihat cara instan untuk mendapatkan perhatian dunia adalah dengan menyatakan diri sebagai bagian dari ISIS dengan jalan berbaiat kepada pemimpin ISIS.


Kemudian dalam menentukan jenis dan target serangan, orang-orang ini mengacu atau terinspirasi pada apa yang telah dilakukan oleh ISIS di seluruh dunia. Dicari mana yang paling mudah dilakukan di wilayahnya.


Inilah yang kemudian dilakukan oleh kelompok National Thowheed Jamaath (NTJ) yang menyiapkan video baiat kepada pemimpin ISIS sebelum melakukan aksi penyerangan bom bunuh diri ke beberapa gereja di Srilanka.


Sejatinya mereka adalah kelompok kecil yang kurang diperhatikan baik di tingkat kawasan maupun internasional. Tetapi mereka ingin mengguncang dunia dengan aksi mereka.


Pertanyaan yang kemudian muncul adalah : apakah aksi itu atas perintah dari ISIS atau inisiatif dari kelompok NTJ ?


Jika aksi itu merupakan perintah dari ISIS, itu akan membuka kemungkinan teori adanya pelaku yang berasal dari luar Srilanka yang terlibat dalam aksi tersebut. Baik sebagai perencana, penyandang dana, maupun sebagai ahli yang membuat bom.


Hal yang menguatkan teori ini adalah :


Pertama, menilik dari rekam jejak kelompok NTJ yang selama ini paling jauh hanya mampu melakukan aksi vandalisme terhadap beberapa tempat ibadah, maka kehadiran sosok yang mampu mengubah NTJ menjadi memiliki kemampuan melakukan aksi sedahsyat itu menjadi sangat vital.


Kedua, belum pernah ada jejak aksi teror sebelum kejadian serangan terhadap beberapa gereja itu dan tidak adanya isu yang bisa dimainkan oleh kelompok radikal untuk menjadikan Srilanka sebagai sasaran teror.


Jika benar aksi itu merupakan perintah dari ISIS, ini berarti ISIS sedang mencari target serangan di wilayah yang kurang diperhitungkan sebelumnya. Sebuah wilayah yang belum pernah terjadi serangan teror.


Hal ini juga sebenarnya merupakan ‘kebiasaan’ ISIS, yaitu menyerang di tempat yang tak terduga dengan serangan yang sangat sadis dan dahsyat.


Anda tentu masih ingat dengan serangan yang diklaim oleh ISIS sebagai aksi kelompok mereka terhadap Gereja Koptik di Mesir di akhir tahun 2017 ? (https://internasional.kompas.com/read/2017/12/30/11250341/isis-klaim-serangan-di-gereja-kristen-koptik-mesir)


Atau video pemenggalan 21 warga negara Mesir pemeluk Kristen Koptik yang ada di Libya oleh salah satu sayap ISIS di Libya pada awal 2015 ? (https://news.detik.com/internasional/d-2834017/isis-rilis-video-pemenggalan-21-warga-kristen-koptik-mesir )


Hari ini ketika mereka kehilangan hampir semua wilayah yang mereka kuasai di Irak-Syiria, mereka mungkin mencoba untuk menarik perhatian dunia sebagaimana awal kemunculan mereka dulu, yaitu dengan melakukan serangan mematikan di wilayah-wilayah yang belum pernah mengalami serangan teror. Dan ini sangat berbahaya.


Hal ini tentu menimbulkan ancaman baru yang harus segera diantisipasi oleh pihak keamanan di seluruh dunia.


Lalu bagaimana jika serangan itu adalah inisiatif dari kelompok NTJ dan bukan order dari ISIS ?


National Thowheed Jamaath sebagai kelompok baru yang sebelum adanya serangan terhadap beberapa gereja itu cenderung tidak dianggap sebagai ancaman yang serius, tentu ingin kelompoknya segera dikenal dan menjadi perhatian dunia sebagai salah satu kelompok ‘perlawanan’ yang patut diperhitungkan.


Inilah yang kemudian membuat mereka mencari cara yang cepat dan efisien untuk mencapai tujuan itu. Di mana akhirnya mereka menemukan cara yang paling tepat adalah melakukan serangan mematikan dan sebelum itu mereka berbaiat terlebih dahulu kepada pemimpin ISIS.


Baiat kepada pemimpin ISIS menjadi strategi penting bagi NTJ, karena dengan begitu mereka bisa mendompleng nama besar ISIS sebagai organisasi ‘teror’ paling berpengaruh saat ini. NTJ juga melihat bahwa ISIS sedang membutuhkan ‘darah segar’ berupa ‘suntikan aksi’ untuk mempertahankan status mereka sebagai organisasi ‘teror’ paling berpengaruh saat ini.


Begitulah. Siapapun pihak yang punya inisiatif terlebih dahulu dari aksi serangan mematikan pada beberapa gereja di Srilanka itu, baik ISIS dulu maupun NTJ dulu, keduanya memiliki dampak yang sama.


Bagi masyarakat dunia sama-sama menimbulkan dampak ketakutan dan traumatis yang sangat besar.


Kemudian bagi kepentingan kedua kelompok pelaku serangan tersebut, sama-sama menguntungkan mereka. Yang satu butuh pengakuan (NTJ) dan yang satunya lagi butuh penguatan (ISIS) melalui aksi serangan itu.


Semoga Allah SWT menjaga kaum muslimin dari dampak buruk aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh sebagian kecil umat Islam yang salah dalam beragama.

Komentar

Tulis Komentar